Alvaro berdiri menghadap ke arah Fiona dengan setelan jas rapi,sementara wanita itu sibuk memakaikan dasi Alvaro dengan bantuan kursi kecil agar tingginya sepadan Pandangan Alvaro menatap intens istrinya itu,sesaat kemudian Fiona mengangkat dagunya mempertemukan tatapan mereka lalu membuka suara "ada apa Al?"
Alvaro menghela napas pelan, "apa kau tidak bosan di rumah terus sendirian?" tanyanya dengan lembut,Fiona hanya menggeleng pelan seraya tersenyum tipis."Aku tidak apa-apa kok sayang" ujar Fiona meyakinkan mengusap lembut rahang tegas suaminya."Tapi ini aku yang ada apa-apa" Fiona mengernyit bingung mendengarnya.
"Kau kan tahu suamimu ini sangat memikat para wanita" celetuk Alvaro tiba-tiba,hal itu mendapat pukulan keras dari tangan mungil Fiona,Alvaro tertawa renyah seraya menarik ikat cepolan rambut Fiona Membuat rambut panjangnya tergerai indah Lalu tangan Alvaro mendekap pinggang Fiona lembut.
"Kamu ikut denganku ya ke kantor?"
"Ngapain sayang..." ucap Fiona menatap tak mengerti.
"Kamu akan tahu nanti,sekarang istriku yang imut ini harus siap-siap juga"tukasnya mendorong pelan punggung Fiona memasuki kamar mandi,hendak protes tapi pria itu telah menutup pintunya.
************************************
Tiba lah mereka di depan kantor pusat Alvaro,Fiona kini berpakaian formal dengan setelan jas berwarna Hitam.Rambut yang tadi pagi tergerai telah ia ikat dengan rapi Tidak lupa tangannya merangkul lengan kiri Alvaro penuh percaya diri Bukan tanpa alasan,tapi tatapan karyawan wanita begitu menuntut sampai rasanya mata itu seperti akan keluar dari tempatnya karena menatap Alvaro kagum dengan mata melebar.
Jadi ini yang Alvaro bilang Ada apa-apa lihat saja nanti jika ada yang berniat menggoda suamiku.
Fiona celingukan memandang ke penjuru ruangan Alvaro dengan teliti,wanita itu menyandarkan punggungnya di sofa panjang dalam diam Membiarkan Alvaro bekerja dengan tenang tanpa mengganggunya.
20 menit pun telah berlalu,ia telah bosan dengan posisi duduknya Kali ini Fiona melepas sepatu Sneakers,merebahkan diri di atas sofa Pikirnya mungkin dengan tidur bisa mempersingkat waktu.
Tingkah laku Fiona tidak luput dari pantauan Alvaro,meski pria itu tengah sibuk Sesaat senyum tipis terulas di bibirnya Ia sadar, istrinya itu masih tergolong remaja jadi pantas saja diam sebentar sudah merasa bosan Lain halnya dengan Alvaro yang memang terbiasa duduk diam dengan tangan sibuk dengan berkas-berkas menumpuk.seakan semua itu sudah makanan sehari-harinya.
Tok... Tok... Tok...
Tiba-tiba salah satu karyawannya mengetuk pintu," masuk!"
Sedetik kemudian terlihat wanita dengan dandanan menor membawa map tebal berwarna merah Yah lagi-lagi sekarang kantornya menerima karyawan baru di bagian konfirm berkas luar negeri Karena beberapa hari yang lalu iya telah memecat seorang karyawan yang sangat lancang padanya.
Fiona melirikkan matanya melihat wanita itu melangkah dengan tungkai kaki yang sengaja di lenggak-lenggokan Rencana tidurnya ia batalkan,Fiona kembali duduk dengan benar lalu memusatkan perhatiannya pada wanita itu.
"Ini berkasnya pak"
"Ya letakkan saja" jawab Alvaro singkat, tapi wanita itu tidak juga beranjak tangannya dengan lihai menyampirkan rambutnya ke pundak kanannya memperlihatkan leher jenjangnya Melihat itu membuat Fiona menggeretakkan giginya menahan kesal Secepat kilat ia melangkah mendekati Alvaro dan langsung duduk di pangkuannya Pria itu pun sedikit tertegun dengan tindakan Fiona Tapi ia diamkan,ingin tahu apa yang istrinya lakukan selanjutnya Pandangan wanita itu terlihat jelas tidak suka melihat keberadan Fiona,apalagi ia duduk di pangkuan pria incaran wanita itu Karena tindakan tak terduga Fiona membuat sadar jika sedari tadi Alvaro memang tidak sendiri.
