18

603 71 4
                                    

Happy reading 💜 maaf telat banget up nya

***

"Jungkook!" teriak Yoongi. "Apa yang terjadi?"

Jungkook memejamkan mata, ia menarik napas gemetar. "Tidak ada apa-apa."

"Tidak ada apa-apa?" Yoongi berjalan mendekat. "Sepertinya ada apa-apa. Jungkook! Apa … ya ampun … kau baik-baik saja?"

Jungkook semakin sulit bernapas, kepalanya berdenyut sakit dan ia merasa kelelahan seperti saat ia dirawat di rumah sakit. Ia tidak bisa menagatakan apa-apa karena tiba-tiba rasa sakit menyebar di dalam tengkoraknya, membesar seiring berlalunya detik.

Saat itu, Jungkook ingat ia lupa meminum obatnya pagi ini.

Yoongi dengan cepat bergegas ke arahnya dengan panik dan memegang bahu Jungkook. "Aku harus menelepon dokter …."

"Tidak … aku hanya …," Jungkook mengerang saat rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Yoongi membantunya untuk duduk ke kursi.

Meski perlu banyak usaha, namun Jungkook berhasil menunjuk tasnya yang berada di ujung meja, Yoongi segera mengambilnya. 

Dengan susah payah Jungkook mengeluarkan pil dari tas yang Yoongi pegang di depannya. Jungkook bernapas lega saat Yoongi membantunya menyeruput segelas air untuk menelan pil. Rasa sakitnya mereda setelah beberapa saat. Selama itu, Yoongi mengusap punggungnya dengan tatapan prihatin.

Meskipun pil itu membawa kelegaan, obat itu menyebabkan mati rasa yang Jungkook masih coba biasakan. 

Namun, hal baiknya adalah itu membuat Yoongi melupakan apa yang ia saksikan sebelumnya. Tidak peduli seberapa besar Yoongi tertarik pada minat Taehyung ke Jungkook, gadis itu lebih peduli pada kesehatan temannya itu.

Jadi, ketika Yoongi akhirnya memulai interogasi, itu tidak terdengar seperti sesi interogasi. 

"Apakah psiko itu menyentuhmu?"

Tapi tetap saja, itu terasa canggung. 

Jungkook berdeham. "Tidak." 

Yoongi tampak berpikir. "Kalau begitu, apa kalian saling menyentuh?" 

"Astaga, tidak, Yoon!" Jungkook menghembuskan napas gemetar. "Kami bertengkar karena dia selalu mencoba untuk mengintimidasi Theo." Setidaknya itu tidak bohong. "Dan … seperti seorang psikopat, dia berjalan mendekat untuk mengancamku."

"Hanya orang buta yang tidak bisa melihat apa yang pria itu coba lakukan kepadamu!" Yoongi mengangkat tangannya dengan putus asa. "Demi Tuhan, Kook, sangat jelas bahwa dia berniat untuk merayumu dan berselingkuh dari tunangannya."

Sambil meletakkan tangan di bahu Jungkook, Yoongi dengan marah berkata, "sepertinya pria itu benar-benar seorang psikopat. Dia bertunangan dengan seorang model dan di butik dia justru menunjukkan ketertarikannya padamu. Apa yang dia lakukan saat ini adalah hal yang salah."

"Aku setuju," gumam Jungkook.

Dari ujung kepala hingga ujung kaki Taehyung dipenuhi dengan kesalahan. Bagaimana jika Taehyung akhirnya mengetahui kebenarannya suatu hari nanti? Akankah Jungkook masih hidup saat hari itu tiba?

Lagi pula, itu bukan karena Jungkook masih peduli. Terlalu banyak yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, terlalu banyak yang berubah, terlalu banyak yang hilang. Tidak ada apa pun yang dapat mengembalikan masa lalu.

Ketika semua stres terasa mencekik dengan kenangan mengerikan yang kembali mendekatinya, gempat perlindungannya selalu menyelamatkannya. Tempat peruntungannya hanya satu, yaitu panti asuhan.

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang