Bagian (26)

29 2 0
                                    

Nuel mencegah Nara yang kini berjalan di koridor, mengikuti segala arah gadis itu yang berusaha melewati nya namun seperti nya Nara sangat kesal pagi ini.

Alis nuel naik turun saat Nara tidak kembali bergerak dan menatap wajah nya.

"Minggir."

"Lo udah sarapan?."

"Minggir."Ucap Nara mengacuhkan.

"Tau ga si warung yang depan sekolah itu?. kesana yu, gue laper banget nih."

Nara jengkel, dengan apa yang nuel lakukan dari kemarin. Benar keras kepala lelaki ini.

"Minggir nuel!."

"Iya enak. mau juga?."

Nara mendengus, ingin memutar arah namun nuel kembali menghalangi nya.

"Mau juga kan?."

"Gue mau ke kelas."

"Masih pagi. belajar juga nanti satu jam lagi."

"Gausa buat gue kesel."

"Emang iya?."Tanya nuel.

Nara mendorong lelaki itu, namun sial sekali karena badan nuel terlalu kuat untuk di geser.

Nuel terkekeh pelan, lalu menggenggam lengan Nara, menarik gadis itu untuk pergi dari sana.

Tidak peduli dengan Nara yang terus meminta untuk melepaskan cekalan nya. Bahkan lengan nya pun sangat tidak bisa diam, mungkin gadis itu berusaha melepaskan nya.

"Lo kenapa si?."

"Kenapa apa nya?."Tanya nuel.

"Lo ngeyel dari kemarin."

"Gue ga suka lo ngehindar."

"Siapa yang ngehindar?. Orang ga."

"Ga salah?."

Nuel tersentak saat Nara kini mencekal lengan nya dengan sangat kuat, gadis itu bahkan mendekatkan tubuh nya dengan tubuh milik nuel. Ntah kenapa dengan gadis itu.

Lengan Nara terus menggenggam kuat lengan nuel."Ada apa?."Tanya nuel.

"Diem."

"Kok aneh banget."Heran nuel.

Tampak terlihat begitu jelas, nuel melihat ke arah Anya yang berjalan menghampiri nya. Ah, sepertinya Nara memang cemburu dengan Anya.

Lucu sekali.

"Pagi nuel, Nara."Nuel dan Nara hanya mengangguk tanpa membalas sapaan gadis itu saat melewati nya.

Nara memutar bola mata nya malas. Lalu melepaskan lengan nya yang tadi menggenggam lengan nuel, namun lelaki itu lebih cepat merangkul nya.

"Takut ya?."Bisik nuel sedikit meledek.

"Takut kenapa?."

"Takut kehilangan gue."

Nara memalingkan wajah nya. Ya siapa coba yang tidak takut kehilangan lelaki ini?. Jika pun bisa, Nara ingin mengunci nuel agar terus bersama nya.

"Apaansi. makin aneh lo."Elak nya.

"Gue ga akan suka cewe lain. gue suka nya cuman Lo."

"Biasa nya si itu buaya yang ngomong."

"Gue buaya nya baik kok."

"Halah! Tai Lo."Desis Nara.

Nuel tertawa pelan, lalu mengangkat jari kelingking nya."Ayo baikan."Ucap nuel, mengangguk ke arah Nara.

INJURED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang