"Jajan adalah kebahagiaan kecil yang tak terlihat."
.
.
.Serena dan Dreandra turun dengan mengendap-endap, kemudian berhenti saat melihat Ken sedang berjongkok sambil memunguti sesuatu.
"Ayah," panggil Serena yang membuat perhatian Ken teralih.
"Ayah ngapain?"
"Kalian belum pada tidur?"
Serena memutar bola matanya mendengar pertanyaan yang ia lontarkan malah dijawab oleh pertanyaan juga.
"Aku udah tidur cuma kebangun karna ngedenger suara pecahan, aku pikir ada maling mangkannya aku bangunin kak Dre buat ngecek ke bawah."
Dre menatap Serena yang jelas-jelas berbohong tapi malah di balas kedipan mata oleh gadis itu.
"Ayah lagi ngapain malem-malem jongkok di situ?" Lanjut Serena.
"Abis bikin kopi terus gak sengaja nyenggol tembok, kopinya jatoh."
"Migran lagi, kan? Mangkannya tidur! Siang kerja, malem juga kerja! Badan ayah itu butuh istirahat jangan mikir kerjaan terus!"
"Iya-iya, abis beresin ini ayah mau langsung tidur. Yaudah kalian lanjut tidur lagi sana!"
Ken bangun dan membuang pecahan gelasnya kedalam tempat sampah. Serena yang merasa jika tak ada hal lain yang harus membuat mereka tetap di sana, menarik lengan Dre untuk kembali ke kamar.
"Orang tua satu itu kayanya gak ada hal lain di otaknya selain kerja!"
"Ada," ucap Dreandra menimpali gerutuan Serena.
"Apa?"
"Mamah Julia."
"Ah, bener! Manusia bucin plus robot pekerja!"
Dreandra hanya menggelengkan kepalanya lalu menutup pintu kamar tak lupa menguncinya juga. Dreandra takut jika tiba-tiba Ken pergi mengecek ke kamar mereka dengan keadaan Dre dan Serena sedang berbuat hal yang tidak-tidak.
"Tidur, gih!"
"Loh? Gak lanjut yang tadi!?"
Dreandra menggeleng lalu berjalan menuju ranjangnya.
"Saya ngantuk."
Serena memajukan bibirnya mendengar jawaban Dreandra apalagi saat kekasihnya itu sudah merebahkan tubuhnya, Serena semakin merasa kesal.
"Udah di ubun-ubun tadi padahal!"
Dreandra terkekeh lalu menarik selimutnya bersiap untuk tidur. Sedangkan serena kembali ke ranjangnya dengan perasaan kesal.
"Selamat tidur, sayang.."
Ucapan yang keluar dari mulut Dreandra mau tak mau membuat Serena tersenyum pada akhirnya. Jadi begini rasanya dicintai dan di perlakukan spesial oleh seorang Dreandra. Rasanya begitu membahagiakan bahkan senyum di bibir Serena begitu lebar. Jantungnya berdetak kencang dengan perasaan membuncah yang menguasai relung hatinya.
Dreandra sedari dulu memang selalu memperlakukannya dengan baik, tapi kali ini rasanya begitu beda. Semuanya terasa lebih menyenangkan dari apa yang sedari dulu Serena bayangkan.
Rasanya Serena ingin berteriak kencang saking senangnya. Mata Serena menatap wajah teduh Dreandra yang kini tidur menyamping berhadapan ke arahnya.
Wajah yang dulu hanya mampu di kaguminya itu kini perlahan mulai membuka hatinya. Serena sangat bersyukur dengan rencana Erkan untuk membuat Dre dan Nasya putus yang pada akhirnya Serena bisa memiliki Dreandra seperti mimpinya dulu.
Hari ini Serena mengantar Dreandra untuk membeli beberapa buku. Gadis pujaannya itu tak pernah bosen berada dalam rak-rak buku untuk mencari satu persatu buku yang menurutnya penting. Serena sebenarnya cukup bosan tapi karna itu Dreandra, Serena hanya mengekor kemanapun Dreandra berjalan.
Dreandra yang mulai peka dengan rasa bosan yang melanda Serena, akhirnya menghentikan pencariannya terhadap buku-buku yang berjejer rapih tersebut.
"Mau nyari jajan?"
"Boleh?"
"Boleh, mau mampir dimana?"
"Tadi di lapangan yang kita lewatin banyak yang jualan, boleh mampir di situ?"
Dre mengangguk lalu tersenyum, tangan kirinya yang bebas dari buku bawaannya terulur menggandeng tangan Serena.
"Ayo bayar dulu!"
Serena terus menatap jari-jarinya yang di genggam hangat oleh Dreandra dengan senyum lebar. Bahkan rasa hangat itu seakan menjalar luas sampai ke hatinya.
Sesuai janjinya, Dre membawa Serena ke tempat jajanan yang biasa di pakai anak-anak untuk jajan sambil nongkrong. Meski berasal dari keluarga yang berada, Serena tak pernah malu membeli makanan pinggir jalan yang menurutnya jauh lebih enak dan murah.
Hampir semua penjual di lapangan itu Serena hampiri bahkan tangan kanan dan kiri Dreandra kini sudah penuh dengan jajanan yang dibeli Serena.
"Mang, mau ciloknya sepuluh ribu!"
"Siap, neng geulis!"
Serena benar-benar tampak antusias melihat semua jajanan dan memborongnya padahal ia sendiri tak yakin dapat menghabiskan semua jajanan yang dibelinya tersebut.
"Makasih ya, kak."
"Sama-sama, sayang."
Semua jajanan yang dibeli Serena berasal dari uang Dreandra, Dre bahkan memberikan dompetnya dan membebaskan Serena membeli jajanan apapun yang ia mau.
Setelah merasa cukup akhirnya Serena menghentikan aksi jelajah kuliner dan memutuskan untuk mengajak Dre pulang.
Sepanjang perjalanan Serena terus mengoceh sambil mencoba beberapa makanan yang bungkusnya ia taruh di kupluk Hoodie yang Dre pakai. Tangannya sesekali menyuapi Dre bahkan berbagi gigitan jajanan yang sama.
"Kayanya aku gak bakal sanggup kalo ngabisin ini semua, aku bagi-bagi sama orang rumah, boleh?"
"Boleh."
Dengan riang gembira Serena memberikan beberapa jajanan yang ia pegang ke satpam yang sedang berjaga, bahkan ia juga menghampiri pak Jajang dan bi Ela yang tengah mengobrol di dapur.
"Banyak banget jajan nya, neng. Abis di traktir yang ulang tahun?" Tanya bi Ela dengan senyum melihat begitu banyak plastik yang Serena tenteng.
"Abis JP nih, bi. Kemarin abis depo 500 JP nya 150, hehe.."
"JP itu apa?" Tanya bi Ela yang memang tak mengerti.
"Gak usah di denger, Bu! Dia ngelantur."
Dreandra menarik Serena takut omongannya semakin melantur. Serena hanya cengengesan sambil mengekor di belakang Dreandra.
Saat melewati ruang tengah, di sana terdapat Julia yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Bawa apa itu, Ren?"
Serena melepaskan genggaman tangan Dre dan berlari kecil menuju mamahnya.
"Liat, mah! Jajan ku banyak, kan?"
"Habis ngerampok darimana?"
"Abis ngerampok dompetnya kak Dre!"
Serena cekikikan lalu membagi jajanannya dengan sang mamah. Keduanya terlihat antusias bahkan Julia dengan semangat membawa beberapa piring untuk meletakkan jajanan yang di bawa oleh Serena.
Dre yang tak ingin mengganggu Serena dan Julia yang terlihat begitu asik dan senang memilih untuk masuk kedalam kamar. Saat membuka pintu Dre sedikit kaget karna keadaan kamar mereka sedikit berbeda.
Single bed yang biasanya terletak bersebelahan dan hanya di sekat oleh meja belajar milik Dre kini tak ada satupun. Kedua ranjang itu kini di ganti oleh ranjang berukuran besar yang terletak di tengah, di apit oleh meja belajar di samping kiri dan kanannya. Firasat Dre bilang kalo setelah ini tidurnya tak akan lagi bisa setenang sebelumnya. Karna Ken sadar pasti ada saja tingkah ajaib yang akan dilakukan oleh Serena.
See you next chapter and happy reading guys 👋 ke
2 juni 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Pokoknya Gue Cinta! 2
Romanceijinkan aku menjadi tempat singgah, meski dia yang kamu jadikan rumah. ~Sequal dari POKOKNYA GUE CINTA!~ Yang mau baca cerita ini di harapkan baca cerita sebelumnya, ya.... Warning! Cerita ini masih mengandung unsur LGBT, bahas kasar dan beberapa ka...