√36. APARTEMEN 2

13 4 0
                                    

Happy Reading


Tak terasa jam kini telah menunjukkan pukul 22.00 dan semua orang sekarang benar-benar mabuk kecuali dua orang yaitu vero dan reza.

"verh, mau minum lagih, " racau sheva pada vero.

Vero yang kesal menendang temannya itu agar menjauh darinya dan setelah dilihat-lihat ternyata markas nya telah berubah menjadi kapal pecah.

Mau tak mau vero bangkit dari duduknya dan mulai membersihkan Sampah-sampah bekas makanan dan minuman nya.

Reza yang masih memiliki kesadaran penuh akhirnya memutuskan untuk mematikan laptopnya lalu berdiri untuk ikut membantu vero bersih-bersih.

"lo duduk aja" ucap vero tanpa melihat kearah reza.

"biar cepet selesai" balas reza dan setelah itu mereka berdua akhirnya membersihkannya bersama-sama dan tak berselang lama vero mendengar ada suara mobil yang datang.

Vero pun melihat kearah pintu markas untuk melihat siapa yang datang dan sesuai dengan prediksi nya terlihat marven yang masih memakai setelan jas berjalan masuk ke dalam.

"kenapa gak ngabarin?, biar dijemput, " tanya vero.

"kalian lagi pesta gini masa gue ganggu, " balas marven sambil melihat teman-temannya yang telah mabuk.

"reza pasti capek, anterin pulang lah, " ucap marven sambil menyenggol lengan vero.

"gak usah gue bawa motor, " ucap reza karena tak mau merepotkan siapapun.

"taruh sini aja, anterin ya ver, " ucap marven sambil menepuk-nepuk pundak vero.

Setelah mengatakan itu marven segera menghampiri haries yang telah terkapar diatas sofa lalu mengangkatnya dan membawanya masuk kedalam mobilnya.

"ayo gue anter, " ucap vero setelah melihat marven pergi terlebih dahulu setelah membawa haries.

Reza hendak menolak lagi namun "gak usah nolak, gue tunggu diluar, " ucap veri setelah mengatakan itu ia segera berjalan keluar untuk memanaskan mobilnya.

Melihat vero melengos pergi reza hanya menghela nafas lalu segera mengemasi barang nya lalu ikut pulang bersama vero.

~

Selama perjalanan menuju ke rumah reza lagi-lagi semua nya hening sampai akhirnya vero mau angkat bicara.

"di rumah ada siapa?, takutnya lo dimarahin pulang larut malam, " tanya vero.

"gak ada siapa-siapa, " jawab reza.

"orang tua lo?, " tanya vero karena ia langsung merasa ada yang salah.

"mereka kerja, jarang pulang juga, " jelas reza membuat vero reflek menoleh ke arahnya.

"mau ke apartemen gue?, " tawar vero secara tiba-tiba membuat reza terkejut bukan main.

"hah, boleh?, " ucap reza ragu-ragu, namun keraguan itu bisa cukup membuat vero tersenyum tipis.

"oke, " ucap vero lalu ia segera mencari jalan untuk putar balik menuju apartemen nya, sedangkan reza tak membantah apapun karena dipikiran nya jika ia berada di rumah mungkin ia akan merasa kesepian lagi dan berakhir menangis dalam sepi.

Sesampainya di apartemen vero, reza yang bingung harus bersikap bagaimana memutuskan untuk diam saja sampai akhirnya vero membuka suara.

"gue atau lo dulu yang mandi?, " tanya vero.

"lo aja, " jawab reza gugup.

"oke, lo santai-santai dulu aja, " ucap vero sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah memastikan vero memasuki kamar mandinya, reza memutuskan untuk berkeliling melihat setiap sudut apartemen milik vero ini, karena pada kunjungan pertama nya kesini ia tak terlalu memperhatikan sekitar nya.

Saat sedang asik melihat kesana kemari mata reza tertuju pada satu foto yang ada di sebuah lemari rak, terlihat foto vero sedang menggendong anak kecil dan selain foto itu di bawahnya ada foto vero bersama anggota V5.

Setelah puas melihat foto-foto tersebut reza beralih ke dapur, ia iseng membuka lemari esnya dan terkejut melihat sepotong kue cokelat, dimana ketika melihatnya ingatan yang cukup memalukan itu kembali memenuhi pikiran nya.

Karena terlalu hanyut dalam pikiran nya sendiri akhirnya reza sama sekali tidak menyadari bahwa vero telah berdiri di belakangnya.

"kalo mau, makan aja, " ucap vero tepat dibelakang reza.

Mendengar itu reza reflek menutup lemari esnya dan langsung berbalik badan "gak, gue mandi dulu, " ucap reza lalu mendorong vero mundur untuk memberi jalannya menuju kamar mandi.

"gue tunggu dikamar, " ucap vero sedikit berteriak karena reza telah masuk ke dalam kamar mandi nya.

Setelah memakan waktu 15 menit reza akhirnya keluar dari kamar mandi dan sesuai dengan yang dikatakan vero tadi akhirnya ia memutuskan untuk masuk kedalam kamar tidur nya vero.

Reza mengetuk pintu terlebih dahulu sampai terdengar sautan dari dalam "masuk aja, " ucap vero dari dalam kamar.

Reza kemudian masuk dan hal pertama kali yang ia lihat adalah vero yang sedang fokus melihat kearah layar laptop nya, karena reza tak ingin mengganggu ia akhirnya duduk di sofa yang ada di samping jendela.

"ngapain disitu, sini tidur aja, " ucap vero sambil menepuk-nepuk tempat kosong disebelah nya.

"gue takut ganggu, " balas reza.

"sini za, " ucap vero dengan lembut sehingga membuat hati reza tergerak untuk naik keatas kasur bersama vero.

"tidur aja, " ucap vero pada reza yang hanya duduk disamping nya.

Reza menghela nafas besar lalu perlahan ia merebahkan tubuh nya diatas kasur, namun karena ia belum bisa tidur akhirnya ia melihat kearah layar laptop vero.

"ngapain? " tanya reza karena ia tak paham dengan apa yang sedang dilakukan vero.

"ngecek ulang tugasnya marven," jawab vero masih dengan mata tertuju ke layar laptop nya.

"lo nerima hubungan marven sama haries?, karena gue perhatiin selama di markas tadi, lo gak bereaksi apapun, " tanya reza yang penasaran.

Mendengar itu vero sempat terdiam dan setelah berpikir sejenak ia memutuskan untuk mematikan laptopnya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan reza.



see u next chapter 👋👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VIOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang