Nara mengayunkan kedua kaki nya di kursi pinggir lapangan. Kepala nya terus menunduk, memikirkan bagaimana caranya agar Nara bisa mendapatkan nilai besar.
Ah sial! apa ia harus belajar saat ini? anak pemalas seperti nya harus belajar untuk mendapat peringkat? terlihat mustahil.
Tapi Nara bisa mencoba itu untuk papah nya.
"Bengong!."
Kepala nya mendonggak, melihat nuel yang berdiri di hadapan nya."Ko udah datang? masih pagi juga."Ujar Nara sambil melirik sekitar nya yang sangat sepi, mungkin hanya ada beberapa orang yang baru datang di sekolah nya.
"Lo juga kepagian kali."
"Masa?."
"Tumben gue tadi kesana Lo gaada."
Nara menepuk kepala nya."Maap, gue ga inget kalau Lo supir gue. jadi gue naik taksi."Kekeh Nara membuat Nuel memutar bola mata nya malas.
Ia menduduki bokong nya di samping Nara, dan menatap gadis itu lekat dari samping. Ia merasa bahwa nara sedikit aneh pagi ini.
"Lo kenapa?."
"Hah?."
"Lo kenapa, nara?."Tanya Nuel lagi.
Nara menggeleng."Gue gapapa. emang nya gue kenapa?."Tanya nya balik.
"Muka lo kusut gitu, ga biasa nya juga datang sepagi ini. kenapa? ada masalah?."
"Gapapa."
"Yakin gamau cerita sama gue?."Tanya Nuel berusaha memancing gadisnya tapi Nara tetap membalas dengan gelengan.
Helaan nafas keluar dari mulut Nuel."Btw, tadi rumah Lo sepi banget. ga kayak biasanya."
"Mereka pada pergi."
"Kemana?."
"Jalan jalan."
"Lo ga ikut?."
"Sekolah."
"Bisa libur kali."
"Gue ga akan mungkin ikut el."Sahut nara sedikit lesu. Nuel yang mendengar itu cukup mengerti kenapa perubahan gadisnya.
Ia mengusap kepala nara pelan membuat gadis itu menoleh."Kalau gitu, nanti pulang sekolah kita jalan jalan. mau?."
"Kemana?."
"Ke tempat yang Lo mau aja. gimana?."
Nara menggeleng, kening nuel mengkerut saat mendengar jawaban gadis itu."Kenapa? gamau?."
"Gamau."
"Mau nya apa?."Nara mengedikkan bahu nya acuh.
"El, boleh minta bantuan ga?."
"Apa?."
"Lo ketawa ga ya kalau denger ini,"Gantung Nara, mengigit bawah bibir nya. Pasalnya, ia yakin nuel tidak akan percaya dengan apa yang akan Nara minta. Tapi ah sudahlah, Nara sangat butuh nuel untuk saat ini.
"Ya gatau. emang apa?."
"Gue mau belajar. Ajarin gue biar kayak lo."
"Pfft!."Nara menyumpal mulut nuel dengan lengan nya saat tau lelaki itu akan terbahak. Ia mendengus sebal, ingin sekali memukul wajah lelaki itu.
Apa wajah nya terlihat begitu bercanda?.
"Kan! lo ketawa! gajadi!."
Nuel mencoba untuk tidak melepaskan tawa nya, mengontrol nafas nya dan menatap gadis itu heran."Jin apa yang masuk ke tubuh lo? tumben amat."
KAMU SEDANG MEMBACA
INJURED [END]
Teen Fiction[ PLEASE UNTUK TIDAK MENCURI KARYA SAYA! ] "Berhenti." "Gue bisa mati."Sahut nara cepat. "Semua orang bisa mati." "Gue mau mati di tangan tuhan, bukan papah." *** "Nuel," "Apa?." "Kita bakal terus bareng ya?." *** "Banyak kebahagian Lo di luar sana...