Beberapa menit yang lalu Dreandra dan Serena berebut tempat tidur, dimana Serena yang kukuh ingin tidur di tempat tidur Dreandra sedangkan Dre merasa terlalu sempit untuk tidur berdua di atas kasur single yang di milikinya.
"Yaudah kamu tidur di kasur saya, saya tidur di kasur kamu."
"Gak mau, ih! Gue tidur di sini lo juga tidur di sini," tangan Serena menarik lengan Dreandra yang sudah bersiap untuk pergi ke arah kasur Serena.
Dreandra berdecak, bahkan tanpa ia sadari ponsel di atas kasurnya terus bergetar menandakan banyak pesan masuk bahkan beberapa panggilan tak terjawab.
"Kasur ini terlalu sempit untuk kita berdua, Serena."
"Tapi gue mau tidur di sini!"
"Yaudah saya yang tidur di kasur kamu."
"Enggak! Lo tidur di sini juga!"
Dreandra bener-bener di buat sakit kepala oleh Serena.
"Terserah."
Dreandra membaringkan tubuhnya di atas kasur dan meraih ponselnya yang tertutup oleh bantal. Melihat banyak chat dan panggilan tak terjawab, Dreandra sedikit panik dan bergegas memencet tombol untuk menghubungi Nasya.
Dreandra menempelkan jari telunjuknya ke bibir menandakan Serena untuk diam. Serena yang saat itu sedang tidak egois, hanya diam dan ikut membaringkan tubuhnya menyamping di samping Dreandra.
Lengan Serena terulur untuk memeluk tubuh Dreandra dari samping.
"Hallo."
"Saya baru selesai makan malam, maaf ya, hp saya tinggal di kamar."
Serena yang mendengar ucapan bohong keluar dari mulut Dreandra langsung mendongakkan wajahnya, Serena hampir tertawa sambil berbisik tanpa suara.
"Bohong lo," bisik Serena dengan gerakan bibir yang langsung di hadiahi tatapan tajam oleh Dreandra.
Dari sebrang telpon Serena dapat sedikit mendengar Nasya mengomel panjang lebar. Dalam hati Serena tertawa mengejek karna seseorang yang saat ini sedang dalam obrolan panjang dengan Nasya, di sisi lain juga berada dalam pelukan hangatnya.
Serena tak menghiraukan huru-hara yang terjadi antara Dre dan Nasya, Serena terlalu sibuk dengan aroma tubuh Dreandra yang membuatnya merasa nyaman.
"Iya-iya, saya kesana sekarang."
Dre menutup telponnya sedangkan Serena langsung mendongakkan kembali kepalanya saat mendengar Dreandra akan pergi.
"Saya harus pergi dulu."
"Lo gak liat jam?"
"Baru jam 9, saya gak lama."
Dre berusaha melepaskan dekapan tangan Serena di tubuhnya.
"Ren..."
"Ini udah malem, kak. Lo kenapa harus segitunya, sih?"
"Nasya bakal marah kalo saya gak nemuin dia sekarang."
"Egois banget cewek lo. Dia selalu mentingin diri dia tapi dia gak pernah mikirin gimana keadaan lo."
"Ren.. dia pacar saya, kamu gak ada gak buat ngejelek-jelekin dia di depan saya."
"Gak di jelekin juga dia udah jelek! Yaudah pergi aja sana!"
Serena bangun dari kasur Dre dan pergi keluar kamar.
'Braakkk'
Dre hanya bisa menghembuskan nafas beratnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pokoknya Gue Cinta! 2
Romanceijinkan aku menjadi tempat singgah, meski dia yang kamu jadikan rumah. ~Sequal dari POKOKNYA GUE CINTA!~ Yang mau baca cerita ini di harapkan baca cerita sebelumnya, ya.... Warning! Cerita ini masih mengandung unsur LGBT, bahas kasar dan beberapa ka...