"Tidak semua mengulang itu akan mendapat hasil yang lebih baik. Setiap orang memang memiliki kesempatan, tapi tak setiap orang berhak diberi kesempatan."
Dreandra berjalan dengan mengabaikan panggilan yang sedari tadi terus mengganggunya. Sungguh, Dreandra tak ingin lagi berurusan dengan Nasya, apalagi setelah mendengar jika Nasya berpacaran dengannya hanya untuk memanfaatkan kepintarannya.
Saat itu Serena mempertemukannya dengan Erkan, laki-laki yang tega merebut Nasya darinya padahal keduanya dalam lingkungan pertemanan yang sama. Dreandra marah, bisa-bisanya Serena mempertemukan keduanya padahal dia tahu permasalahan yang tengah terjadi antara mereka. Meski sebelumnya mereka sering kali bermain bersama, bukan berarti Dreandra bisa dengan mudah kembali menerima Erkan setelah apa yang sudah dia lakukan.
"Nasya itu gak pernah benar-benar sayang sama lo, Dre. Dia cuma manfaatin kepintaran lo buat kepentingan pribadi dia. Lo sadar gak, setelah kalian putus nilai-nilai Nasya itu turun drastis?"
"Saya gak peduli dan gak mau tahu dengan apa yang kamu ucapkan!" Jawab Dre dengan nada yang begitu tak bersahabat.
Erkan meletakkan ponselnya dengan setengah kesal. Rekaman suara Nasya terputar dari ponsel Erkan, dimana Nasya benar-benar mengakui jika dirinya hanya memanfaatkan Dre dan tak pernah mencintainya. Bahkan dalam rekaman itu Nasya terkekeh geli dan mengatai jika Dreandra begitu bodoh bisa dengan mudah percaya dengan sikap manisnya.
Tangan Dreandra terkepal erat, saat Nasya merentangkan kedua tangannya untuk menahan kepergian Dreandra.
"Aku manggil kamu daritadi. Kenapa kamu terus ngejauh dari aku?"
Dreandra tak menanggapi, kakinya berjalan kepinggir berusaha melewati tubuh Nasya yang menghalangi langkahnya. Namun lagi-lagi Nasya menahannya.
"Dre!"
"Minggir!"
"Enggak! Sebelum kamu mau maafin aku. Aku minta maaf, aku tau aku salah. Dre, ayo balik. Aku masih sayang sama kamu."
Ekspresi wajah Nasya begitu mengiba, bahkan beberapa tetes air mata telah mengalir melewati pipinya.
Tiba-tiba Serena datang dan menarik Dre kebelakang tubuhnya. Matanya menatap nyalang ke arah Nasya yang juga menatap tak suka ke arahnya.
"Gue gak ada urusan sama lo!"
"Tapi yang lo ganggu itu pacar gue! Berarti lo ada urusan sama gue!"
"Pacar?" Nasya terkekeh dan menatap meremehkan ke arah Serena.
"Dari dulu lo selalu bermimpi buat jadi pacar Dre. Lo sadar gak, sih? Dreandra itu gak pernah nanggep lo lebih dari sekedar anak dari majikannya. Selama ini dia jagain dan bersikap baik sama lo itu karna dia di bayar! Dia bekerja untuk melakukan itu bukan karna dia suka sama lo!"
Tangan Serena terkepal erat, tubuhnya bersiap menyerang Nasya tapi Dre menahannya.
"Selama ini lo selalu jadi benalu di hubungan gue sama Dre! Harusnya lo sadar diri kalo sampe kapanpun Dreandra gak akan pernah cinta sama lo!"
"Mulut lo emang minta gue remes!"
Serena mencoba meraih Nasya tapi tubuhnya semakin di tahan oleh Dre. Bahkan kini tangan kanan Dre sudah melingkar di perut Serena untuk menahannya agar tidak maju menyerang Nasya.
"Dre itu cuma cinta sama gue! Semuanya yang terjadi antara gue sama Erkan itu pasti salah satu rencana lo, kan? Lo yang ngehancurin hubungan gue sama Dre!"
Dreandra menatap tajam ke arah Nasya yang terlihat begitu berbeda. Dulu Nasya tak pernah berbicara kasar dan selalu bersikap manis, tapi saat ini sikap Nasya berubah 180°, apa ini sifat Nasya yang sebenarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pokoknya Gue Cinta! 2
Romanceijinkan aku menjadi tempat singgah, meski dia yang kamu jadikan rumah. ~Sequal dari POKOKNYA GUE CINTA!~ Yang mau baca cerita ini di harapkan baca cerita sebelumnya, ya.... Warning! Cerita ini masih mengandung unsur LGBT, bahas kasar dan beberapa ka...