Maudy melihat ke arah cahaya lampu dari kamar Nara akibat sedikit celah pintu kamar Nara yang terbuka. Ia menghampiri kamar adik nya, mengintip sedang apa Nara di dalam.
Mata nya menyipit begitu melihat ternyata Nara sedang belajar?. Ia sedikit heran, ini tidak biasa nya. Bahkan Maudy baru pertama kali melihat Nara belajar hingga jam satu malam.
Ia menggeleng pelan, berjalan ke arah dapur untuk mengambilkan makanan dan minuman pada Nara.
Seperti nya Nara belum makan malam ini. Ah ralat, bahkan Maudy jarang melihat gadis itu ke arah meja makan untuk makan bersama.
Mungkin hanya satu kali, saat Maudy memaksa nya saat itu.
"Nar."
Nara mengalihkan pandangan nya, melihat ke arah Maudy yang masuk ke dalam kamar nya, membawa nampan kecil berisi minuman dan makanan.
"Ni buat lo, gue taro sini ya."
"Lo ngapain disini?."Tanya nara, menutup buku nya dan mematikan lampu belajar nya.
"Ko di matiin? udah selesai?."
"Belum. Lo ngapain, kak?."Tanya nya lagi.
Maudy menggeleng pelan, dan duduk di ujung ranjang adiknya."Gue ga sengaja liat pintu kamar Lo kebuka, yaudah gue kesini. ko belum tidur? Lo kan besok sekolah."
"Lo juga belum."
Maudy tertawa renyah mendengar nara yang membalikkan pertanyaan nya."Gue biasa begadang, Lo kan ngga. lagian tumben lo belajar sampe larut gini."
"Pengen aja, kenapa?."
"Gapapa, bagus. itu, di minum dulu teh anget nya."Ujar Maudy melirik ke arah minuman yang tadi ia buat.
"Bawa ke kamar lo aja. gue ud-."
"Apasi. Gue kasih itu buat Lo kali."Potong Maudy.
Nara menghela nafas nya, mengambil cangkir itu dan meminum nya sedikit."Thanks. Harusnya ga perlu repot repot."
"Santai aja. oh iya, mau gue bantu ga tugas nya? biar cepet selesai. Biar lo ga sampe pagi banget. Tar waktu istirahat lo dikit."
Nara mencekal cangkir nya begitu kuat saat mendengar ucapan maudy. Nara seharusnya tidak berfikir untuk menjauh dari Maudy hanya karena papah nya selalu berpihak pada Kaka nya.
Walau alasan utama papah nya seperti ini karena Maudy, tapi maudy tidak ada campur tangan nya kan?.
"Nar, ko bengong?."
Nara menggeleng."Gapapa kak, gausa deh. gue bisa sendiri. Lo tidur aja. gue bentar lagi juga selesai kok."
"Beneran ga mau gue bantu?."
"Ga usah, makasi. gue bisa kok."
Maudy menghela nafas nya."Lo kenapa si?."Tanya nya membuat nara mendonggak.
"Kenapa apa nya?."
"Lo kenapa ga pernah mau minta bantuan gue, ga mau terbuka sama gue? selalu ngurung terus di kamar? ga pernah mau interaksi juga sama gue, mamah, papah. lo malah sibuk sama dunia lo."Ujar maudy sedikit heran.
"Gue suka sendiri."
"Tapi lo malah jadi jauh dari gue dan mamah papah juga kalau gini. Gue pengen lo terbuka sama gue nar."
"Kalau gue terbuka sama lo, lo ga akan percaya sama apa yang gue ucapin tentang papah, kak."Ucap Nara dalam hati.
Nara menaruh cangkir nya dan membalas ucapan maudy dengan senyum tipisnya."Makasih kak. tapi gue nyaman sama ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
INJURED [END]
Teen Fiction[ PLEASE UNTUK TIDAK MENCURI KARYA SAYA! ] "Berhenti." "Gue bisa mati."Sahut nara cepat. "Semua orang bisa mati." "Gue mau mati di tangan tuhan, bukan papah." *** "Nuel," "Apa?." "Kita bakal terus bareng ya?." *** "Banyak kebahagian Lo di luar sana...