15

691 75 5
                                    

Happy Reading 💜

***

Yoongi kembali ke kamar Jungkook tadi malam dengan wajah bengkak dan sepasang mata memerah. Ia terisak lagi melihat Jungkook dan menyelimutinya dengan pelukan. Theo bergabung dan ikut dalam pelukan itu segera setelahnya.

Malam berlalu ketika ketiganya saling menghibur satu sama lain, merasakan goncangan menakutkan dari badai bermuatan listrik yang mereka hadapi.

Saat pagi tiba dan dokter datang lagi, Jungkook akhirnya diberi lampu hijau untuk keluar dari rumah sakit.

"Saya akan memindahkan Anda ke Dr. Jung, beliau adalah spesialis tumor otak. Untuk saat ini, saya akan meresepkan beberapa obat untuk menekan gejala tumor Anda dan sel kankernya, tapi pengobatan Anda untuk penyembuhan  mulai sekarang akan diputuskan oleh Dr. Jung," kata dokter itu pada Jungkook yang sekarang berada di ranjang rumah sakit dengan posisi duduk, Theo dan Yoongi berdiri di kedua sisi ranjang.

Mereka semua menatap dokter dengan saksama, mendengarnya dengan konsentrasi penuh.

"Jadi, kapan kami bisa bertemu Dr. Jung?" tanya Theo.

"Ini akhir pekan dan beliau keluar kota untuk menghadiri konferensi baru-baru ini, tapi saya akan menempatkan Jungkook sebagai kasus mendesak ke dalam janji temunya sehingga Anda dapat menemuinya tepat setelah beliau tiba di rumah sakit besok malam," jawab dokter.

Dokter pergi setelah menjawab beberapa pertanyaan Theo dan Yoongi tentang penyakit Jungkook dan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, selama itu Jungkook tetap diam, hanya mendengarkan.

Theo pergi untuk menyiapkan surat keterangan Jungkook setelah itu. Yoongi tetap di belakang, membantu Jungkook mengganti pakaian rumah sakitnya dengan pakaian biasa.

"Kumohon, Yoon, jangan diam saja." Jungkook menghela napas ketika Yoongi membantunya menutup ritsleting gaunnya. "Keheningan ini tidak cocok untukmu."

Jungkook memegang pergelangan tangan Yoongi dan menyuruhnya untuk berdiri di depannya.

Yoongi menggigit bibirnya. "Aku takut, Kook, dan aku terkejut. Bagaimana bisa wanita baik hati sepertimu harus melalui semua kesedihan ini! Kau adalah wanita paling luar biasa yang pernah kutemui dalam hidupku, kau bahkan tidak marah ketika aku kadang-kadang melampaui batas." Ia mengangkat tangannya, putus asa. "Mengapa kau harus selalu menderita? Itu membuatku bertanya-tanya apakah Tuhan benar-benar hanya duduk di atas awan sementara orang-orang baik terus menderita di bawah?!"

Ini adalah alasan logis yang membuat orang memilih untuk tidak beriman.

Jungkook tidak tahu bagaimana menanggapinya. Ini adalah pertanyaan yang ia tanyakan pada dirinya sendiri setiap menit.

"Aku tidak akan pernah bicara kepada Tuhan, sampai …," Yoongi mengatakan tekadnya. "Sampai kau sehat kembali, Kook, aku bersumpah."

***

Taehyung sedang mengalami pergolakan batin di kamarnya. Detektif yang ia sewa baru saja memberi tahu bahwa dokter yang merawat Jungkook menolak untuk mengungkapkan informasi pasiennya tanpa persetujuan mereka. Dan dokter itu bahkan menolak untuk dibayar olehnya. Dan sepertinya ia tidak dapat melakukan itu, tidak peduli seberapa besar keinginannya.

Perusahaannya sedang tenggelam dan dengan itu pekerjaan ribuan orang juga berada dalam risiko yang cukup besar. Dalam keadaannya saat ini, ia tidak mampu menyuap seorang dokter.

Rasanya aneh dan membingungkan, kekuasaan dan uang yang selama ini ia anggap remeh dan sering dibanggakan begitu lama sudah tidak ada lagi.

Taehyung menghela napas dan merosot ke bantal tempat tidurnya yang dingin, matanya menatap langit-langit putih tanpa henti. Ia tahu apa yang harus ia lakukan. Karena ini bukan tentang dirinya sendiri, ini tentang bisnis yang dibangun dan dipercayakan ayahnya kepadanya. Ini tentang ibunya yang menunggunya kembali ke rumah dan orang-orang yang bekerja di bawahnya.

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang