"Cepatlah kembali dan tetap menjadi cinta untuku!'
.
.
.
.Serena masih menangis tergugu didalam pelukan Dreandra, bahkan selama dua hari ini ia tak hentinya menangis sampai kedua kelopak matanya membengkak.
"Sayang, saya janji bakal cepat pulang. Kamu jangan kaya gini, saya takut ninggalin kamu kalo kamu terus kaya gini."
"Ya mangkannya, jangan di tinggalin!"
"Jam 10 nanti pesawat saya berangkat, kamu mau antar saya ke bandara?"
Serena mendongakkan wajahnya, menatap iba ke arah kekasihnya.
"Kak, bisa gak sih, kamu gak usah pergi? Aku gimana kalo gak ada kamu? Seumur hidup aku gak pernah jauh dari kamu, tiba-tiba kamu pergi jauh bangettt!"
Dreandra menatap miris dengan keadaan Serena yang begitu kacau. Sejujurnya Dreandra benar-benar merasa bersalah apalagi ketika melihat air mata yang terus bercucuran dari sudut mata kekasihnya itu.
Tapi Dreandra tak punya pilihan, semua yang Dreandra lakukan untuk kebaikan Serena juga.
"Kamu harus tetap ngejalanin hari kamu kaya biasa. Sekolah yang benar, belajar yang rajin. Habis ini kamu bakal jadi siswa akhir tahun, kamu bakal disibukkan dengan tugas yang menggunung."
"Tapi rasanya bakal beda, lo gak ada di sisi gue. Meski sekarang jaman canggih apapun bisa dilakuin lewat hp, tapi iclik kan, gak bisa lewat hp!"
Ekspresi di wajah Dreandra seketika berubah menjadi datar.
"Huhuhu.. ayang tega banget ninggalin aku!"
Serena menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Dreandra. Masih menangis sambil memeluk erat Dre karna beberapa jam lagi ia tak akan bisa melakukan itu lagi.
"Serena, selama saya pergi, tolong renungkan tentang perasaan kamu terhadap saya. Rasa seperti apa yang sebenarnya kamu rasakan. Serena, cinta itu bukan hal yang bisa diraba oleh logika, mangkannya gunakan hati kamu untuk benar-benar mencari jawabannya. Selama saya pergi, mungkin akan banyak hal yang membuat kamu ragu untuk menunggu saya pulang. Tapi saya hanya minta satu hal, jika hati kamu yakin memilih saya sebagai satu-satunya, tolong tunggu saya kembali apapun yang terjadi. Karna saya akan kembali dan tetap menjadi milik kamu, saya janji!"
"Kak, lo ngomong gini malah bikin gue makin pengen nangis!"
Dreandra mengusap sayang kepala Serena lalu mencium puncak kepala itu cukup lama, mencoba menyalurkan rasa sayang yang coba ia jelaskan.
"Semua orang saat merasakan jatuh cinta maka harus siap menanggung rasa sakit. Jika nanti kamu merasakan perasaan berdebar lebih dari apa yang kamu rasakan terhadap saya, pergilah dan dapatkan dia. Kamu harus tetap bahagia dengan siapapun nantinya."
"Aku bakal tunggu kamu, meski harus seumur hidup aku bakal tetep nunggu kamu! Kamu udah janji bakal pulang dan tetep jadi milik aku! Kamu cuma punya aku, milik aku!"
Keduanya terhanyut dalam luapan emosi yang bercampur menjadi satu, masih terdengar isakan di sela-sela ucapan yang keluar dari bibir Serena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pokoknya Gue Cinta! 2
Romanceijinkan aku menjadi tempat singgah, meski dia yang kamu jadikan rumah. ~Sequal dari POKOKNYA GUE CINTA!~ Yang mau baca cerita ini di harapkan baca cerita sebelumnya, ya.... Warning! Cerita ini masih mengandung unsur LGBT, bahas kasar dan beberapa ka...