Yang lupa bab sebelumnya, boleh di baca ulang ya, biar tetep seru💜
***
"Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi. Kau membuatku jijik …."
Jungkook terisak-isak tanpa jeda, dan ia hanya ingin pergi, melarikan diri dari perasaan sengsara ini. Tapi ia membeku di luar kehendak, kakinya terpaku ke tanah karena berat tubuhnya sendiri.
Dan kemudian, dengan sangat cepat, tepat ketika ia mengira ia akan terjebak pada momen menyakitkan ini seumur hidup, ia tiba-tiba tersadar.
Ia mendapati dirinya berlari melewati jalan yang sepi, dikelilingi oleh kegelapan yang lebih gelap dari kegelapan malam. Ia tidak tahu apa-apa saat itu, hanya ketakutan di hatinya bahwa sesuatu yang sangat buruk akan terjadi, dan satu-satunya cara untuk melarikan diri adalah dengan terus berlari. Tapi, sebuah mobil muncul entah dari mana, kapnya menabrak tubuhnya dengan kekuatan yang besar. Ia bisa merasakan tulangnya patah, kepalanya sakit dan semua organ di dalam tubuhnya terpelintir.
Rasa sakit yang menyerangnya sekarang benar-benar berada di puncak.
Ia terbaring tak berdaya di trotoar, tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Bahkan penglihatannya mulai kabur.
Ia harus tetap membuka matanya. Ia harus tetap membuka matanya.
Tapi kelopak matanya seolah terbuat dari baja. Dan ia mendengar suara tangisan bayi, bayinya menangis di dekatnya.
Ia harus menyelamatkan bayinya. Tapi ia tidak bisa bergerak, ia tidak bisa membuka matanya lagi.
***
"Kook. Jungkook! Bangun!" sebuah suara menenangkan menembus kabut rasa sakitnya. "Itu hanya mimpi, buka matamu. Sst …."
Saat ia perlahan-lahan terbangun dari tidur dan mimpi buruk yang kejam itu, ia menyadari bahwa ia masih menangis karena perasaan tertekan di dadanya. Ia membuka matanya dan melihat raut wajah cemas Theo.
"Tarik napas, hembuskan," bisik Theo sambil menghela napas lega. "Tidak apa-apa."
Dengan terengah-engah, Jungkook mengangkat tangan gemetar dan menyeka air mata dari pipinya sebanyak yang ia bisa. Isak tangisnya berkurang menjadi cegukan.
"Kau masih mengalami mimpi buruk itu?" Theo bertanya, menjatuhkan tangannya dari bahu gadis itu karena Jungkook sudah tenang.
Theo adalah satu-satunya yang tahu tentang mimpi buruknya. Itu karena, ia pernah tinggal di apartemen pria itu selama berbulan-bulan, setelah Theo memungutnya di jalanan hari itu.
"Sering," jawabnya, suaranya serak.
Mimpi itu tidak menyerangnya setiap malam secara teratur lagi, tapi sering kali mimpi itu datang.
"Aku sudah lama menerima bahwa mimpi itu telah menjadi bagian dari hidupku," kata Jungkook setelah berhasil bersuara dan menghela napas.
Theo duduk di tepi tempat tidurnya, membungkuk. Tiang lampu di luar jendela kamar tidurnya remang-remang. Itu menciptakan bayangan di wajah pria itu, menambah garis kekhawatiran yang menodai dahi mulus pria itu dan di sekitar mata coklatnya.
Matanya sangat mempesona. Matanya tampak hitam di siang hari tapi Jungkook memperhatikan, setiap kali Theo lelah atau mengantuk … mata itu akan berubah warna menjadi lebih terang, mata itu akan berubah menjadi warna coklat misterius.
"Aku harap psikiater yang ditunjuk dokter Jung dapat membantumu," kata Theo.
"Kita akan mengetahuinya besok," jawab Jungkook, matanya berat karena kantuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/310883132-288-k293360.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily
RomanceSinopsis Kebingungannya berlipat ganda melihat kemarahan di mata Taehyung. "Aku sungguh tidak tahu apa-apa, Tae. Apa yang telah aku lakukan?" "Ini." Taehyung melemparkan beberapa lembar foto ke wajah Jungkook. Merasa terkejut dengan perilaku Taehyun...