"Ijinkan aku menjadi tempat singgah meski dia yang kamu jadikan rumah."
.
.
.Akay menurunkan injakan motor sebelum Serena naik, tak lupa dengan dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya ketika menatap Serena.
"Helm nya udah di kunci, kan?"
Sudah dua hari ini Akay terus mengantar jemput Serena, bahkan dengan berani ia meminta ijin langsung ke Ken saat mereka bertemu di depan gerbang lusa lalu.
Ken tak merasa keberatan, menurutnya Serena harus memiliki teman lain agar ia bisa menimbang tentang perasaannya terhadap Dreandra.
"Sayang peluk dong," ucap Akay saat Serena telah duduk di belakangnya.
"Sayang pale lo!"
Akay tertawa mendengar respon Serena, menurutnya Serena itu lucu meski galak. Akay menyukai wanita yang memiliki respon bagus seperti Serena.
"Kalo gak mau peluk gue gak mau jalan, nih!" Ancam Akay yang membuat Serena geram. Refleks tangan Serena memukul helm yang digunakan oleh Akay dengan cukup kencang.
"Di dalem masih ada ayah gue, ya! Lo mau di penggal!? Jalan, gak!"
"Aduh, iya iya! Galak banget, tapi gue suka."
Akay terkekeh lalu melajukan motornya menuju sekolah. Selama perjalanan keduanya mengobrol banyak hal random bahkan sesekali meroasting orang-orang yang mereka temui di jalan.
"Belajar yang bener, kalo kangen nanti ketemu pas istirahat."
"Mulut lo makin lama makin-makin, ya! Dasar buaya!"
Akay terkekeh lalu melambaikan tangannya sebelum berbelok masuk kedalam kelas. Serena menggeleng dengan mengulum senyum melihat tingkah ajaib Akay.
"Duh elah, yang mulai move on."
Goda Sisil saat Serena baru saja sampai di dalam kelas, keduanya tadi sempat bertemu di parkiran dan sempat bertegur sapa.
"Move on pale lo! Gue sama Akay cuma temen."
"Temen tapi tiap hari nempel terus," cerca Aira.
"Apasih, Ra! Lo malah ikut-ikutan juga!"
"Tapi gue seneng tau, Ser. Lo semenjak deket sama Akay aura lo udah gak kelam lagi." Tambah Amel yang sedari tadi hanya diam mendengar teman-temannya menggoda Serena.
"Iya, kemarin auranya berasa aur-auran maklum janda bodong yang di tinggal tanpa alasan." Aira tertawa keras saat melihat ekspresi kesal Serena saat ia katai sebagai janda bodong.
"Parah banget mulut si Aira, tapi iya lagi." Sisil tak mau kalah, bahkan tawanya terdengar lebih kencang di banding Aira.
Sebenarnya Serena cukup kesal terus-terusan di goda seperti itu, tapi karna moodnya cukup stabil hari ini makannya ia tak terlalu menggubris ucapan teman-temannya itu malah ia berpikir untuk ikut masuk kedalam candaan keduanya.
"Capek banget gue punya temen kaya lo pada! Tapi bener sih, gue kaya janda yang di tinggal suaminya kawin lagi. Haus belayan gue, nih! Haha.." Jawab Serena mulai mengikuti alur teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pokoknya Gue Cinta! 2
Romanceijinkan aku menjadi tempat singgah, meski dia yang kamu jadikan rumah. ~Sequal dari POKOKNYA GUE CINTA!~ Yang mau baca cerita ini di harapkan baca cerita sebelumnya, ya.... Warning! Cerita ini masih mengandung unsur LGBT, bahas kasar dan beberapa ka...