Chapter 48

733 83 20
                                    

"Pada akhirnya cinta akan tetap membawa seseorang kepadamu, sejauh apapun ia pergi, setinggi apapun tembok perbedaan bahkan cinta dapat mendatangkan orang asing yang tak pernah kamu duga kehadirannya."




.
.
.


Serena menatap tubuhnya di depan cermin besar, gaun putih panjang itu menghiasi lekuk tubuhnya dengan begitu indah.

Tak menyangka tentang ucapannya yang meminta untuk menikah saat itu benar-benar diiyakan oleh Dreandra dengan secepat ini, bahkan hanya berselang waktu kurang lebih dari dua minggu.

Karna pesta yang sederhana yang hanya di hadiri sanak saudara dan teman terdekat membuat Dreandra lebih mudah untuk menyiapkan semuanya.

Jujur dalam dua minggu itu Serena hanya bengong dan mencoba bertanya pada dirinya sendiri 'Ini gue beneran mau nikah?'

Sampai pada detik ini, dimana ia sudah menggunakan gaun pengantin ia masih mencoba mempertanyakan semuanya.

Pintu ruangan itu terbuka, terlihat Aira, Sisil dan Amel berjalan ke arah Serena dengan tersenyum. Aira yang berjalan paling depan langsung memeluk Serena dengan mata berkaca-kaca.

"Gak nyangka banget kalo waktu bakal datang dengan secepat ini dan lo jadi yang pertama, Ren."

"Ini gue beneran nikah, Aira?"

Sisil menoyor kepala Serena sampai gadis itu mengaduh dan menatap Sisil dengan kesal.

"Di luar udah rame orang-orang dan di sini lo juga udah pake gaun pernikahan masa si Amel yang mau nikah! Pertanyaan lo gak ngotak!"

"Gue masih gak nyangka aja, kak Dre beneran gila, woy! Masa dia langsung ngegas gini, mana cuma selang waktu dua mingguan!"

Aira yang sudah melepaskan pelukannya kini terkekeh mengejek ke arah Serena.

"Mangkannya gak usah ngide nantang, sekarang ketar-ketir sendiri kan!" Ucap Aira cukup keras dengan beberapa tekanan dalam intonasi suaranya.

Tiba-tiba Amel menyeletuk membuat suasana dalam ruangan itu penuh tawa bahkan membuat Serena sedikit meringis namun juga ikut tertawa.

"Sekarang gue tau yang terobsesi itu bukan Serena tapi kak Dreandra. Psikiater lo salah orang."

Celetukan itu membuat cair suasana bahkan Serena yang sempat gugup kembali sedikit santai.

Keempatnya asik mengobrol dan bersenda gurau Sampai pintu tiba-tiba terbuka membuat keempatnya menoleh secara bersamaan.

"Asik banget, saya ganggu enggak?"

Sisil dengan semangat langsung lari kecil mendekat ke arah Ken yang masih berdiri di depan pintu.

"Enggak kok, kita lagi ngobrol santai aja biar Serena enggak nervous."

Sisil senyum malu-malu membuat Serena merasa sedikit mual melihat kelakuan sahabatnya tersebut.

"Modus lo, gue bilangin Kalana, ya!" Teriak Aira.

Sisil hanya menanggapi ancaman Aira dengan menjulurkan lidah.

Ken berjalan mendekati anak gadisnya, mengelus puncak kepala itu dengan penuh sayang.

"Anak ayah sudah dewasa ternyata."

Entah kenapa mata Serena tiba-tiba berkaca kaca saat netranya beradu dengan kedua mata Ken.

Ken membelai pipi Serena, "Rasanya baru kemarin ayah begadang jagain kamu yang nangis tengah malem, bantuin mamah buat bikin susu, nemenin kamu belajar jalan, nyuapin kamu makan. Rasanya secepat ini ternyata. Ayah sempat ngelewatin tumbuh kembang kamu karna sibuk bekerja, maafin ayah, ya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pokoknya Gue Cinta! 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang