Chapter 25

889 92 13
                                    

"Manusia itu hidup dengan saling menipu."

.
.
.


Serena masih diam mematung bahkan dengan sedikit gemetar tangannya mencoba menggapai bibirnya yang terasa masih basah. Detik demi detik masih mencoba kembali dari alam bawah sadarnya.

"AAAAAAAAAAAA!!!!!"

Setelah sadar dengan apa yang telah terjadi, Serena tersenyum lebar bahkan kakinya sampai ia hentak-hentakan ke atas sofa, mengigit kerah bajunya dengan gemas, bahkan sesekali menepuk-nepuk pipinya berusaha menyadarkan kalo semua yang terjadi bukan mimpi.

Pendirian yang selama ini sempat Serena buat seketika hancur, bahkan dia hampir lupa kalo saat ini dia adalah kekasih orang.

Sedangkan di lain tempat, Dreandra merasa bodoh dengan apa yang dia lakukan. Dre merasa kalo Serena pasti akan berpikir kalo Dre bersikap sangat kurang ngajar terhadapnya. Dengan perasaan gelisah, Dre mengumpulkan keberanian untuk meminta maaf kepada Serena nanti.

Jantung Dreandra berdetak kencang saat Serena membuka pintu dan masuk ke dalam kamar dengan ekspresi datar. Bahkan saat langkah kaki Serena semakin mendekat, Dreandra merasa sangat gugup.

"Ren saya-."

"Gue maafin."

"Maaf."

Serena tersenyum saat merasakan hawa murung yang terpancar dari diri Dreandra. Kejadian ajaib yang selama belasan tahun baru Serena rasakan, kejadian yang bahkan gak pernah terpikirkan dalam diri Serena akan di cium oleh Dreandra terlebih dahulu, itu hal yang mustahil membuat Serena marah.

Dreandra menatap bingung ke arah Serena yang tiba-tiba naik ke atas pangkuannya. Bukan hal pertama saat Dreandra duduk di atas kursi belajar dan Serena naik ke atas pangkuannya, tapi karna kejadian beberapa waktu lalu membuat Dreandra bingung dan sedikit lebih gugup dari biasanya.

"Ayo lakuin lagi!"

"Ha?"











Hari ini mood Serena benar-benar baik, sepanjang hari Serena terus tersenyum bahkan saat Aksana tak jadi menjemputnya karna suatu alasan, Serena bahkan tak menggubrisnya.

"Lo abis menang lotre?" Tanya Aira karna melihat tingkah aneh Serena.

"Gigi lo kering anjir, nyengir mulu!"

"Gila lo?"

Serena masih tidak menggubris ucapan tiga sahabatnya, dia masih sibuk dengan hayalan dan ingatannya tentang Dreandra.

"Woy!"

Dengan tidak sabar Aira menggoncang tubuh Serena agar sepupunya itu kembali dari alam khayalannya.

"Apasih, ih!"

"Lo kenapa sih?"

"Kalian tau gak? Gue berasa kehokian gue selama seumur hidup baru gue rasain sekarang!"

Kata-kata ambigu yang Serena ucapkan malah semakin membuat ketiga sahabatnya bingung dan saling menatap satu sama lain.

"Apasih, Ser?" Tanya Amelia yang semakin kesal dengan tingkah gajelas Serena.

"Gue di cium kak Dre!"

"HAH!?" Aira, Sisil dan Amelia berteriak secara berbarengan, teriakan yang cukup keras bahkan membuat Serena harus menutup kedua telinganya.

Aira menarik lengan Serena, memaksa Serena untuk bercerita tentang kejadian yang hampir sangat mustahil terjadi. Sisil dan Amelia bahkan duduk dia atas meja Serena untuk mendengar lebih jelas apa yang terjadi sebenarnya.

Pokoknya Gue Cinta! 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang