"Harta dan tahta memang bukan penghalang untuk hati jatuh cinta.
Tapi ini tentang kesadaran diri atas level yang berbeda."Selama berjam-jam Serena masih terus sibuk guling-guling di atas kasur Dreandra, beberapa kali nyoba ngehubungin Dre tapi masih mendapatkan hasil yang sama, gak ada respon sedikitpun.
Berbagai macam game yang ada di ponselnya udah Serena coba sampe Serena ngerasa bosen sama semua yang dia lakuin tapi Dreandra masih gak kunjung datang.
Setelah waktu nunjukin pukul delapan malam, Dre akhirnya pulang dan ngeliat Serena udah duduk di atas kasurnya dengan tatapan tajam.
"Darimana?"
"Dari luar."
"Gue tau, kalo lo masuk itu artinya lo dari luar! Maksud gue, lo abis dari tempat mana!?"
Dreandra menaikan satu alisnya. Serena lagi dalam mood yang kurang baik, bahkan kerutan di dahi akibat rasa kesal bisa di liat jelas oleh Dreandra.
"Saya udah ijin sama mamah buat keluar."
"Selama itu?"
"Saya ngunjungin banyak toko buku untuk keperluan tugas saya."
"Masih jaman pake buku? Sekarang lo bisa tau apapun lewat internet, gak harus lewat buku."
Dreandra cuma senyum sambil geleng-geleng kepala, dia gak habis pikir dengan cara pandang Serena. Semua hal memang bisa di dapatkan dari internet, tapi bagi Dreandra rasanya gak akan semenarik saat mencari di buku. Bahkan ada beberapa hal yang gak bisa dia dapatkan di internet tapi berhasil dia dapatkan di buku.
Dreandra menata beberapa buku yang baru dia beli. Setelah di rasa semua udah tersusun rapih, Dreandra mendudukkan tubuhnya di depan meja belajar, membuka kembali layar laptopnya untuk melanjutkan tulisan yang belum sempat dia selesain.
"Lo ngabain gue, kak?"
"Saya sibuk, Rena."
"Lo tiap hari sibuk terus."
"Kemarin saya nemenin kamu keluar."
"Muter-muter buat nyari tahu bulat doang, anjir."
"Sama aja, kan?"
Serena bangun dari tempat tidur dan berdiri di belakang kursi Dreandra. Jari-jari Dreandra masih asik menari di atas monitor, memindahkan kata demi kata yang berhasil Dreandra susun dari buku yang yang di bacanya tersebut.
Tiba-tiba Serena naik ke atas pangkuan Dreandra, duduk dengan nyaman sembari menyandarkan kepalanya di ceruk leher Dreandra yang sedikit berkeringat.
"Ren.. jangan gini."
"Kenapa? Kita dari dulu udah biasa gini, kan? Kenapa baru mempermasalahkan sekarang?"
"Itu kan dulu, saat kita masih sama-sama kecil."
"Terus kalo kita ngelakuin hal ini lagi sekarang, kenapa?"
"Saya lagi ngerjain tugas."
"Badan gue kecil gak akan nutupin monitor lo."
Dreandra cuma ngehela nafas, rasanya sia-sia terus berdebat dengan Serena yang gak pernah mau kalah. Dreandra sedikit merubah posisinya untuk mencari posisi yang lebih nyaman. Memajukan kursi yang sempat Serena dorong ketika naik ke atas pangkuan Dre. Dre menghela nafas lalu kembali pada layar laptopnya, tugas yang hampir rampung itu terpaksa sejenak terabaikan karna sifat kekanakan Serena yang malah mengganggunya.
Awalnya Dreandra masih fokus tapi semakin lama saat Serena makin ngeratin pelukannya dan sesekali mengendus area leher Dreandra, fokus Dreandra seketika bubar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pokoknya Gue Cinta! 2
Romanceijinkan aku menjadi tempat singgah, meski dia yang kamu jadikan rumah. ~Sequal dari POKOKNYA GUE CINTA!~ Yang mau baca cerita ini di harapkan baca cerita sebelumnya, ya.... Warning! Cerita ini masih mengandung unsur LGBT, bahas kasar dan beberapa ka...