33

335 35 1
                                    















Sesuai janji Kenzie pada Alleta, pria itu telah mengosongkan semua kegiatannya Bahkan kemarin rela ke Rumah Alvaro bersama dua teman barunya Dan berakhir gelak tawa dari mereka karena penampilan Alvaro yang lucu. Walaupun awalnya Alvaro menolak alasan mereka, tapi tetap saja sahabatnya itu mengizinkan dia dan dua temannya melakukan kegiatan pribadi tanpa gangguan pekerjaan.

Senyum pria itu tidak pernah luntur selama perjalanan makan malam bersama Alleta Gadis di sampingnya ini terlihat cantik dengan balutan gaun  berwarna biru. Dan wajahnya dipoles Alleta sendiri dengan make up yang natural, tanpa bantuan pelayannya Malam ini tujuannya mereka ingin makan malam di Restoran .

Setelah sampai di tempat tujuan, Kenzie beranjak keluar mobil bergegas Lalu membukakan pintu samping mobil tempat Alleta duduk. Mengulurkan tangannya, dan disambut tangan lembut Alleta Ketika gadis itu telah berdiri di depannya Kenzie mengangkat tangan kanan Alleta yang masih digenggamnya, lalu mengecup lembut punggung tangan gadis itu Membuat Alleta merona melihatnya. "Kamu sangat cantik malam ini Alleta," tutur Kenzie menatap Alleta teduh Lalu mengajaknya masuk Restoran mewah itu.

Selama ini Alleta tidak pernah tahu bagaimana rasanya berkencan, ia hanya tahu cara bekerja seharian yang bisa menghasilkan uang yang lumayan untuk menyicil hutang orang tuanya Dan sampai detik ini, walaupun gadis itu telah memutuskan pergi meninggalkan orang tuanya yang hanya mementingkan ego sendiri Namun di hati Alleta masih terbersit keinginan untuk pulang ke Australia meski hanya sebentar Melihat keadaan orang tuanya Dan juga ingin tahu apakah setelah ia kabur orang tuanya ada rasa khawatir terhadapnya walau hanya kecil kemungkinan

Kenzie dan Alleta pun mulai memakan hidangan mereka setelah beberapa saat yang lalu memesan makanan. "Bagaimana menurutmu tentang Restoran ini?" tanya Kenzie tiba-tiba Alleta pun urung mengangkat sendoknya. "Termasuk Restoran mewah setelah acara makan bersama Alvaro dan Fiona," ucap gadis itu, lalu mendekatkan wajahnya ke arah Kenzie sedikit, kembali bersuara dengan suara kecil, "tapi cukup menguras dompet, jika dalam keadaan kita berteman dan bayar masing-masing aku yakin nanti pulangnya aku pasti berakhir cuci piring di Restoran ini," celetuk Alleta lirih Kenzie pun terkekeh mendengarnya Dan memaklumi pendapat Alleta

" Yah kau benar, tapi aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi... meskipun permisalannya kau temanku aku pasti meminjamkan uang dulu padamu," ucap Kenzie Alleta memutar matanya, "itu namanya aku nambah hutang!, lebih baik cuci piringlah tidak kepikiran sama hutang nantinya," jawab Alleta. Pria itu hanya tersenyum sambil mengangguk pelan Dan mereka pun melanjutkan acara makannya lagi.




************************************





"Dengar, buat seolah-olah kau tak sengaja Tapi setelah itu cepat menjauh mengerti!" ucap seseorang di balik telepon seseorang yang kini memakai sweeter hitam dan topi menutupi sedikit wajahnya.

Sedangkan di tempat lain terlihat Kenzie dan Alleta keluar Restoran  seraya sesekali berbincang Mereka hendak ke parkiran mobil Kenzie yang ada di seberang jalan Jalanan itu tampak tidak terlalu ramai, setelah lalu lalang kendaraan sedikit berkurang Kenzie menggandeng tangan Alleta melangkah menyebrang.

Namun baru beberapa detik, tiba-tiba dari arah barat muncul mobil hitam yang melaju tak terkendali Seketika mata Kenzie melebar menyadari mobil itu tepat dari arah Alleta berdiri Namun Alleta tampak syok, sampai rasanya berat melangkahkan kakinya untuk menjauh dari jalan

Bergegas Kenzie memutar tubuh Alleta, dan mendorongnya ke pinggir jalan Tapi ketika pria itu hendak ikut melangkah ke pinggir, sesuatu terjadi tanpa bisa dicegah.

BRAKK!!

Mobil itu menabrak Kenzie, sampai tumbuh pria itu terpental ke sisi jalan. Kejadian itu mengundang teriakan dari beberapa orang yang melihatnya Dan mobil itu melaju meninggalkan tempat kejadian tanpa bertanggung jawab.

Mata Alleta berkaca-kaca melihatnya, gadis itu berlari Mendudukan dirinya di jalan aspal, mengangkat kepala Kenzie di atas pahanya Tangannya yang gemetar menepuk pelan pipi Kenzie, "Ken..Kenzie... bangun Ken...." teriaknya di tengah tangisannya. Air matanya mengalir deras membasahi pipinya. Banyak orang berhambur mendekat, dan salah satunya menghubunginya rumah sakit terdekat.

Tidak lama kemudian datang mobil ambulan membubarkan kerumunan, beberapa petugas mengangkat tubuh Kenzie, dan Alleta pun juga ikut masuk duduk di samping Kenzie yang tidur di atas brankas Alleta menatapnya dengan airnya yang masih setia membasahi pipinya. Tangannya tergerak meronggoh sapu tangan di tasnya. Perlahan mengusap darah di kepala Kenzie yang terluka. Setelah itu menggenggam tangan Kenzie yang terasa sedikit dingin. Membuatnya semakin gelisah.




************************************



Di Rumah sakit  yang kini jadi tempat Kenzie ditangani Allera duduk di kursi tunggu dekat pintu ruang UGD. Ia meremat tangannya yang gemetar. Sesaat yang lalu ia juga telah menghubungi Fiona.

"Please Ken, kamu harus bertahan..." ucapnya lirih.

1 jam kemudian, Seorang dokter keluar dari ruangan, dan beberapa perawat yang ikut mengatasi berlalu entah kemana. "Apa Anda keluarga dari Tuan Kenzie?"

"Saya kekasihnya Dok," jawab Alleta setelah mengangguk pelan.

"Begini, Tuan Kenzie telah melewati masa kritisnya. Untung saja ia segera dibawa ke Rumah sakit, karena tadi Tuan Kenzie hampir kehabisan banyak darah beruntung stok darah yang dibutuhkan masih ada. Dan Anda juga sudah bisa menjenguknya, nanti pasien akan dipindahkan ke ruang rawat inap, kalau begitu Saya permisi dulu," jelas Dokter , Alleta mengangguk mengerti.


************************************





Alleta membuka pintu ruang itu, melangkah masuk mendekati Kenzie yang tengah terbaring dengan alat bantu pernapasan yang menempel di tubuhnya Ia mendudukkan dirinya di samping Kenzie,  Perlahan tangannya menyentuh tangan Kenzie yang diinfus. Mengusap lembut dengan jempol tangannya.

Hati Alleta rasanya sakit sekali melihat Kenzie terbaring kaku seperti itu, "harusnya aku yang ditabrak Ken, kalau pada akhirnya aku melihatmu dalam keadaan tak berdaya seperti ini," ungkapnya Lalu mengecup pelan tangan Kenzie, sampai air matanya kembali menetes mengenai tangan Kenzie.

Memang tidak ada yang bisa diprediksi, walaupun kenyataannya baru saja mereka merasakan kebersamaan dengan status yang berbeda. Dan sekarang Alleta tidak bisa melihat mata Elang Kenzie yang selalu menatapnya lembut






************************************






Setelah terdiam dalam posisi yang sama, Alleta pun beranjak keluar ruangan Mengingat tadi ia telah menghubungi Fiona Setelah menutup pintu, Ia mendapati Fiona dan Alvaro yang beranjak dari duduknya di kursi tunggu. Menatapnya penuh kekhawatiran. "Kamu baik-baik saja Alleta?" tanya Fiona memegang kedua pundak Alleta gadis itu mengangguk pelan.

"Lalu bagaimana keadaan Kenzie?"

Alleta menghela napas berat, "sekarang ia masih belum sadar, tapi kata dokter Kenzie sudah melewati masa kritisnya.. kalau kau bisa masuk melihatnya," ucapnya. Setelah itu Alvaro pun masuk ke dalam ruangan, meninggalkan Alleta dan Fiona di luar.

"Sabar ya Alleta aku yakin kok Kenzie pasti cepat sadar ya.." tutur Fiona memeluk Alleta mengusap lembut punggung Alleta, mencoba menenangkannya.




















































































Sampai jumpa di part selanjutnya



My Lovely Boss Mafia || JiroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang