"Terlalu banyak hidup dalam ekspetasi tanpa melihat kenyataan yang sebenarnya akan terjadi."
Atmosfer di dalam ruangan itu kerasa makin panas dan pengap. Tatapan tajam yang masih saling bertemu pada titik puncak amarah satu sama lain. Julia gak akan mau ngakuin kekalahan untuk kali ini karna Ken gak berhak terus berada di atas dia.
"Kamu terus ngebahas masalah ranjang yang gak penting!"
"Gak penting? Berbagi badan dengan orang lain menurut mu itu gak penting!?"
Julia narik dasi Ken ngebuat badan Ken sedikit menunduk karna ketarik. Entah kenapa hari ini Julia bener-bener keliatan berani banget, padahal biasanya tubuh mungil itu gak akan mampu ngadepin sosok penuh amarah yang ada di diri Ken.
"Coba kalo itu aku? Apa kamu bakal setenang ini ngadepin semuanya? Kamu pasti bakal marah besar atau bahkan kamu bisa bunuh aku, kan? Kamu egois Keinara! Yang kamu pikrin itu cuma diri kamu sendiri!"
"Aku pulang buat memperbaiki semuanya! Kenapa kamu gak ngerti-ngerti!"
Intonasi suara Ken makin meninggi, tingkat kesabaran Ken di porak-poranda dengan sikap Julia yang menurutnya terlalu berbelit.
"Gini cara kamu minta maaf? Gimana mau memperbaiki saat kepingan demi kepingan malah makin kamu rusak!"
Tarikan Julia di dasi Ken kerasa makin keras dan ngebuat sedikit banyak leher Ken kerasa tercekik. Ken ngehempasin tangan Julia dari dasinya dan balik ngendurin dasi itu yang sempet keiket kenceng karna tarikan Julia.
"Terus mau mu apa!?"
"Kita selesai."
"Sampe kapanpun kita gak akan pernah selesai!"
Ken masih pada pendiriannya yang gak akan pernah ngelepasin Julia gitu aja dengan mudah. Dia gak akan ngebiarin Fahri ngambil posisi dia dengan cara yang gampang.
"Tinggalin Yuli kalo emang kamu mau kita bertahan."
Julia natap mata Ken dengan setitik harapan di hatinya berharap kalo Ken bisa ninggalin Yuli demi dia.
"Sorry...itu hal yang gak mungkin."
Jantung Julia rasanya sempet kaya berhenti buat beberapa detik, bahkan di ambang kehancuran hubungan mereka Ken masih gak mau ngelepas Yuli, apa sepenting itu Yulia buat Ken sampe dia rela ngebagi hatinya sama rata.
Julia kembali neguhin hatinya sebelum sempet goyah karna ucapan Ken yang ngena tepat ke ulu hatinya.
"Yaudah kita yang selesai. Aku gak akan pernah mau bersaing dengan siapapun untuk memperebutkan apapun, bahkan itu milik aku sendiri sekalipun."
"Kenapa kamu gak ngerti-ngerti, Julia!? Sampe kapanpun aku gak akan pernah lepasin kamu dan aku juga gak akan ninggalin Yuli! Ini semua udah jadi keputusan aku dan gak akan pernah ada yang bisa rubah keputusan ini! Gak akan semudah itu untuk lepas dari seorang Prasetya, La-ra-sa-ti Ju-li-a," Ken ngejah kata demi kata nama panjang Julia dengan penuh penekanan. Keputusan mutlak yang Ken buat dan Ken gak akan ngebiarin seorang pun mampu ngerusak keputusannya.
Julia mundurin langkahnya terus ketawa seolah apa yang tadi di ucapin sama Ken adalah suatu hal bener-bener lucu buat dia.
"Keinara, kamu lucu juga lama-lama. Manusia angkuh yang gak pernah mengenal kata salah."
Julia jalan muterin Ken dan berenti tepat di belakang Ken. Tubuh mungil itu cuma berjarak beberapa centi dari tubuh tegap Ken yang berdiri angkuh di depannya.
"Aku pulang buat memperbaiki semuanya, bukan buat memperdebatkan hal konyol!"
"Hidup kamu yang konyol, Keinara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pokoknya Gue Cinta! 2
Romanceijinkan aku menjadi tempat singgah, meski dia yang kamu jadikan rumah. ~Sequal dari POKOKNYA GUE CINTA!~ Yang mau baca cerita ini di harapkan baca cerita sebelumnya, ya.... Warning! Cerita ini masih mengandung unsur LGBT, bahas kasar dan beberapa ka...