Bagian (09)

31 3 0
                                    

Lengan nya yang ingin mengambil buku miliknya di tangan giandra, sontak terhenti karena ucapan gadis itu.

"Gila si, nilai lo rata rata kalau ga empat, ya lima. harga buku nya aja lebih gede dari pada nilai lo. Ck, cupu."Ucap giandra sambil terus melihat selembar kertas ke belakang nya.

"Balikin."Pinta Nara.

"Pinjem. gue mau liat liat dulu."

"Gaada yang perlu di liat!."Sentak Nara berusaha mengambil buku nya namun giandra menghempas lengan Nara.

Giandra menggeleng pelan, lalu tertawa renyah."Gue kalau jadi lo, pasti insecure banget pacaran sama nuel, secara Lo sama dia itu beda jauh."

"Kalau gitu, jangan jadi gue!."

"Duh nar, saran gue si ya mending Lo ngaca deh, ya paling engga sadar diri lah. masa cowo sepinter dan sefamous dia harus bersanding sama lo? Kek, ga level gitu ga si?."Ujar nya dengan nada cukup meledek.

Nara memutar bola mata nya malas. Apa gadis itu tidak bisa berhenti bersikap dia paling benar di sekolah nya? giandra terlalu merasa paling benar.

"Gue tiap hari sadar diri kok, cuman nasib gue emang ga seburuk lo, jadi bisa bersanding sama nuel. kenapa? gerah ya?."Sahut nara tajam.

Ucapan nara sedikit menohok untuk giandra. Tapi ia berusaha untuk tidak terpancing saat ini.

"Gue si ngomong gini biar nuel ga terlalu jauh di pandang rendah ya sama siswa lain, secara selera dia kayak gini."Mata giandra menunjuk ke arah Nara, menatap gadis itu dari atas sampai bawah.

Nara menatap giandra tidak suka, saat gadis itu menatap nya dengan tatapan meremehkan.

"Gue ga suka di tatap kayak gitu!."

"Loh kenapa? gue biasa aja kok."

"Gue gamau ribut sama lo! cepetan balikin."

"Kenapa takut kalah ya lawan gue?."

"Lo ga cape apa tiap hari ngurusin hidup orang?. Sehari aja Lo diem, lo ga makan?. iya?."

Giandra mendengus geli saat Nara mulai terpancing emosi nya. Gadis itu sangat jarang terpancing emosi, ah giandra sangat suka ini.

Ia menaruh buku milik Nara di meja nya, lalu mulai menyentuh rambut milik Nara dan memainkan nya."Nar, Lo itu ga pantes buat masuk ke sekolah ini. lo itu sampah disini!."

"Gausa sentuh gue!."Bentak Nara mulai tersulut emosi, dan menghempas kasar lengan giandra.

"Uh kenapa? gue kan cuman mau main aja sama lo. Lo kan ga punya temen, lagian ya mana ada yang mau temenan sama lo?. bener ga gue? Ups!."

"Cuman ya nuel emang lagi buta aja, makan nya mau sama lo, sampe pacarin Lo lagi."

"Ck, ga kebayang kalau nuel ikut bodoh juga karena deket deket Lo terus."

Brak.

Nara mendorong meja milik giandra begitu kencang membuat gadis itu tertekan akibat dorongan Nara yang begitu kuat."Bisa gausa bawa bawa nuel dan hubungan gue?!."

"Ck, lepasin nar, pengap."

"Yang sampah di sekolah ini itu lo!. lo yang lebih ga berguna dari gue!."

Giandra melambaikan tangan nya, ke arah siswa dan siswi yang kini melihat kedua nya."Nara! Lepas!."Suruh salah satu teman kelasnya.

"Dia emang harus di kasih pelajaran!. gue udah coba buat tahan setiap Lo caci maki gue dan sebut gue bodoh, ga guna, sampah. tapi gue ga bakal terus diem kayak orang cupu!."

INJURED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang