Nara menutup pintu nya pelan lalu menoleh ke belakang. Keberadaan gelvan yang tiba tiba di hadapan nya membuat ia sedikit terkejut.
"Ck, lo ngapain disini? ngagetin aja."Decak Nara.
Gelvan terkekeh pelan."Mau jenguk nuel, ga sengaja tadi di jendela liat lo."Nara mengangguk anggukan.
"Lo ngapain di sini?."Tanya gelvan saat menyadari bahwa ini bukan ruangan nuel. Ah, lebih tepatnya, ini adalah ruangan dokter.
"Oh, gue ada urusan aja si."Bohong nya.
Tidak mungkin Nara mengatakan bahwa ia selesai melakukan cek tentang penyakitnya. Ia rasa, gelvan tidak perlu tau soal ini.
"Urusan apa?."
"Gue abis tanya tanya soal kondisi nuel aja."
"Oh gitu, terus katanya apa?."
"Dia buta permanen van, dan katanya cara satu satu nya cuman dengan donor mata."Jawab Nara yang tadi juga sempat berbicara soal kondisi nuel pada dokter mala.
Bersyukur sekali, bahwa dokter yang memeriksa kondisi nuel ada dokter mala. Jadi, Nara juga mudah bertanya soal perkembangan lelaki itu.
"Terus, Gimana cara nya dapetin donor mata itu?."
"Dia lagi berusaha cari kok, di berbagai rumah sakit. Gue harap si bisa secepatnya dapet."
"Gue juga berharap gitu."
"Oh iya, lo mau ke ruangan nuel kan?. Ayo gue anter, gue juga mau kesana."
Gelvan mengangguk lalu mulai berjalan beriringan, mengikuti langkah gadis itu untuk menuju kamar nya nuel.
Gelvan melihat ke arah nuel yang sedang duduk di atas brankar, melihat begitu jelas kondisi nuel yang cukup parah menurutnya.
Hah, bagaimana pun juga, gelvan tidak tega melihat nuel seperti ini.
"Nuel,"Panggil Nara.
"Nar? Lo abis dari mana?."Tanya nuel.
"Dari luar, ini, ada gelvan."
Wajah nuel seketika berubah saat mendengar nama gelvan."Mau apa dia kesini?."Tanya nuel, tidak menyadari keberadaan gelvan saat ini.
"Dia, mau jenguk lo."
"Gausa."
"Loh, kenapa?."
Gelvan melirik nara sekilas. Gadis itu mengisyaratkan untuk tetap menyuruh gelvan disini."Gue, gamau ketemu dia."
"Tapi gelvan nya ada disini."
"El,"Gelvan membuka suara. Nuel terdiam sesaat, sebelum membalikkan kepala nya ke arah lain.
Gelvan tersenyum kecil, lalu mulai mendekat ke arah nuel, menduduki bokong nya di kursi samping brankar lelaki itu."Kenapa lo?."Tanya gelvan saat nuel begitu tidak suka dengan kedatangan nya.
"Lo ngapain si disini?."
"Ya, mau jenguk lo."
"Gue ga perlu di jenguk."
Gelvan mengangguk anggukan, lalu menepuk pundak nuel berkali kali."Gue udah tau kondisi lo kok."
"Iya, gue emang bu-."
"Ga ada yang berubah. masih sama."Potong gelvan saat tau pikiran lelaki itu menyorot kemana.
"Lo ga usah kasih rasa kasihan buat gue."Peringat nuel saat merasakan usapan lelaki itu di pundak nya dan ia pikir bahwa gelvan merasa kasihan padanya.
"Ck, lo masih judes banget si sama gue. Lagian, kalau bawa motor tuh jangan kayak orang kesetanan."Ujar gelvan menasehati.
Nuel menepis lengan gelvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INJURED [END]
Teen Fiction[ PLEASE UNTUK TIDAK MENCURI KARYA SAYA! ] "Berhenti." "Gue bisa mati."Sahut nara cepat. "Semua orang bisa mati." "Gue mau mati di tangan tuhan, bukan papah." *** "Nuel," "Apa?." "Kita bakal terus bareng ya?." *** "Banyak kebahagian Lo di luar sana...