"Jangan lupa istirahat yang banyak sama minum obat nya, biar kondisi kamu cepat membaik ya."
"Makasih dok."
"Yasudah kalau gitu saya permisi."
Nuel melirik Nara sekilas."Gue keluar bentar."Ucapnya tanpa menunggu jawaban dari gadis itu.
"Dok maaf."
Dokter mala menghentikan langkah nya lalu menoleh ke arah belakang."Iya, ada yang bisa saya bantu?."
"Saya boleh tanya?."
"Boleh, silahkan."
"Soal nara, apa ada cara lain untuk mengatasi nya?."Tanya nuel memastikan.
"Ada, karena nara juga punya kelenjar di tubuh nya, jadi satu satu nya cara agar bisa menyembuhkan nya hanya dengan operasi."
Nuel sedikit terkejut mendengar apa yang dokter katakan."Selain itu?."
"Jika tidak mau operasi, ya mau tidak mau nara harus sabar untuk melakukan pengobatan ini. Hanya ada dua cara itu saja."
Nuel menghela nafas nya."Begitu ya, kalau gitu makasih banyak dok."
"Iya, sama sama."
Nuel kembali masuk ke ruangan nara untuk menghampiri gadisnya."Lo ngapain?."Tanya Nara saat tadi sedikit melihat interaksi kedua nya dari kaca pintu.
"Ngomong biasa."
"Ngomongin apa?."
"Soal lo."
"Terus kata dokter nya?."
Nuel menatap gadis itu lekat, lalu menggenggam erat lengan nara."Nar, kalau cara biar lo cepet sembuh cuman dengan operasi, lo mau?."
"Lo gila?. Gue ga punya ua-."
"Lo ga perlu mikirin uang, nara."
"Jelas gue pikirin, gim-."
"Cukup lo mau lakuin operasi aja. soal di luar dari kesembuhan lo, itu biar jadi urusan gue."Potong nuel lagi.
Nara menggeleng."Gue gamau."
"Kenapa?."
"Ya gue gamau."
"Gue ga bakal minta uang papah."Ujar nuel saat tau apa yang ada di pikirin Nara saat ini.
"Terus, lo dapetin dari mana?."
"Gue punya banyak tabungan, dan gue rasa, motor gue juga bisa cukup buat tambahin itu."
Nara menggeleng. Tidak percaya dengan apa yang ada di pikiran nuel saat ini. Nara tau nuel melakukan ini untuk kesembuhan nya, tapi apa nuel tidak melihat ke depan nya?. Pasti lelaki itu juga banyak kebutuhan yang tidak sedikit.
"Lo mau kan?."Lanjut nuel.
"Gue mau pengobatan rutin aja, gue rasa, ini udah lebih dari cukup."
"Tapi nar-."
"Berhenti nuel. Jangan buat gue tambah berhutang Budi sama Lo."
"Gue cuman mau Lo sembuh."
"Gue pasti bisa sembuh sekalipun ga dengan operasi."
Nuel mengusap wajah nya kasar."Uang bisa di cari nar, tapi kesembuhan Lo? Itu ga akan datang berkali kali. Gue takut nara. Gue takut lo,"Gantung nuel.
"Gue ga akan ninggalin Lo."Sambung Nara meyakinkan.
"Lo selalu bohong sama gue. apa ucapan Lo yang sekarang juga, bisa gue percaya?."Ujar nuel lirih.
Nara terdiam sesaat, lengan nya terulur mengusap pipi lelaki itu."Makasih el, udah mau relain semua yang lo punya buat gue, tapi gue bakal berusaha untuk tetap bertahan demi lo."
*****
Gelvan merangkul bahu Nara secara tiba tiba saat tiga hari belakangan ini ia tidak melihat gadis itu.
"Nar, Lo kemana aja si? gue ga pernah liat lo."
Nara tertawa pelan, menatap lelaki itu aneh."Kan Lo ga masuk sekolah tiga hari kemarin. Lo yang kemana aja?. Gimana si."
"Ohiya. Gue ada kok, cuman kemarin males masuk aja."
"Males?. Tumbenan."
"Biasa. Gue lagi ga mood aja si."
"Eh tapi ya Van gue-."Ucapan Nara terhenti saat melihat Anya kini berdiri menghalangi nya.
Gadis itu menatap kedua nya bergantian, menatap lengan gelvan yang menggantung di pundak nya lalu menatap Nara tidak percaya.
"Lo jahat ya nar."
"Jahat?."Ucap Nara tidak mengerti.
Mata Anya terlihat berkaca kaca. Ntah kenapa gadis itu saat ini. Nara sangat tidak paham.
"Kenapa sekarang Lo rebut gelvan?. Apa ini juga salah satu rencana Lo buat ambil semua orang yang sayang sama gue?."
Nara melirik lengan gelvan sekilas lalu menepis nya pelan."G-gue ga maksud itu. Gue sama gelvan cum-."
"Lo itu niat mau rusakin kebahagiaan gue nar!."
"Berhenti nyalahin nara!."Sahut gelvan sedikit mengeras kan suara nya.
"Tapi kenyataan nya emang gitu kan Van?. Lo juga ngejauh sama gue karena Nara kan?."
"Nara gaada sangkut pautnya. Gue udah terlanjur cape sama lo. Jangan nyalahin nara untuk ini."Tegas gelvan.
"Lo beda sekarang,"
"Terserah!. Gue ga peduli!."Sentak gelvan lalu menarik lengan Nara untuk meninggalkan gadis itu saat terasa sedikit muak dengan sikap anya.
Anya menginjak lantai begitu keras."Sialan!."Teriak nya keras dengan nafas yang tidak teratur.
"Lo sialan nara! gue benci lo!."
"Argh!."
"Nya,"Giandra yang sedari tadi menyimak percakapan mereka, kini berani menghampiri ke arah Anya.
"Gue gagal lagi dra."Kesal Anya.
Giandra menatap Anya sedikit lelah lalu menggeleng."Mau sampai kapan lo gini terus?."
"Gue cuman mau gelvan,"
"Lo cuman mau manfaatin dia. Lo ga cape Anya?. Setelah Lo lakuin semua nya tapi itu sia sia kan?."Ujar giandra.
Anya menatap giandra tak suka."Lo kenapa?. Lo juga kemakan sama ucapan Nara sekarang?. Iya?."
"Bukan gitu. Gue cuman gamau lo gagal lagi, setelah lo tuker nilai Nara sama nilai lo, dan lo lakuin banyak hal buat nuel ga suka sama Nara, apa lo masih ga cape untuk denger kata gagal?."
"Sedangkan Nara? Bahkan dia tetep baik baik aja setelah banyak lo lakuin hal licik sama dia?."
Anya mencerna setiap perkataan giandra yang seratus persen memang benar.
"Gue cuman mau dapetin apa yang gue mau."
"Lo mau apalagi, anya?. Kalau Lo terus kayak gini, gelvan juga bakal ilfeel sama Lo."
"Ck, sialan Lo!."Desis Anya berbalik untuk pergi namun tubuh tegap milik nuel menghalangi nya.
Mata lelaki itu menyorot begitu tajam ke arah nya. Ntah apa yang di dengar nuel saat tadi, tapi wajah lelaki itu begitu menyeramkan.
"Lo lebih sialan Anya!."
"Lo?."
"Kenapa Lo harus lakuin itu sama Nara?."
"Ini ga kayak yang Lo denger kok El, gue-."
"Lo gatau gimana cewe gue perjuangin buat dapet nilai itu?. Kenapa Lo harus tuker nilai nara sama Lo?!."
Emosi nuel tidak tertahan, mengingat bagaimana hari setelah Nara mendapatkan nilai itu. Tapi sialnya, gadis ini malah menukar nilai Nara hingga membuat kondisi gadis itu tidak baik baik saja.
"Gue benci lo anya."Kata kata itu terucap pertama kali untuk Anya dan ini sangat menyakitkan untuk Anya.
"Nuel,"
"Berhenti ganggu cewe gue mulai sekarang atau gue bakal lakuin hal yang ga pantes gue lakuin sama Lo!."Ancam nuel.
#hanya fiksi belaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
INJURED [END]
Teen Fiction[ PLEASE UNTUK TIDAK MENCURI KARYA SAYA! ] "Berhenti." "Gue bisa mati."Sahut nara cepat. "Semua orang bisa mati." "Gue mau mati di tangan tuhan, bukan papah." *** "Nuel," "Apa?." "Kita bakal terus bareng ya?." *** "Banyak kebahagian Lo di luar sana...