Serena berjalan menghampiri Dre yang baru sampai, tangannya terulur untuk mengambil tas yang Dre tenteng di tangan kanannya.
"Gimana ujiannya? Udah gak deg-degan, kan?"
Dre tersenyum lalu mengusak kepala Serena.
"Udah aman semuanya."
"Cieee yang habis ini jadi mahasiswa," goda Serena.
Mendengar pernyataan itu seketika Dre bungkam. Beberapa hari lalu Dre telah mengirim data diri dan akan mempersiapkan dirinya untuk mengikuti tes penerimaan calon mahasiswa di beberapa universitas yang Ken pilih.
Serena tak tahu soal ini, Dre maupun Ken tak satupun yang berniat memberitahu Serena dalam waktu dekat sebelum Dre dinyatakan benar-benar lulus tes.
"Mau beli eskrim?"
"Mau!" Dengan semangat Serena mengiyakan tawaran Dreandra.
"Saya mandi dulu."
Di kamar mandi Dreandra merenung cukup lama. Rasanya benar-benar serba salah, Serena pasti akan benar-benar terluka setelah ini. Tapi apa yang Ken ucapakan padanya adalah hal yang menurutnya cukup masuk akal.
Lamunan Dre teralih saat Ken memintanya untuk berbicara berdua, saat itu Serena masuk kamar mandi setelah berhasil mengerjainya.
"Ayah boleh masuk?
"Silahkan."
Mata Ken menatap ke arah kamar mandi saat telinganya mendengar suara air mengalir.
"Kita bicara di luar saja."
Dre mengangguk lalu mengikuti langkah Ken menuju kursi di teras belakang. Keduanya kini duduk berseberangan di pisahkan oleh meja bundar di tengah-tengah mereka.
"Sudah sejauh apa hubungan kalian?"
Mendengar pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Ken jantung Dreandra langsung berpacu begitu cepat. Ini baru permulaan entah bagaimana dengan pertanyaan-pertanyaan setelah ini, mungkin akan semakin membuat Dreandra sedikit tertekan.
"Saya dan Serena?"
"Iya."
Awalnya Dre sedikit ragu untuk menjawab, ia bungkam untuk beberapa saat untuk berusaha memberanikan diri.
"Kami berpacaran," ucap Dre pelan namun masih bisa di dengar oleh Ken.
"Apa perasaan yang kalian rasakan memang benar-benar rasa saling mencintai? Kalian tumbuh bersama dari usia kanak-kanak dan tak terpisahkan barang semenit pun sampai sebesar ini. Ayah tau seperti apa Serena terhadap kamu, sifat itu yang membuat ayah khawatir."
"Maaf ayah, jika ayah bertanya tentang rasa cinta, Dre sudah memikirkan ini sejak lama." Dre semakin memantapkan diri untuk mengutarakan segalanya.
"Dre sadar siapa Dre yang sebenarnya, maka dari itu Dre sempat menghindar dan berpacaran dengan orang lain. Tapi saat bersama orang lain, Dre tak pernah merasakan seperti apa yang Dre rasakan terhadap Serena."
Ken diam, dia memberikan waktu untuk Dreandra berbicara semua yang ingin ia bicarakan.
"Maaf ayah, Dre tidak bermaksud untuk berbuat lancang. Dre sadar diri untuk apa Dre ada di rumah ini. Bisa di perlakukan layaknya seorang anak di keluarga ini seharusnya lebih dari apa yang harus Dre syukuri. Maaf ayah."
Dre menunduk begitu dalam dengan raut sedih yang entah kenapa tak mampu ia tutupi kali ini.
"Ayah tak mempermasalahkan perasaan mu ataupun Serena. Ayah cuma ingin kalian sadar apa yang kalian rasakan apa itu benar-benar perasaan cinta bukan perasaan saling membutuhkan karna kalian tumbuh dan tak terpisahkan. Kamu sudah lebih besar Dre, seharusnya kamu sudah bisa mengerti alur seperti apa yang akan kalian jalani jika seandainya kalian bersama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pokoknya Gue Cinta! 2
Romanceijinkan aku menjadi tempat singgah, meski dia yang kamu jadikan rumah. ~Sequal dari POKOKNYA GUE CINTA!~ Yang mau baca cerita ini di harapkan baca cerita sebelumnya, ya.... Warning! Cerita ini masih mengandung unsur LGBT, bahas kasar dan beberapa ka...