"El!."
Nuel memegang kepala nara yang ingin melesat di tembok begitu saja agar kepala gadis itu tidak menyentuh tembok di hadapan nya. Ia menggerutu kesal, saat melihat kecerobohan Nara.
"Bisa ga si pelan pelan!."Peringat nya.
"Ya maaf."
"Gimana kalau kepentok keras?. Lo pikir lantai nya ga licin?. Lari lari seenaknya!."Ujar nya, masih sedikit kesal.
Nara menghela nafas nya, mengangguk patuh."Ga sengaja. beneran."Sahut nya menjelaskan.
"Ga sengaja ko lari lari nya tiap hari."
"Yaudah si tinggal maafin doang."
"Kenapa ga pernah dengerin gue?."
"Khilaf."
"Ngelak aja terus."
"Ya Allah, maafin aja apa susah nya si? ck."Decak Nara dengan wajah sedikit kesal.
"Kenapa?."Tanya nya to the poin.
Mata nara menyipit saat mendengar jawaban dari lelaki itu yang terlihat begitu datar.
"Ih, gue pacar lo kali, cuek banget hari ini."Desis nya.
"Mau apa, nara?."
"Senyum dulu, baru gue kasih tau."
"Oke, ga penting!."Potong nya yang ingin pergi meninggalkan gadis itu.
Ah nuel memang sedikit kesal dengan Nara dari kemarin yang terlihat sangat ceroboh.
Nara mencekal lengan lelaki itu dan berhasil membuat nuel menghentikan langkah nya."Ih baper amat lo!."
"Ck, yaudah mau apa?."Tanya nya berusaha sabar.
"Lo ga pake dasi? ntar kena hukuman kan mau upacara.."Ujar nya sontak membuat nuel menunduk, melihat kemeja polos nya. Ah sial! kenapa ia tidak ingat bahwa ini hari Senin?.
"Gue mau ke-."
"Gue bawa ko buat lo, ini."Potong Nara saat tau kemana jawaban lelaki itu.
"Beneran?."
Nara mengangguk dan menyodorkan dasi itu namun nuel sama sekali tidak berniat mengambil nya dari lengan Nara. Gadis itu berdecak sebal saat tidak ada pergerakan dari kekasih nya.
"Ambil dong! diem aja kayak mulut lo!."
"Pakein."
Nara terkekeh, dan melihat dua lelaki yang berjalan melewati nya sambil melihat ke arah kedua nya."Manja kali dia ges ya."Kekeh nya pada kedua lelaki itu sambil menunjuk nuel dengan arah pandangan nya.
"Yaudah kalau gamau."
"Aelah, emang baper Lo tuh. sini."Ujar nya, menyuruh nuel untuk mendekat dan langsung di turuti oleh nya.
Lalu, lengan nya mulai mengikat, membentuk simbol dasi pada umum nya di kerah kemeja kekasih nya."Ganteng kalau gini!."
"Yaudah. sana."Suruh nuel membuat Nara menahan untuk tidak mengumpat karena perkataan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INJURED [END]
Teen Fiction[ PLEASE UNTUK TIDAK MENCURI KARYA SAYA! ] "Berhenti." "Gue bisa mati."Sahut nara cepat. "Semua orang bisa mati." "Gue mau mati di tangan tuhan, bukan papah." *** "Nuel," "Apa?." "Kita bakal terus bareng ya?." *** "Banyak kebahagian Lo di luar sana...