32

575 55 3
                                    

Selamat malam💜

....

Theo tersenyum kecil pada awalnya, tapi senyuman itu berubah menjadi senyuman lebar.

Jungkook akhirnya bisa pulang sekarang.

Jimin yang berdiri di samping Theo, memukul punggung pria itu dengan bahagia dan Yoongi yang berdiri di sisi lain memekik.

Jungkook tampak lega dan itu membuat Theo tersenyum lebih lebar. Gadis malang itu telah mengkonsumsi makanan rumah sakit yang hambar begitu lama. Dengan menggunakan resep ibunya, Theo memasak kaldu ayam di rumahnya dan mencoba menyelundupkannya ke kamar gadis itu, tapi upayanya gagal karena ia tertangkap basah oleh keamanan.

Saat Yoongi mendengar hal ini, ia berkata, "kau seharusnya memberitahuku. Aku ahli dalam menyelundupkan barang-barang bahkan melalui keamanan yang paling ketat."

"Kau bisa menyelundupkan kaldu?" Theo bertanya serius.

"Tentu saja. Kau hanya perlu menuangkan kaldu ke dalam wadah sup yang paling kecil, dan pinjamkan aku kartu kreditmu agar aku bisa pergi ke toko pakaian dalam terdekat."

Alis Theo menyatu kebingungan, tapi kesadaran muncul di benaknya disertai dengan kengerian yang luar biasa.

Matanya tertuju ke dada Yoongi sebelum ia mendongak lagi dan melihat gadis itu mengangguk. Tentu saja, Theo menolak. Namun, kembali ke kenyataan, sekarang Jungkook akan pulang, ia akhirnya bisa memanfaatkan resep ibunya dengan baik dan menyediakan makanan untuk Jungkook yang diharapkan akan membawa senyum ke wajahnya.

Beberapa jam berikutnya dihabiskan dengan menyelesaikan tagihan dan menyiapkan formulir keluar rumah sakit. Tidak mudah bagi Theo karena ia harus melihat wajah sedih Taehyung sepanjang waktu.

Taehyung telah mengisi namanya di seluruh formulir saat Jungkook dirawat di rumah sakit, juga ia telah menandatangani surat-surat operasi. Jadi, ia sekarang diminta untuk menandatangani surat pemulangan juga agar Jungkook pulang.

Theo menghentikan Taehyung saat pria itu sedang mengeluarkan kartu kreditnya.

"Kau tidak perlu mengeluarkan uang lagi. Jungkook tidak akan senang mengetahuinya," ia memastikan suaranya terdengar tegas sehingga Taehyung tahu masalah ini sangat penting, bagi Jungkook dan baginya. "Dia mengatakan akan segera mengembalikan uang yang harus kau keluarkan untuknya selama perawatan dan operasinya."

Ia melihat jari-jari Taehyung mengencang pada kartu kredit dan lebih banyak kerutan muncul di dahinya.

"Dia tidak perlu mengembalikan uangnya."

Theo mengangguk. "Tapi dia mau. Dan jangan khawatir, dia tidak akan jatuh miskin. Dia sudah bekerja dan memiliki tabungan sendiri. Selain itu, Dr. Jung telah mendaftarkannya ke dalam program khusus yang membantu pasien kanker kelas menengah dengan biaya mahal untuk perawatan mereka."

Saat kartu kredit Taehyung tergeletak di atas meja resepsionis, Theo buru-buru membayar. Seperti yang diinginkan Jungkook, Theo membayar menggunakan gaji gadis itu untuk bulan depan.

Bukannya Theo tidak bersikeras untuk membayar tagihan, tapi Jungkook bersikeras untuk tidak mengambil uang dari siapa pun. Dan meskipun awalnya kesal karena kekeraskepalaan Jungkook, ia juga sangat menghormati rasa lapar gadis itu akan kebebasan.

Ia tidak tahu mengapa Jungkook memandang dirinya sendiri seolah-olah ia lemah, sementara Theo menyaksikan gadis itu setiap hari mencoba untuk bangkit tidak peduli berapa kali hidup menjatuhkannya.

Jungkook selalu mengatakan bahwa Theo lah yang menjemputnya dari jalan dan memberinya kehidupan baru, tapi gadis itu tidak melihat bagaimana ia sendiri telah bekerja keras siang dan malam untuk memberikan dunia yang baru untuk dirinya sendiri.

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang