Chapter 44

453 67 23
                                    

"Kamu boleh menangis tentang hal apapun, tetapi aku berjanji akan menjadi satu-satunya orang yang tidak akan membuatmu menangis."

.
.
.


Kini Serena tengah menangis tersedu dalam pelukan Akay, keduanya masih berada di parkiran sekolah karna kebetulan kelas Serena bubar paling akhir. Entah kenapa tangis yang sedari tadi ditahan oleh Serena seketika pecah saat bertemu dengan Akay.

"It's okay, semuanya bakal baik-baik aja, sayang." Akay mengelus Surai hitam Serena dengan lembut berusaha memberikan ketenangan pada gadis itu.

"Gue di sini mati-matian kangenin dia tapi di sana dia malah enak-enakan sama cewek lain!"

Akay tak merespon, ia membiarkan Serena mencurahkan semua isi hatinya. Tangan Akay masih terus mengelus kepala Serena dengan sayang.

"Gue capek Kay, gue harus gimana setelah ini?"

"Cinta itu tentang dua orang yang setara, Serena. Lo pasti mengerti maksud gue tentang hal ini. Gue tau, gue emang cuma tempat singgah sebelum lo kembali pada rumah yang sebenarnya, cuma gue janji kalo gue bakal jadi satu-satunya orang yang gak bakal bikin lo nangis."

Semenjak kejadian itu Serena tak lagi mengirimi Dreandra pesan, ia menyibukkan dirinya dengan banyak hal bahkan hubungannya dengan Akay semakin dekat.

Berbulan-bulan sudah semuanya berlalu, besok adalah hari dimana acara kelulusan diadakan. Serena menatap kebaya merah maroon yang akan dipakainya besok, kebaya itu terlihat begitu cantik dengan beberapa pernak pernik yang menghiasi.

'Tok..tok..tok..'

Perhatian Serena teralih saat suara ketukan pintu disusul dengan suara Ken yang meminta ijin untuk masuk.

"Masuk aja ayah, pintunya gak di kunci."

Ken masuk dan tersenyum ke arah Serena yang tengah duduk di atas ranjang dengan baju kebaya yang ia taruh di samping kirinya.

Ken menarik kursi belajar Serena lalu duduk berhadapan dengan gadis yang memiliki wajah mirip dengannya itu.

"Besok acaranya mulai jam berapa?"

"Jam 8, kita berangkat bareng aja, ayah."

"Gak kerasa anak ayah udah besar, padahal rasanya kaya baru kemarin gantiin kamu popok, bikinin kamu susu kalo nangis tengah malem, sekarang anaknya malah udah bisa nangis karna cinta."

"Ish! Mana ada, ya!"

Ken terkekeh lalu mengusap sayang kepala Serena.

"Udah nentuin mau lanjut kuliah dimana?"

"Udah, kemarin udah masukin berkas-berkasnya, tinggal beberapa berkas lagi nanti nyusul."

"Gak mau ke Inggris aja?" Goda Ken yang membuat Serena hanya memutar matanya malas.

"Udah gak minat."

"Padahal dulu ngerengek minta kuliah di Inggris biar deket sama Dre."

"Mending ayah keluar aja, hus..hus..sana pacaran sama mamah!"

Pokoknya Gue Cinta! 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang