32

338 36 2
                                    














Dalam beberapa hari ini Fiona mulai diserang mual yang tidak bisa diprediksi kapan berhentinya. Itu juga membuat Alvaro khawatir, sampai pria itu rela membatalkan meetingnya ketika Fiona dalam kondisi sangat lemah Bagaimanapun ini pertama kalinya Alvaro melihat secara langsung kondisi seorang wanita yang baru menjalani kehamilan beberapa minggu Sore ini Alvaro memutuskan untuk menemani Fiona di Kebun apelnya Ia tidak membiarkan sekalipun Istrinya melompat atau memanjat pohon apel. Dengan sukarela pria itu memanjat begitu Fiona menunjuk beberapa apel yang diinginkannya Karena mungkin apapun yang Fiona mau itu juga bawaan dari kandungannya.

Alvaro mengusap puncak kepala Fiona seraya menatapnya dengan pandangan teduh Rasanya senang melihat Istrinya itu kini pola makannya teratur dan bahkan sering ngemil walaupun nanti akhirnya Fiona muntahkan lagi.

Setelah pulang dari Kebun apel, Fiona tertidur di ranjangnya ketika Alvaro usai membersihkan diri Pria itu tersenyum tipis melihatnya, Alvaro mendekat ke pinggir ranjang lalu menarik selimut sampai menutupi batas leher Fiona Beberapa saat kemudian ia mengambil beberapa berkas di atas nakas Selagi Istrinya sedang tidur, ia mengambil kesempatan menyelesaikan tugas kantornya.

Mendudukan dirinya di sofa panjang ruang TV Membuka lembar-lembar kertas berisi data-data pengiriman bahan pangan Menelitinya sambil sesekali menanda tangani yang harus dikonfirmasi Semua berjalan lancar tanpa hambatan, bahkan kini usaha senjata miliknya dan Kenzie menjadi partner kerja.


************************************





Keesokan harinya Alvaro kembali beraktivitas di Kantornya Tapi ia tidak mengambil waktu seharian, hanya setengah hari Ia lebih memilih melanjutkan tugas kantor di Rumahnya Kali ini ia harus benar-benar memprioritaskan Fiona meski di Mansionnya telah sedia banyak pelayan dan bodyguard.

Malam harinya entah kenapa Fiona terlihat lebih tenang, dan tidak mual-mual lagi Hanya saja tatapan wanita itu terus saja tertuju pada Alvaro yang sibuk dengan ponselnya Fiona pun mulai beranjak dari duduknya, mendekat ke arah Alvaro tanpa bersuara Namun pria itu masih bisa menyadarinya.

Setelah berada di samping Alvaro Fiona masih terdiam sambil mentautkan jemari kedua tangannya. Melihat hal itu, Alvaro meletakkan ponselnya di atas meja Menatap Fiona dengan tatapan penuh tanya Namun bibir delima itu tidak juga bersuara Ia pun menarik pelan Fiona untuk duduk di atas pangkuannya. "Ada apa Fiona?"

Fiona mengangkat kepalanya yang semula menunduk, pipinya memerah. Seketika Alvaro menempelkan telapak tangannya di dahi Istrinya itu Tapi ia tidak merasakan panas yang menjalar, suhu badan Fiona normal.

"Al... emm, aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Fiona akhirnya membuka suara. "Katakan saja sayang.."

"Tadi aku pesankan baju tidur buat kamu Al, aku mau kamu memakainya malam ini sampai besok pagi," tutur Fiona Alvaro tersenyum manis mendengarnya, Istrinya ini sangat perhatian padanya Membuat Alvaro semakin gemas pada Fiona.

Fiona pun beranjak dari pangkuan Alvaro, berjalan ke lemarinya Lalu kembali ke Alvaro membawa sekotak tempat baju yang dibelinya. "Janji ya jangan kamu tolak, aku membelinya sepenuh hati loh," ucap Fiona meyakinkan Pria itu mengangguk, pikirnya kalau hanya baju tidur biasa tidak masalah, karena hal baru dari Fiona akhir-akhir ini permintaan yang salah satunya terdengar aneh Ia berharap ini normal.

Sampai akhirnya Alvaro mulai membuka kotak itu, sedetik dua detik pria itu terdiam Menoleh ke arah Fiona dengan tatapan aneh. "Ini benar untukku?" Fiona mengangguk cepat, namun hal itu membuat Alvaro meneguk ludah dengan beratnya Di depan matanya ini bukan piyama berkerah kemeja seperti yang biasa dipakainya Tapi satu set baju dan celana berbahan sweeter berwarna Pink. Tapi yang membuatnya tidak terima, kenapa bajunya masih ada penutup kepalanya dengan hiasan berbentuk dua telinga kucing di kanan-kirinya.

My Lovely Boss Mafia || JiroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang