Hai guys i'm back 🤗
Selesai membereskan semua barang-barang bawaannya. Naila menuju ke dapur, sebentar lagi waktunya makan siang.
Awalnya ia berniat akan memasak untuk makan siang nanti. Namun saat sudah sampai di dapur, di atas meja makan sudah banyak makanan yang tersedia.
" Non Naila ya? " Tanya seorang wanita paruh baya, yang baru saja menyelesaikan cuci piringnya.
" Iya Bu " jawab Naila yang sedikit bingung, kenapa bisa wanita ini mengenalinya?
" Panggil bibi saja, sama seperti Den Dzaki "
" Eh iya Bi "
" Perkenalkan, saya Bi Asti. Asisten rumah tangga di sini sejak Den Dzaki masih kecil " Bi Asti mengulurkan tangannya.
Naila menjabat uluran tangannya. " Naila Bi "
" kapan ke sini? "
" Tadi pagi Bi "
" Oh, tadi pagi saya ke pasar. Jadi tidak melihat kalian datang "
" Iya Bi "
" Dzaki mana? "
" Ee... itu lagi keluar sebentar "
" Kemana? "
" Ke- "
" Assalamualaikum " ucapan Naila terpotong karena ada salam dari Dzaki, yang memasuki rumah.
" Bibi " Dzaki berjalan ke arah Bi Asti, lalu mencium tangannya.
" Den, dari mana? "
" Ini bi, Naila minta di belikan kue. Iya kan? "
" Mau kue toh. Baru sehari jadi pasutri, udah di turuti. Nanti Kalau ngidam bisa lebih dari ini Den, jaga-jaga aja " Tutur Bibi yang di akhiri dengan kekehan.
" Iya Bi "
" Mamah sama Papah belum pulang? " Tanya Dzaki.
" Belum Den, paling sebentar lagi "
" Assalamualaikum " suara salam dari luar.
" Waalaikumsalam " jawab mereka bertiga.
" Mamah? Papah? "
" Sayang "
" Naila " Arfan menghampiri Naila.
" Papah " Naila mencium tangan sang Papah mertua.
" Sudah dari pagi ya? "
" Iya Pah "
" Kalian sudah makan siang? "
" Belum "
" Sudah sholat duhur? "
" Belum Pah "
" Kita sholat duhur berjamaah dulu, setelah itu baru makan "
KAMU SEDANG MEMBACA
NAILA [On Going]
Teen FictionJangan lupa follow sebelum membaca ⚠️ ____ Menceritakan tentang gadis Pengidap Astraphobia atau ketakutan terhadap guntur dan kilat. Bertemu dengan seseorang pengidap Nyctophobia atau memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap kegelapan. Mereka be...