"Gue ga nemu salah gue dimana. cepet kasih tau."Ujar nuel sambil memperhatikan Nara yang menulis di hadapan nya.
Sudah dari kemarin, nuel memikirkan dimana letak kesalahan nya, dan kapan ia melakukan sesuatu yang membuat Nara seperti ini, tapi nuel rasa, ia tidak melakukan apapun.
Anjir lo. Umpat Nara seketika.
Tapi sudahlah, tidak ada untung nya juga ia bersikap seperti itu pada nuel.
"Gausa di pikirin. gue udah lupa."
"Tapi gue kepo."
"Diem lo!."Sewot nara tanpa mengalihkan pandangan nya dari buku miliknya.
"Gue kan pengen tau."
"Gausa, nuel."
"Ya oke. tapi serius udah ga marah?."Nara mengangguk anggukan.
Nuel menghela nafas nya."Masih banyak nulisnya?."Tanya nuel.
"Ga kok. dikit lagi. Kenapa?."
"Gapapa. nanya aja. ada yang susah?."
"Semuanya susah."
"Yang gampang itu cum-."
Nara berdecak lalu membungkam mulut nuel membuat lelaki itu tidak jadi berbicara."Gausa, gausa ngomong, sumpah."Ujar Nara saat tau apa yang ingin di katakan nuel.
Nuel menurunkan lengan nara, menatap gadis itu lesu."Ck, gue bosen!."Decak nuel tiba tiba.
"Ya pergi sana. ngapain disini?."
Jawaban Nara membuat nuel menggeleng, memasang wajah cengengesan nya."Gue becanda kok nar."Kekeh nya.
Lengan nuel terulur, memainkan rambut gadis itu, ntah membuat rambut Nara seperti apa, gadis itu menggeleng pelan.
"Berantakan, nuel."
"Bagus kok, lucu."
Gerakan nuel terhenti begitu pun dengan Nara saat mendengar suara yang membuat mereka mengalihkan pandangan nya."Permisi."
Nara menaikkan sebelah alisnya, melihat Anya yang kini berada di hadapan nya dengan beberapa buku di lengan nya.
"Kenapa?."Tanya Nara.
Anya tersenyum kecil."Maaf gue ganggu, tapi gue boleh gabung belajar ga?."
Nara menatap gadis itu sedikit kesal. Bagaimana Anya tidak malu meminta itu?. Apa Anya tidak melihat bahwa kedua nya sangat nyaman saat ini.
Iya, nyaman berdua tanpa Anya.
"Gue ras-."
"Duduk aja."Nara menoleh ke arah nuel yang memotong ucapan nya saat lelaki itu mengizinkan Anya untuk duduk berbarengan.
"Dasar cowo jamet."Umpat Nara kesal dalam hati.
Apa nuel ingin Nara kembali kesal dengan nya seperti kemarin?. Ayolah, Nara sangat ingin pergi dari sini, bersama dengan nuel.
"Thanks ya."Ucap Anya, menduduki bokong nya di samping nuel membuat Nara benar benar kembali kesal saat mengingat hal kemarin.
"Gue cuman mau tanya beberapa soal yang ga gue paham, boleh?."
"Tanya apa?."
"Ada beberapa soal yang gue ga paham di materi ini. jadi boleh tanya kan?."
Nuel mengangguk."Boleh."Jawab nya lalu mulai melihat ke arah soal yang gadis itu tanyakan.
Tubuh nuel sedikit mendekat dengan anya, terlihat begitu sangat dekat. Nara mengepalkan tangan nya, mencekal bolpoin di lengan nya dengan begitu erat lalu melanjutkan nulis nya tanpa menghiraukan kedua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INJURED [END]
Teen Fiction[ PLEASE UNTUK TIDAK MENCURI KARYA SAYA! ] "Berhenti." "Gue bisa mati."Sahut nara cepat. "Semua orang bisa mati." "Gue mau mati di tangan tuhan, bukan papah." *** "Nuel," "Apa?." "Kita bakal terus bareng ya?." *** "Banyak kebahagian Lo di luar sana...