11

712 69 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Suasana malam di blok 4 ini sangat sepi, pemukiman sedikit jauh dari tempat Fiona dan anak buah Alvaro. Pandangan Fiona semakin gelisah lantaran memikirkan Alvaro yang tidak kembali setelah setengah jam lebih wanita itu menunggu.

Fiona mulai menarik napas pelan dan menghembuskannya,mencoba menenangkan rasa gelisahnya.

Dulu dia memang tidak terlalu peduli dengan apa yang Alvaro lakukan di luar sana saat bekerja. Tapi perasaannya pada Alvaro mengubah ketidak pedulian itu menjadi peduli.

sejenak wanita itu terdiam, hingga tiba-tiba Dev dan temannya berdiri dari duduknya membuang putung rokok ke semak-semak. Seketika tanpa sadar Fiona menoleh ke depan. Di lihatnya Alvaro dan Arga berjalan mendekat, sampai akhirnya Fiona dapat melihat jelas sebuah luka sayatan di pelipis Alvaro. Bergegas Fiona keluar dari mobil sedikit berlari menghampiri Alvaro yang terkejut melihatnya.

Di raihnya pipi pria itu sambil mengelus lembut di bagian yang tidak terluka. Arga yang melihatnya segera beralih mendekat ke arah Dev dan temannya. Meninggalkan mereka yang tidak tahu tempat menampakkan keromantisan di hadapan Arga yang masih single itu. "Apa yang terjadi Al?" Fiona menatap Alvaro penuh rasa khawatir. Sejenak Alvaro hanya terdiam menatap Fiona.

"I'm fine,sayang"gumamnya lalu meraih tangan Fiona yang masih setia di pipinya,dan mengecupnya lembut.

Suasana romantis itu buyar ketika Arga tiba-tiba kembali dan menatap Alvaro serius. Memahami arti tatapan itu Alvaro lalu berkata, "Kau suruh Arka dan Dev mengajak lima orang ke sini,buang mayat itu ke jurang dan jangan sampai meninggalkan jejak"Arga mengangguk seraya berbalik.

Fiona menatap Alvaro penasaran, hendak dia bertanya tapi Alvaro lebih dulu menarik tangannya masuk ke mobil. Berlalu menyisakan anak buahnya dan Arga yang masih akan membereskan mayat para cecung*k itu.

***

Fiona mulai membuka jaketnya setelah memasuki mansion bersama Alvaro,lalu beberapa menit kemudian kembali ke ruang tamu membawa P3K.

Tangan mungilnya dengan lembut membersihkan luka Alvaro yang mulai mengering. Meneteskan obat luka sedikit demi sedikit. Merasakan perihnya membuat Alvaro sedikit merintih.

Setelah selesai Fiona beranjak mengembalikan P3K itu ke tempatnya. Menduduk dirinya lagi di samping Alvaro. Rasa penasaran yang tadi dia lupakan teringat kembali. Tapi apa saat ini tepat untuk dia bertanya? dan sejak pertama kali sampai di sini tidak pernah sekalipun Alvaro marah padanya.

"Al,sebenarnya apa yang terjadi di sana?" tanyanya pelan menoleh sedikit melihat reaksi Alvaro. Pria itu masih saja datar,sulit bagi Fiona menebak apakah suaminya itu marah jika dia bertanya.

Tanpa sadar Fiona menatap Alvaro dengan dahi berkerut. Alvaro menoleh menatap Fiona. Setelah memikirkan apa yang harus dia katakan. Karena bagaimana pun Fiona masih 19 tahun,apa pantas mengatakan hal yang berbau kekerasan.

My Lovely Boss Mafia || JiroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang