Part 46

237 16 0
                                    

Hai guys i'm back 🤗



💐

"Bunga terakhir untuk Ayah"

~Naila~




~Naila~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PLAK!

Ada sebuah tangan yang menampar pipi Dzaki cukup keras.

" Astaghfirullah! " Bi Asti langsung mendekati kembali dan memegang pipi Dzaki .

" Pah! Jangan pakai cara kasar, kita bicara pakai kepala dingin kan bisa! " Tutur Zahra - Mamah Dzaki.

" KETERLALUAN KAMU DZAK! KAMU APAIN NAILA?! KAMU LUPA SAMA TRAUMA DAN MASA LALU NAILA, IYA?! " Amarah Arfan tidak bisa di tahan seketika, saat sudah berhadapan langsung dengan Dzaki.

" PAPAH KAN PERNAH BILANG, JANGAN SAMPAI KAMU BAWA MOBIL DENGAN KECEPATAN TINGGI SAAT LAGI BERSAMA NAILA! KENAPA KAMU MALAH LAKUIN ITU SEKARANG?! "

" Maafin Dzaki pah, Dzaki bener-bener gak sadar tadi kalau Dzaki kebut-kebutan. Dzaki minta maaf. " Dzaki langsung bersujud di hadapan papahnya.

" Maafin Dzaki, Papah boleh hukum Dzaki, apapun itu Dzaki siap. "

" Pah udah pah, kita bicarakan ini baik-baik. Nak bangun. " Zahra langsung merangkul pundak Dzaki untuk bangkit.

Zahra langsung memeluk Dzaki dan mengecek bekas tamparan suaminya itu.

" Kamu gakpapa? Sebelah mana yang sakit, biar mama yang obati. " Khawatir Zahra.

Dzaki membeku atas perlakuan Zahra barusan, ini mimpi atau nyata? Kalau ini nyata apakah mamahnya sudah berubah dan kalaupun ini mimpi, tolong jangan bangunkan sampai kapanpun.

" Mah? Apakah Dzaki mimpi? Atau ini nyata? " Dzaki melepaskan pelukannya lalu menatap manik mata mamahnya.

Zahra juga bi Asti yang mendengar penuturan dari Dzaki sedikit bingung, kenapa Dzaki bisa menanyakan hal itu?

" kenapa kamu menanyakan hal seperti itu? "

" Kalau Dzaki mimpi, tolong jangan bangunkan Dzaki ya mah. "

" Ini nyata nak, memangnya kenapa kalau mimpi? "

Dzaki hanya menggeleng, lalu kembali memeluk mamahnya. Arfan sendiri sudah pergi dari dapur, entah dimana sekarang. Mungkin di kamar, atau ruang kerja?

NAILA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang