"Manusia akan mengerti setelah merasa menyesal."
Entah kenapa waktu rasanya kaya berhenti pada titik ini, tepat di depan sana Julia berdiri dengan wajah berurai air mata. Ken yang waktu itu baru bangun tidur di buat tercengang dengan suara berisik di luar, pasalnya Ken tau suara itu milik istrinya yang beberapa detik lalu masuk dengan paksa ke dalam kamar yang Ken tiduri.
Setelah ngeliat raut wajah Julia yang penuh akan kesakitan, Ken baru sadar kalo semuanya mungkin akan berakhir di sini.
"Pulang."
Cuma itu satu kata yang keluar dari bibir gemetar yang terus berusaha menahan isakan yang sesekali masih lolos. Yuli yang saat itu nyoba buat nahan Julia untuk gak masuk, cuma diem matung di belakang tubuh Julia yang berdiri rapuh di ambang pintu.
"Pulang Kei, udah cukup kamu singgah, udah waktunya kamu pulang ke tempat yang semestinya sebelum perjalanan kamu semakin jauh."
"Jul, maaf.."
Julia berusaha menekan hatinya, isakan demi isakan pilu mulai meluncur lancar dari bibir yang sedari tadi berusaha dia katup agar suara isakan gak keluar dengan lancangnya.
Tiba-tiba tubuh Julia ambruk, terduduk dengan wajah menunduk. Bahkan Yuli ataupun Ken gak ada satupun yang mampu bergerak dari tempatnya. Jeritan dan tangisan prustasi menggema di setiap sudut ruangan, Julia mukul-mukul dadanya yang kerasa sesak. Kenyataan pahit ini gak bisa dia terima tapi Julia gak mampu buat ngelakuin apa-apa.
Ken cuma bisa nundukin kepalanya, hatinya teriris ngedenger tangisan pilu istrinya.
Saat keadaan udah sekacau ini Ken baru sadar apa yang dia lakuin selama ini bener-bener ngelukain perasaan istrinya."Aku gak menyalahkan kamu ataupun Yuli atas semua yang terjadi."
Ucapan lirih itu berhasil nyita perhatian Ken yang sedari tadi sibuk sama semua lamunan yang ada di kepalanya.
"Semua salah aku yang mempertemukan kalian dan ngebuat perasaan itu tumbuh dengan enggak semestinya. Tapi.. kamu adalah orang yang selalu bilang ngerasa cukup sama aku, dan sekarang kenapa kamu masih mencari kelebihan pada orang lain? Keinara Prasetya...kalo aku belum cukup untuk kamu, ayo berpisah baik-baik. Kalian bisa melanjutkan hubungan tanpa adanya aku."
Tubuh ringkih itu masih terduduk dengan wajah yang menunduk. sisa-sisa isakan masih sesekali terdengar. Ken yang ngedenger ucapan itu keluar dari mulut Julia langsung jalan tergopoh-gopoh dan bersimpuh di depan Julia.
"Tolong..Jul, aku gak mau, hiks."
Ken nangis bahkan bersujud di depan Julia, Ken gak pernah ngebayangin semuanya akan terjadi sampe separah ini.
"Ayo pulang, kita selesain semuanya di rumah. Setelah selesai, kamu bisa melanjutkan semuanya sama dia."
Dengan keadaan tubuh yang masih lemas, dengan sedikit gemetar Julia berusaha bangun bahkan saking gak cukup mampu buat menopang tubuhnya, Julia harus pegangan pada tiang pintu di sampingnya untuk bisa bangun.
Di depan sana, Ken masih sujud dengan menangis kencang. Satu tetes air mata kembali keluar dari sudut mata Julia, ini bukan hal yang Julia inginkan, tapi Ken sendiri yang memilih jalan ini untuk di laluinya.
Hari itu, hari dimana rasanya kehidupan Julia kaya di putar balikan secara paksa. Hati yang terluka hebat karna sebuah penghianatan. Ken gak pulang bahkan untuk sekedar menyelesaikan masalahnya.
Seharian itu Julia cuma ngehabisin waktunya buat nangis, bahkan dia juga gak ngijinin Serena buat masuk ke dalam kamar. Semua orang khawatir karna gak ada yang mampu ngebuat Julia ngebuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pokoknya Gue Cinta! 2
Romanceijinkan aku menjadi tempat singgah, meski dia yang kamu jadikan rumah. ~Sequal dari POKOKNYA GUE CINTA!~ Yang mau baca cerita ini di harapkan baca cerita sebelumnya, ya.... Warning! Cerita ini masih mengandung unsur LGBT, bahas kasar dan beberapa ka...