"Harus nya papah ga lakuin itu sama Nara!."Kesal maudy, melihat kedua orang tua nya bergantian.
"Papah lakukan itu untuk kebaik-."
"Gaada kebaikan pah!. Papah harus nya ngerti gimana perasaan Nara waktu papah bilang kalau Maudy cuman anak semata wayang papah!."
Dimas membuang nafas nya kasar. Apa ini kesalahan nya?. Jelas bagi nya, hanya Maudy anaknya.
"Bisa untuk tidak membahas ini?!."Tegas Dimas.
"Kalau gini, Aku ga akan pernah datang ke acara ajakan papah!."
"Papah melakukan itu karena papah ingin mereka lebih mengenal kamu!. kamu penerus papah Maudy, dan mereka harus mengenal kamu. bukan Nara!."
"Tapi apa pantes papah bilang kalau aku anak semata wayang papah?."
"Apa yang harus di permasalahkan?. Ini hanya soal pembicaraan. Nyatanya, Nara tetap anak papah."Balas Dimas berusaha menyelesaikan pertengkaran ini.
Dimas hanya takut bahwa nanti sikap nya malah menyakiti Maudy.
"Soal pembicaraan?."Kekeh Maudy, menggantung ucapan nya. Masih susah sepertinya menyadarkan papah nya saat ini. Bahkan untuk rasa bersalah saja, papah nya seperti tidak ada.
"Maudy, jangan di lanjutkan."Potong Dian saat melihat Maudy yang masih ingin membela Nara.
"Papah harus di kasih tau mah."
"Papah tau. tapi mungkin papah melakukan itu karena ada tujuan nya kan?."
"Apa tujuan nya?."
Kedua nya diam tidak berkutik saat Maudy kembali membuka suara nya untuk bertanya.
Dimas memejamkan kedua mata nya, mengubur segala emosi nya yang sedikit memuncak."Papah minta maaf."Lerai nya.
"Aku ga perlu maaf papah."
"Apa yang harus papah lakukan?."
"Minta maaf sama Nara."
"Kamu bisa menyampaikan ini."
"Oke. Papah-."
"Papah bakal minta maaf."Ucap Dimas mengalah, berdiri dari duduk nya dan berjalan ke arah kamar nara.
Ia membuka pintu kamar Nara. Melihat sekitar kamar Nara. Ini pertama kali setelah belasan tahun, Dimas baru kembali menginjak ruangan ini.
Ntah apa yang terjadi disini, Dimas tidak peduli akan suasana kamar Nara.
"Papah?."Gumam Nara saat papah berada di kamar nya.
Mulut nya terasa begitu kaku saat ingin mengucapkan kata maaf. Ia rasa, ia tidak seharusnya melakukan ini.
Namun keberadaan Maudy yang juga ada disini, membuat nya mau tidak mau harus tetap melakukan ini.
"Mau ap-."
"Papah minta maaf."
Tiga kata itu benar benar membuat kuping Nara sangat lambat untuk mencerna. Ntah kuping nya yang salah, atau mungkin mulut Dimas yang salah akan kata pengucapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INJURED [END]
Teen Fiction[ PLEASE UNTUK TIDAK MENCURI KARYA SAYA! ] "Berhenti." "Gue bisa mati."Sahut nara cepat. "Semua orang bisa mati." "Gue mau mati di tangan tuhan, bukan papah." *** "Nuel," "Apa?." "Kita bakal terus bareng ya?." *** "Banyak kebahagian Lo di luar sana...