Bagian (38)

29 2 0
                                    

Maudy menatap jalanan dari arah kaca, menunggu seseorang saat ini. Sudah hampir lima menit, tapi orang itu sama sekali belum menampakkan wujud nya saat ini.

Ya walau waktu janjian nya masih ada sepuluh menit lagi.

"Sorry telat."

Maudy menoleh, melihat nuel yang duduk di hadapan nya kali ini.

"Lo ngapain ngajak gue ketemu?."Tanya nuel.

Maudy menaruh cangkir minuman yang tadi di pegang nya, lalu menatap lelaki itu sedikit tidak suka."Gue mau ngomong sama lo."

"Ngomong apa?."

"Putusin nara."Ucap maudy to the poin.

Nuel menyerngit, tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh Maudy saat ini."Apa maksud Lo?."

"Masih kurang jelas?."

"Bukan, gue-."

"Putusin nara! sekarang!."Tegas maudy.

"Gue gabisa."Tolak nuel.

Maudy memutar bola mata nya malas."Gue ga minta persetujuan Lo. putusin nara atau gue sendiri yang buat lo jauh dari adik gue!."

"Apa alasan nya?."

"Alasan? Lo masih sempet sempet nya nanya alasan gue apa?."Huft, sepertinya Maudy tidak boleh terlalu emosi saat ini. Tapi berbicara dengan nuel sekarang, benar benar ingin menghabisi lelaki itu rasanya.

"Gue ga ngerti maksud Lo apa."

"Lo udah cukup jauh nyakitin adik gue!. Dan gue benci itu nuel!."Jawab Maudy menggantung."Apa lo pikir gue gatau gimana keseharian lo sama Anya?. lo ga mikirin perasaan adik gue apa?."

"Sekarang kalau gue tanya, lo pacar Nara atau bukan?!."

"Gue pacar nya kak."

"Pacar macam apa?. kalau lo sadar lo itu pacar nya Nara, harus nya lo ngerti perasaan dia waktu lo deket terus sama anya."

"Gue lakuin itu belakangan ini kar-."

"Karena cuman nara dorong Anya?. Itu aja?. Cuman masalah sepele aja lo sampe segini nya sama Nara?."Ujar Maudy dan Itu sontak membuat nuel berfikir.

"Gue gamau banyak omong, mending lo liat sendiri."

Maudy menyodorkan ponsel nya pada nuel, membiarkan lelaki itu mendengarkan semua nya yang terjadi hari itu.

Jangan tanyakan dari mana, tentu Maudy mendapat rekaman itu dari hp milik Nara karena gelvan mengirim nya, ntah siapa lelaki itu.

Maudy melihat nuel yang terdiam, lalu menggeser ke arah foto foto di samping nya."Lo liat ini!. Gue gatau dia siapa, tapi Lo tau kan gimana perasaan Nara kalau terus terusan liat foto ini?."

"Dan kemarin, lagi lagi Lo buat adik gue sakit hati. Lo juga pelukan sama Anya depan nara. kalau lo udah gabisa jaga in Nara, bilang sama gue."

Maudy menarik ponsel nya, memasukan kembali pada tas yang ia bawa.

Nuel cukup syok, kenapa dia tidak melihat Nara saat di koridor waktu itu?. Jadi, itu alasan Anya memeluk nya? Hanya karena ada Nara?. Ah, sialan.

"Kak, gue gatau soal pemilik nomor itu, dan gue juga gatau kalau ternyata Anya yang emang mulai duluan. Soal yang pelukan itu, dia yang tiba tiba meluk gue."

"Lo bisa jelasin itu sama nara. Tapi kenapa lo ga dengerin Nara waktu itu?."

"Gue kira kalau Nara itu cuman bohong."

"Kalau gue ga kasih tau ini, Lo bakal terus salah paham kan?."

"Tapi gue gamau put-."

"Gue kecewa sama lo."

INJURED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang