Chapter 36

693 87 27
                                    

"Diam seperti cupu ketika di coba ternyata suhu."





.
.
.






Setelah pembicaraan dengan Nasya kala itu, sikap Dre ke Serena semakin terasa manis. Gadis tomboy itu bahkan tak segan untuk memeluk Serena saat keduanya tengah bersama seperti saat ini. Dre menghampiri ranjang Serena dan berbaring memeluk gadis cantik itu yang tengah tertidur menyamping.

Merasakan kehadiran seseorang dan sebuah lengan melingkar di perutnya, bahkan deru nafas yang terus menerpa lehernya membuat Serena akhirnya terjaga. Ia tersenyum saat mengetahui jika yang memeluknya adalah kekasihnya.

"Kok bangun?" Tanya Dre saat merasakan usapan lembut di lengannya.

"Mau bobo bareng?" Tanya Serena balik.

"Enggak, kasurnya terlalu sempit untuk tidur berdua. Saya cuma lagi pengen peluk kamu. Kamu tidur lagi ini masih jam 2 pagi, nanti saya pindah kalo udah puas peluk kamu."

"Gak boleh!" Serena membalikkan tubuhnya sampai keduanya kini saling berhadapan.

Serena melingkarkan tangannya di leher Dreandra dan menatap lekat ke arah manik hitam yang juga tengah menatapnya.

"Kamu tau, kak?"

"Enggak."

"Ish!" Serena mencebikan bibirnya mendengar jawaban Dreandra yang tak sesuai harapannya, sedangkan alis Dreandra bertaut melihat reaksi Serena atas jawabannya yang spontan.

Karna mood Serena yang terlampau bagus, Serena melanjutkan ucapannya dengan senyum sumringah.

"Rasanya kaya mimpi di perlakukan manis kaya gini sama kaka."

"Emang saya selalu bertingkah pahit?"

Lagi-lagi respon Dreandra membuat wajah Serena seketika menjadi datar. Dreandra terkekeh lalu menjawil puncak hidung Serena.

"Iya..iya, saya ngerti maksud kamu. Emangnya saya salah berperilaku manis dengan pacar saya sendiri?"

Senyum di bibir Serena kembali merekah, rasanya seperti terbang ke awang-awang dengan taburan bunga. Serena tak pernah menyangka akan berhasil pada titik ini, titik dimana Dreandra mengakuinya.

"Berarti kalo udah sah jadi pacar boleh ngelakuin hal aneh-aneh, kan?"

Kini giliran wajah Dre yang menjadi datar akibat ucapan Serena.

"Kakak kan, udah pernah nyobain nenen aku, apa gak mau nyoba yang lain juga?"

Dreandra melotot mendengar ucapan frontal Serena. Serena adalah orang yang benar-benar terus terang, bahkan ia tak segan membicarakan apa yang terlintas dalam otaknya.

Serena menarik leher Dreandra mendekat dan merapatkan tubuh keduanya. Kedua manik itu masih bertemu dengan debaran jantung yang saling bersahutan dengan kencang.

"Ayo kita coba."

"A-apa?" Dreandra sedikit gugup apalagi Serena terlihat tak segan sama sekali terhadapnya.

"Coba hal yang pernah lo lakuin sama Nasya," nada ucapan itu terdengar begitu datar dengan tatapan tajam yang terus menghujami Dreandra.

Wajah Serena semakin mendekat dan lingkaran tangannya di leher Dreandra pun, semakin kuat. Bibir keduanya menyatu, Serena mencium bibir Dre dengan kasar. Rasa cemburu di hatinya tiba-tiba membuncah setelah sekelebat bayangan Dre dan Nasya yang pernah bercumbu di masalalu hinggap dalam imajinasinya.

Dre sejenak masih mencerna apa yang dilakukan Serena, bahkan gadis itu benar-benar memeluk erat lehernya hingga Dreandra tak bisa menjauh.

Ciuman keduanya semakin memanas bahkan tak segan Serena kini tengah duduk di atas perut Dreandra dengan keadaan keduanya masih berciuman.

Serena membuka bajunya lalu melempar kain itu sembarangan, nafas tersenggal keduanya saling bersahutan. Dreandra kali ini tak menolak, ia mengimbangi semua yang dilakukan oleh Serena.

Bibir mereka kembali bertaut bahkan tangan Dre sudah meraba punggung Serena untuk membuka kaitan bra yang dikenakan gadis itu.

Dreandra membantu Serena melepas kain penutup itu hingga kedua gunung kembar telah terpampang jelas di hadapan Dreandra.

"Gak mau pegang?" Serena merasa gemas karna sedari tadi Dreandra hanya melihat tanpa menyentuh kedua dadanya.

Dreandra terkekeh, "Kenapa kamu bisa sebinal ini, hm?"

"Dapetin lo susah soalnya!"

Serena kembali membawa Dre dalam ciuman panas bahkan sesekali bibirnya turun untuk menjelajahi leher jenjang milik kekasihnya.
Serena memang tak memiliki pengalaman seperti Dreandra, tapi gadis itu cukup pintar memahami setelah beberapa kali melakukan pemanasan dengan Dreandra meski tak pernah sampai tuntas.

Tangan Dreandra mulai mengelus pelan punggung Serena sampai menjalar ke dada dan berhenti di puncaknya. Lenguhan terdengar saat Dre mulai bermain di titik sensitifnya tersebut. Menggesek, memilin dan sesekali ia tarik pelan membuat Serena yang kini berada di atasnya sesekali mendesah di sela-sela ciuman panas mereka.

Tangan Dre mulai menjelajah di balik bongkahan sintal yang terbungkus celana, meremas dan sesekali menepuk pelan bagian tubuh yang penuh daging tersebut.

Dari cara Dre memperlakukan Serena, sudah jelas Dre adalah orang yang cukup berpengalaman. Benar kata orang, pendiamnya seseorang bukan berarti ia suci dari semua hal.

Serena mulai kewalahan dengan permainan lidah yang Dreandra lakukan. Saat ini Dreandra tak menahan apapun, rasa kepemilikan akan diri Serena terasa begitu menggebu dalam dirinya.

Dreandra membalik posisi, kini Serena yang berada dalam Kungkungannya. Lidah Dre menjelajahi leher mulus milik Serena, menjilat dan sesekali menghisap pelan agar tak meninggalkan jejak.

Sementara tangan Dre masih terus bermain di puncak dada Serena yang sudah mengeras akibat rangsangan yang Dreandra lakukan di kedua sisinya secara bergantian.

"Anghhhh.."

Serena melenguh saat lidah Dreandra menyapu permukaan nipple nya. Lidah itu menari dan berputar di sekeliling puncaknya dengan sesekali menghisap.

Saat awal melakukan Serena berasa menang jauh di atas Dreandra, tapi saat Serena mengetahui keahlian Dreandra yang sebenarnya, Serena sadar jika Dreandra jauh lebih hebat di bandingkan dirinya yang hanya belajar dari beberapa bacaan novel yang di bacanya.

Tangan kanan Dreandra tak tinggal diam, tangan itu meremas dan bermain lincah di puncak nipple yang tak tersentuh bibirnya. Merasakan rangsangan dari dua area sensitif secara bersamaan membuat desahan yang keluar dari bibir Serena semakin tak terkontrol bahkan tubuhnya meliuk-liuk di bawah Kungkungan Dreandra.

Tangan Serena meremas rambut Dreandra berusaha melampiaskan rasa nikmat yang di rasakan.

"Kak..mhhhh..akh! Jangan di gigit!"

Dreandra mendengar protes dari Serena hanya terkekeh lalu melanjutkan acara menghisapnya yang sempat tertunda karna tertawa.

Area dada sampai perut tak terlewat dari jamahan bibir dan lidah Dreandra, menjilat dan mengisap area tersebut bahkan lidah Dreandra sempat berhenti dan menjamah di area pusar Serena.

Setelah puas menjamah lubang buntu tersebut, Dreandra kembali membawa Serena kedalam ciuman sementara tangannya terus meraba seluruh permukaan tubuh atas Serena yang polos.

Meremas kedua gunung kembarnya lalu turun menjamah area selangkangan Serena. Mengelus pelan dan memberi rangsangan pada are tersebut. Bahkan tangan Dreandra sampai pada pangkal paha lalu kembali turun sampai lutut kemudian kembali lagi dan ia lakukan secara berulang-ulang.

Saat tangan Dreandra hendak membuka celana pendek yang dikenakan Serena tiba-tiba terdengar suara pecahan dari luar yang mau tak mau membuat keduanya tersentak.

Dreandra langsung bangun dan memungut kaos Serena dan menyerahkan pada si empunya.

"Aku cek ke bawah dulu, takut ada maling."

"Aku ikut!"













Dosa gak sih bikin adegan plus-plus yang peran utamanya anak SMA?🤣

See you next chapter and happy reading guys 👋

23 Mei 2024

Pokoknya Gue Cinta! 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang