Nara menatap dirinya di cermin. Mengusap wajah nya, melihat beberapa luka yang kini terlihat cukup jelas. Mata nya juga terlihat sangat memerah, akibat menangis semalaman.
Ia menarik nafas nya pelan, mengusap sedikit cairan yang keluar dari ekor mata nya.
Langkah nya berjalan ke arah jendela begitu mendengar suara motor milik nuel. Kenapa lelaki itu datang kesini lagi?. Apa nuel tidak kapok?.
Dari arah kaca, nara menggeleng saat nuel ingin naik ke atas balkon nya. Mengisyaratkan agar nuel tidak menghampiri nya kali ini.
Mata Nara menyipit, melihat begitu jelas nya wajah lelaki itu yang sangat memerah, mata nya pun terlihat cukup sembab. Apa nuel menangis semalam?.
Lengan nara melambai dengan senyuman yang sudah terpasang dari wajah gadis itu. Mengisyaratkan pada nuel bahwa dirinya baik baik saja.
Nara menunjuk ke arah mata milik nuel, lalu menggeleng pelan.
"Lo jangan nangis."Ucap Nara, menggerakan bibir nya, berharap nuel mengerti apa yang baru saja ia ucapkan.
Nuel merogoh saku nya, lalu menelpon Nara dari bawah sana membuat gadis itu langsung mengangkat nya.
"Kata nya lo kuat? ko cengeng gini si?."Ucap Nara tiba tiba.
Nuel tidak menggubris, tatapan mata nya terus menatap ke arah Nara dari bawah."Maafin gue, nar."Ucap nuel dengan suara yang begitu serak.
"Siapa yang nyuruh lo minta maaf?."
"Gue gagal lagi dan lagi."Lirih nuel.
"Gue baik baik aja, nuel."
Jika bisa, Nara sangat ingin berada di samping lelaki itu sekarang. Tapi sial nya, papah nya malah mengunci nya di kamar, tidak membiarkan Nara untuk keluar dari rumah nya apalagi bertemu dengan nuel.
"Lo ga baik baik aja nar. gue tau itu."
"Jangan kayak gini, el."Pinta nara."Gue ga suka liat Lo kayak gini. gue gapapa."Lanjut nara.
"Udah di obatin?."Tanya nuel mengalihkan.
"Udah sembuh juga. kan-."
"Berhenti bilang semua nya baik baik aja."Potong nuel memohon.
Apa Nara tidak sadar bahwa dari kaca yang cukup besar, nuel juga bisa melihat beberapa luka di wajah dan lengan gadis itu?. Tapi kenapa Nara terus mengelak.
"Dengan itu Lo malah buat gue tambah khawatir, Nara."Lanjut nuel lirih.
Nara terdiam, nuel tidak pernah terlihat seperti ini. Tapi kenapa pagi ini lelaki itu begitu sedikit berbeda?.
"Jangan khawatir."Ucap nara pelan.
"El."Lanjut Nara memanggil.
Nuel mengangguk pelan di bawah sana."Gue gasuka liat Lo nangis."Ujar Nara membuat nuel terdiam seketika.
Apa wajah nya nya terlihat begitu jelas bahwa nuel habis menangis?.
"Gue cuman takut Nara,"Jawab nuel dengan suara serak nya.
"Gaada yang perlu di takutin el. lupain. gausa inget hal kemarin."
"Gimana bisa semudah itu?."Tanya nuel, tanpa di sahuti oleh Nara.
"Ayo pergi ke rumah gue."Ajak nuel.
"Gue bisa tambah celaka."
"Terus gue harus apa nar?. gue harus lakuin apa biar Lo keluar dari situasi ini?. gue gamau Lo terus terusan kayak gini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
INJURED [END]
Teen Fiction[ PLEASE UNTUK TIDAK MENCURI KARYA SAYA! ] "Berhenti." "Gue bisa mati."Sahut nara cepat. "Semua orang bisa mati." "Gue mau mati di tangan tuhan, bukan papah." *** "Nuel," "Apa?." "Kita bakal terus bareng ya?." *** "Banyak kebahagian Lo di luar sana...