Tapi iya tidak tahu apa posisi Fiona,karena iya baru masuk 2 hari dari Alvaro cuti kerja." emm maaf Tuan tapi karyawan ini telah lancang pada anda" ucapnya seraya menunjuk Fiona menatap tidak suka Alvaro hanya diam tanpa mengalihkan pandangannya dari Fiona Wanita itu mulai berani ia hendak beranjak menarik Fiona dari pangkuan Alvaro sampai tiba-tiba tangan putih Fiona naik ke atas dada Alvaro mengelusnya perlahan dengan intim."Sayang kamu pasti lelah ya seharian kerja seperti ini...jangan khawatir ya sayang nanti malam aku kasih hadiah deh yah apapun yang kamu mau pasti aku berikan" ucap Fiona dengan nada centil Alvaro sedikit merasa geli dengan ucapan istrinya tapi kesempatan tidak datang dua kali Sudah lama iya tidak menghabiskan malam yang hangat bersama Fiona.
"Kamu memancing aku ya... istriku!" ucapnya menghiraukan karyawan itu yang kini raut wajahnya memucat mendengar kata istri dari bibir Alvaro.Rasanya ia ingin menggali lubang mengubur dirinya sendiri.
"Emm maafkan sa-saya Nyonya,kalo begitu saya undur diri Tuan Alvaro" wanita itu melangkah cepat ke luar ruangan tanpa menoleh sedikitpun Harusnya ia hati-hati dalam berucap,tapi kejadian tadi benar-benar memalukan untuknya.
Di sisi lain Fiona tengah terkikik geli dengan posisi tetap di pangkuan Alvaro Pria itu melihatnya dengan tatapan penuh cinta."Kau senang sekali" ujar Alvaro membuka suara,Fiona mengangguk antusias seraya memukul pelan pundak Alvaro.
"Aku tidak tahan melihat wajah pucat karyawanmu,ku kira aksi menggodaku akan berlangsung lama tapi ternyata kau sangat peka keadaan hanya dengan satu kata tapi itu kartu Asnya yang membuat wanita itu tidak berkutik! ehehehe" Fiona memegang perutnya menahan rasa geli.
"Tapi aku serius menagih hadiahku nanti malam ya istriku" bisik Alvaro ke telinganya seraya menyeringai, Fiona hanya meringis dengan wajah bersemu merah Ini yang namanya senjata makan tuan.
************************************
Pada jam istirahat,Alleta duduk santai di kantin Beberapa saat yang lalu teman-temannya memilih makan camilan yang di beli di kantor karena kebetulan beberapa ada yang belum selesai,Sedangkan saat ini Alleta hanya duduk berdua dengan Zegran Gadis itu celingukan mencari keberadaan Bianca Menurutnya ini saat yang tepat Bianca berduaan dengan Zegran nanti ia bisa beralasan untuk pergi dahulu Tapi tidak ada tanda-tanda kemunculannya
Zegran yang menyadarinya menegur Alleta untuk segera memakan pesanannya,karena waktu istirahat hampir habis Gadis itu hanya bisa menghela napas berat Kenapa sulit sekali mendekatkan mereka,sedangkan Alleta pun mulai sadar jika pria di depannya ini selalu lengket adanya ,hal itu membuatnya khawatir takut Bianca akan salah paham dengannya Namun apa yang harus ia lakukan?.
Alleta mengangkat wajah hendak membicarakan tentang Bianca pada Zegran tapi tubuhnya tiba-tiba terasa kaku melihat Zegran terciduk sedang memperhatikannya sedari tadi dengan tatapan dalam Membuatnya seketika melayang ke perkataan Kenzie saat pulang dari rumah Alvaro
"Kau harus sangat peka pada sekitarmu jangan terlalu dekat dengan temanmu apalagi pria jika kiranya nanti akan salah paham padamu dan berujung suka padamu nanti kau akan bingung jadi perlakukan temanmu biasa saja dan beri mereka batasan" kata-kata itu terus terngiang,sejak mendengarnya Alleta baru menyadari sesuatu Memang sejak akrab dengan Zegran pria itu sepertinya selalu ada di setiap ia sendirian dan sangat perhatian.
Ya Tuhan aku tidak sadar sudah membuat anak orang baper denganku?_ rutuk Alleta dalam hati.
Benar perkataan Kenzie,ia jangan terlalu terbuka pada temannya apalagi pria Sedangkan gadis itu tidak ada niat suka pada salah satu pria yang sama -sama cleaning servis Sebab bukan perkara tipe pria idaman Alleta yang gadis itu pikir tapi ia benar-benar hanya ingin bekerja dengan profesional Sedetik itu juga ingatan dengan Kenzie terulang kembali di pikirannya.
"Ah tidak... aku memang tidak buat skandal dengan temanku tapi sama bosku sendiri astaga!!!"
Sampai jumpa di part selanjutnya bye-bye

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Boss Mafia || Jirose
AcakMenceritakan kisah cinta seorang mafia dan gadis asal Australia. Fiona Elizabeth Gabriella seorang gadis pengantar Makanan yang hidup sebatang kara menjalani kehidupannya. Alvaro Febryan Farell Denandra seorang mafia yang kejam dan dingin. Membuat s...