"Ya lo bayangin aja, Nes. Em, apa ya... secara gue kan agak deket sama Vigo ya? Nah si Vigo ini nge-gep gue lagi makan bareng sama Abangnya di taman sekolah. Mana dia tuh nyamperin gue, Nes. Beliin gue sama Zigo minum," ucapnya dengan nada menggebu-gebu.
"Zigo itu Farel? Dan Farel itu ternyata Abangnya Vigo?"
"Iya! Kaya... ternyata dunia se sempit itu, iya nggak sih?"
"Farel menurut gue oke si. Di lihat dari segi muka oke, perilakunya juga oke. Dia emang suka balap liar, mukanya datar, kalo ngomong agak nyelekit. Tapi dia lumayan baik si, mungkin karena nggak pernah bolos mapel PPKn kali ya? Makanya jadi gitu bentukannya. Setiap dia mampir bar nya molly juga paling tidur di kamar lo, nggak nidurin cewe."
Viola mengangguk setuju, Zigo memang baik, cuma mukanya aja yang agak nyeremin. Lalu ia menahan senyumnya, "kalo Vigo?"
"Modelan anak baik yang pinter nggak, sih? Soalnya dari mukanya aja udah keliatan muka-muka anak pinter."
Lagi-lagi Viola mengangguk setuju. Vigo memang se baik itu. Ketika Viola mengingat Vigo... yang Viola pikirkan hanya segala hal baik tentangnya.
Entah mengapa, segala tentang Vigo selalu bisa membuat Viola tersenyum. Si pemilik mata teduh yang selalu menatap Viola dengan lembut. Lelaki dengan kepribadian tenang dan hangat. Akan selalu menyenangkan membahas segala hal bersamanya. Memandang senyumnya yang khas adalah kegemaran Viola.
"Gue ajak Migo sana Ans kesini nggak apa-apa kan, Nes?"
"Ajak Argi sekalian aja biar rame."
Viola segera membuka ponselnya untuk mengabari Migo dan Ansnata. Kemudian ia membuka room chat dengan Argio, mengetikkan sesuatu di sana.
Violanadarfrza
Ke rumah sini, main. Ada Migo jugaTidak lama chat di kirim, Viola langsung mendapatkan balasan.
Argio
Iya, aku kesana skrgSuasana rumah yang memang sedari semalam ramai karena kehadiran Innesa menjadi semakin ramai kedatangan Migo dan Ansnata pagi ini.
Setelah membalas pesan Viola, Argio belum terlihat batang hidungnya.
Viola beranjak dari sofa untuk mengambil beberapa cemilan, mereka pasti akan membahas hal yang seru. Akan kurang lengkap jika tidak ada cemilan di meja tengah.
Tidak lama pintu depan di ketuk entah oleh siapa, mungkin Argio?
Innesa meminta tolong kepada Migo agar membukakan pintu depan. Hingga tidak lama Migo masuk kembali dengan lelaki yang terlihat seumuran dengan Migo.
"Lah? Siapa lagi ini? Perasaan banyak banget deh temen Vio," tanya Ansnata.
Viola yang baru saja datang membawa berbagai cemilan menyahuti. "Eh kenalan dulu kenalan ayo."
Argio mendekatkan langkanya ke depan Innesa, "Argio, panggil Gio."
Innesa menjabat tangan Argio sebagai tanda perkenalkan. "Innesa," ucap Innesa.
Argio bergantian menjabat tangan Ansnata.
"Ansnata, panggil Ans aja."
"Dia tuh adeknya Pio, bukan temennya," ucap Migo memberikan informasi.
"Kamu yang santai aja, Ar. Kaya ngomong sama Migo, di buat biasa aja," Viola mengintruksi hal tersebut agar Argio tidak canggung berbicara dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal Kertas
Teen Fiction"Hai," sapa seorang pemuda dengan baju osis yang masih bertengger di tubuhnya. Sungguh, itu suara lelaki terlembut yang pernah Viola dengar. Viola akhirnya mendongak sekilas, melihat siapa yang menyapa dirinya, tanpa memiliki niat untuk menjawab sed...