"Cinta seperti apa yang kamu maksud saat di belakang kamu menabur separuhnya pada hati yang lain?"
Langkah sepasang kaki kecil bergerak menyusuri satu demi satu anak tangga dengan sepasang kaki kecil lainnya berjalan di belakang. Pintu terbuka gak lama setelah dua pasang kaki mungil itu sampe di depan pintu kamar, keluarlah seorang cewek dengan piama tidur berwarna pink melekat di tubuhnya.
"Mamah."
"Iya, sayang?"
Sekarang mereka bertiga jalan beriringan buat turun ke bawah, bentar lagi jam makan malam tapi sang kepala keluarga masih aja belum sampe rumah, bahkan malah gak bisa di hubungi sama sekali.
Ini bukan untuk pertama kalinya, karna sebelumnya pasangan hidupnya itu emang sering telat pulang karna banyak pekerjaan yang harus dia selesain.
"Ayah mana?"
"Ayah masih kerja, sayang. Ayo kita makan!"
"Lena mau makan sama ayah."
Raut sedih terpampang jelas dari ekspresi si kecil yang mulai ngerasa kehilangan sosok Ken di hidupnya. Kesibukan dalam setiap harinya yang ngebuat ayahnya itu gak punya waktu meski hanya buat makan malam bersama.
Ngeliat raut sedih dari anaknya, Julia jadi gak tega. Mungkin nanti pas Ken pulang, Julia bakal coba ngomong supaya pasangan hidupnya itu bisa pulang sebelum jam makan malam.
"Rena makan sama ka Ndre, nanti kaka suapin, mau?"
Dreandra yang jalan di samping Serena nyoba buat ngehibur adik kecilnya itu. Dengan setengah hati, Serena ngangguk dan mereka lanjut turun buat makan malam bersama. Hanya ada Julia, Serena, Dreandra, Bu Ela dan pak Jajang, tanpa Ken di antara mereka.
"Mau nambah?"
Ken geleng dengan satu senyuman pertanda penolakan halus. Pikirannya sekarang udah ada di rumah, semuanya pasti udah kumpul di meja makan dan makan malam bersama.
"Papah."
"Apa, Hm?"
"Kemarin Amel sama mamah lewat toko boneka, bonekanya itu besaaaarrrr banget, Amel mau."
Gadis kecil yang duduk di depan Ken itu mulai merengek dengan permintaan khas anak kecil yang ngeliat barang kesukaannya.
"Boneka apa?"
"Beruang."
"Yaudah nanti papah beliin, tapi Amel harus janji, makan yang teratur, belajar yang bener, dan jangan lupa minum vitamin, oke?"
"Huum. Makasih papah."
Gadis kecil itu senyum sumringah dan lanjut acara makannya dengan perasaan bahagia.
Setelah ngeliat binar wajah gadis kecil itu, hati Ken bergetar, pikirannya langsung tertuju ke arah gadis kecil lain yang mungkin lagi nunggu kepulangannya buat makan malam bersama. Udah hampir seminggu ini emang Ken pulang telat terus, beberapa pekerjaan yang maksa Ken buat tetep tinggal di kantor sampe larut malam."Udah?"
"Iya, langsung pulang, ya?"
"Kan, baru selesai makan, gak duduk dulu sebentar?"
"Udah malem, Julia juga udah ngechat dan telvon dari tadi."
Ken mulai ngeberesin satu demi satu barangnya, berusaha buat gak ninggalin satu barang pun apalagi barang yang cukup penting buat dia. Cukup sekali aja kemaren dia ninggalin dompet, itu aja udah cukup ngebuat Ken kalang kabut
"Kamu..gak bisa nginep?"
Dengan setengah ragu, cewek yang sekarang udah berdiri di samping Ken itu ngungkapin keinginannya buat Ken tetep tinggal sampe besok pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pokoknya Gue Cinta! 2
Romanceijinkan aku menjadi tempat singgah, meski dia yang kamu jadikan rumah. ~Sequal dari POKOKNYA GUE CINTA!~ Yang mau baca cerita ini di harapkan baca cerita sebelumnya, ya.... Warning! Cerita ini masih mengandung unsur LGBT, bahas kasar dan beberapa ka...