"Lo pulang naik apa Pi? Dijemput?"
"Iya, di jemput Mas Agi," jawabnya sembari fokus menyalin jawaban dari buku Migo.
"Udah baikan?"
"Tau ah, males gue ngomongin Mas Agi. Setiap habis ada masalah juga dia nggak pernah ada inisiatif-inisiatifnya buat minta maaf ke gue. Kaya dia itu malah bersikap seakan-akan nggak pernah ngelakuin salah sama gue, sebel banget gue." Viola mendengus sebal.
"Mungkin lo dulu yang harus minta maaf?" Migo memberi pendapat.
"Kenapa harus gue? Dia duluan yang bikin masalah sama gue," sahut Viola tidak mau kalah.
"Mungkin Bang Agi mikirnya lo yang kecil, jadi lo yang harus nurunin ego buat minta maaf duluan. Gue kasih tau Pi, minta maaf itu bukan berarti lo salah, tapi un-"
Belum selesai Migo menyelesaikan kalimatnya, bel masuk berbunyi.
•••
"Gue titip kunci Pi, ntar Vigo ngambil kesini."
"Lo pulangnya?"
"Gue ke Sisil dulu, nyelesaiin tugas kelompok. Kan sisa bagian gue sama Sisil. Udah mepet deadline juga," ujar Migo menjelaskan.
"Gue? Ntar nyusul aja gimana?"
"Bagian lo kan udah. Udah tenang aja, gue sama Sisil ngerjainnya serius kok, lo mending istirahat aja dirumah. Gue permisi ya, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab Viola pelan.
Menyadari siapa yang akan kesini, Viola meneriaki punggung Migo yang mulai menjauh. Tanpa sadar Vigo sudah menunggu di depan pintu kelas. Sialan, Viola sangat malu karena tempo lalu dirinya tidak sengaja mengetik pesan dengan aku-kamu.
Menyadari itu pun, Viola melangkah keluar kelas. "Ini kuncinya."
Melihat Viola langsung berjalan terburu-buru membuat Vigo mengerutkan keningnya heran.
Tanpa sadar Vigo melihat bercak merah di rok Viola. Vigo melepas jaketnya dan berlari pelan menyusul Viola. Tanpa basa-basi Vigo mengikat jaketnya di pinggang Viola.
Viola menoleh
"Bawa rok berapa?" tanya Vigo to the point.
"Satu," jawabnya kebingungan.
"Kenapa ngiketin jaket?"
"Ikut saya, Kak." Viola mengikuti langkah Vigo. Sesampainya di depan toilet wanita, Viola mengerutkan kening bingung. Untuk apa Vigo membawa kesini?
"Jangan berpikir aneh-aneh. Coba cek rok belakang Kakak ke dalam," ucapnya menunjuk toilet wanita. "Saya mau ke koperasi dulu sebentar untuk membeli rok ganti sama pembalut." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Vigo berlari menuju koperasi.
Viola hanya terdiam canggung. Kenapa bisa tembus begini si? Biasanya juga tidak pernah, banar-benar memalukan.
•••
Selesai mengganti roknya, Viola keluar dari kamar mandi. Melihat Vigo yang menunggunya di depan, Viola menggigit pipi dalamnya.
"Makasih, ya. Nanti uangnya aku ganti. Tapi nggak sekarang, aku nggak bawa uang sebanyak itu soalnya. Atau mau nunggu aku di jemput? Biar aku mintain uang sama Mas Agi dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal Kertas
Teen Fiction"Hai," sapa seorang pemuda dengan baju osis yang masih bertengger di tubuhnya. Sungguh, itu suara lelaki terlembut yang pernah Viola dengar. Viola akhirnya mendongak sekilas, melihat siapa yang menyapa dirinya, tanpa memiliki niat untuk menjawab sed...