"Aku hanya ingin menjadi satu-satunya rumah tempatmu tinggal bukan hanya sekedar untuk tempat singgah."
.
.
.Setelah ungkapan cinta yang di lantangkan oleh Serena, jarak antara Serena dan Dreandra sedikit merenggang. Serena yang sedikit menjauh dan Dreandra yang gak ambil pusing dengan sikap Serena.
Kegalauan Serena mulai tercium oleh sahabat-sahabatnya. Amelia nyikut pelan tangan Aira yang duduk di sebelahnya. Aira yang sadar akan kode yang diberikan Amel, seketika langsung negur Serena yang keliatan bener-bener gak bergairah.
"Lo kenapa? Akhir-akhir ini kaya gak semangat. Ada masalah?" Tanya Aira.
"Lo juga kaya gak nafsu makan, sakit?" Lanjut Sisil.
Kedekatan mereka hampir dua bulan ini udah cukup banyak ngebuat mereka paham akan kebiasaan dan tingkah laku satu sama lain.
Serena beberapa hari ini bertingkah laku gak kaya biasanya. Dia lebih murung dan gak keliatan lebih banyak diem.
"Hey guys."
Tiba-tiba seseorang datang dan narik kursi untuk ikut nimbrung di meja Serena. Gak lama setelah kedatangannya, cowok itu sadar akan suasana hening yang menyelimuti meja para gadis.
"Kok pada senyap gini?"
"Kesayangan lo lagi galau tuh," celetuk Aira sambil nunjuk ke arah Serena.
"Kenapa sayang?"
Serena cuma geleng terus senyum. Tangan Serena narik lengan cowok di sampingnya dan nyender dengan nyaman di lengan itu.
"A pulang bareng, ya?"
"Kebetulan emang mau ngajak pulang bareng, papah udah nanyain kamu terus."
Cowok dengan nama Erkan itu ngelus kepala Serena pelan. Erkan dan Serena berteman dari kecil bahkan sampai besar hubungan erat keduanya masih berlangsung dengan baik.
"Banyak nyamuk di sini guys."
Muka masam dari ketiga temen Serena itu ngebuat Erkan ketawa. Ketiganya udah tau hubungan macam apa antara Serena dan Erkan, tapi setiap Erkan nyamperin Serena, mereka selalu merasa menjadi nyamuk yang gak di anggap keberadaannya.
Dreandra jalan melamun sambil nenteng tas punggungnya, pikirannya melayang pada ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Serena.
Helaan nafas panjang menjadi pilihan atas rumitnya pikiran yang sedang di alaminya sekarang."Selamat pagi."
"Pagi."
Seseorang yang duduk satu meja dengannya itu nyodorin satu tempat bekal makanan dengan isian nasi goreng dan telur mata sapi di atasnya.
"Belum sarapan, kan?"
"Kamu yang masak?"
Dengan semangat cewek di hadapan Dreandra itu ngangguk dan senyum bangga mengiyakan pertanyaan yang terlontar dari mulut Dreandra.
"Enak?"
"Masakan kamu gak pernah gak enak, Sya."
Cewek bernama Nasya itu senyum malu karna pujian yang terlontar dari mulut kekasihnya.
Sepanjang perjalanan pikiran Dreandra gak pernah bisa fokus. Meski udah terbiasa dengan sikap manja dan posesif Serena, tapi ungkapan cinta yang Serena ucapkan mau gak mau tetep ngeganggu pikiran Dreandra. Pasalnya, gimana bisa seorang nona muda jatuh cinta dengan pembantunya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pokoknya Gue Cinta! 2
Romanceijinkan aku menjadi tempat singgah, meski dia yang kamu jadikan rumah. ~Sequal dari POKOKNYA GUE CINTA!~ Yang mau baca cerita ini di harapkan baca cerita sebelumnya, ya.... Warning! Cerita ini masih mengandung unsur LGBT, bahas kasar dan beberapa ka...