Bagian (47)

39 2 0
                                    

Nuel mengangkat satu kalung yang terlihat begitu cantik lalu memperlihatkan ke arah Nara dan menatap kedua nya bergantian.

"Lebih cantik kalau Lo yang pake."Ucap nuel.

"Ck, Lo ga malu sama mba nya?."Decak Nara melirik penjual kalung itu yang memperhatikan kedua nya dengan senyuman.

"Ya gapapa, Lo mau ga?."

"Gausa."

"Yaudah gue bungkus."

Nara menggeleng, mencekal lengan lelaki itu."El, gu-."

"Nanti ngomong nya."Nuel melepaskan cekalan lengan Nara lalu mulai membeli kalung itu untuk gadis nya.

Ntah kenapa, melihat benda itu pertama kali membuat nuel ingin membelikan nya pada Nara.

"Terimakasih mba."Ucap nya lalu melenggang pergi keluar dari toko itu bersama Nara.

Nuel menghentikan langkah nya, mengeluarkan kalung itu kembali."Ayo pake."Ujar nya.

"Kenapa Lo beli ginian si?."

"Gue suka kalung nya."

"Yaudah, Lo aja yang pake kalau suka."

"Lucu lawakan nya. sini,"Nuel menyuruh gadis itu untuk membelakangi nya lalu mulai memakaikan nya pada leher Nara.

Ia mencekal kedua bahu gadis itu lalu membalikkan nya untuk menghadap ke arah nya."Bagus banget!. Jangan di lepas."

"Kalau di lepas?."

"Ya ga boleh."

Nara tersenyum kecil, lalu memegang gambar bulan yang berada di kalung itu."Lucu, makasih el."

"Sama sama. Abis ini mau kemana?."

"Ke tempat lain?. gue masih mau main."Sahut Nara menyarankan.

"Boleh, ayo kita cari tempat yang seru."

Nara melihat lengan nya yang di genggam lelaki itu ntah kemana. Ia mengeratkan pegangan itu, kenapa firasat nya sangat buruk akhir akhir ini?.

Apa yang ia rasakan sedari tadi, membuat nya ingin sekali menghabiskan banyak waktu dengan nuel. Mengumpulkan banyak kenangan dengan lelaki itu. Mengumpulkan segala arti kebersamaan dengan nuel.

Bagaimana jika firasat untuk meninggalkan lelaki itu benar benar terjadi?.

Semua nya akan baik baik saja kan?. Nara pasti bisa melewati ini dan menyembuhkan penyakitnya kan?.

Tolong, siapapun itu, yakinkan pada Nara bahwa ia akan terus bersama nuel-nya. yakinkan bahwa Nara akan terus berada di samping lelaki itu, dan yakinkan bahwa ini hanya sebuah firasat tanpa kejadian.

"Gue sayang lo nuel."

Nuel menghentikan langkah nya, menoleh ke arah belakang saat mendengar ucapan Nara yang terlontar begitu saja.

"Lo ngomong apa?."Tanya nya berpura pura.

"Gue sayang lo."

Nuel memasang senyum nya begitu manis."Gue juga sayang lo, nara."

"Lo manis."

"Kan bareng gula, jadi ikutan manis."

Nara memutar bola mata nya malas saat mendengar gombalan lelaki itu.

"El, gue mau tanya."

"Tanya apa?."

"Random aja si."

"Iya, apaan?."

"Lo gaada niatan cari cewe baru?. Ya misalkan selingkuh gitu?."Ujar Nara.

Nuel menatap gadis itu jengah. Bagaimana bisa gadis itu berfikir seperti ini?. Ya terdengar aneh walau ini hanya pertanyaan random.

INJURED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang