36

539 51 5
                                    

Jungkook tersentak oleh gerakan tiba-tiba dan merasa dirinya menabrak tubuh yang terjatuh menyentuh tanah dengan membawanya terjatuh bersamanya. Ia terengah-engah dan orang yang menyelamatkannya juga terengah-engah.

Ia mengangkat kepalanya dan berkedip beberapa kali, menghilangkan titik-titik hitam dari penglihatannya. Dan saat penglihatannya fokus, ia menyadari bahwa wajah yang menatapnya bukanlah wajah tak dikenal.

Taehyung.

Dan jantungnya bergemuruh, sama seperti jantung pria itu. Wajahnya sepucat wajah Taehyung karena ketakutan. Ia beringsut untuk menjauhkan dirinya.

Dengan teriakan marah, pengemudi truk itu berbalik ke arah jalan dan menjauh dari sana.

"Sial, si Brengsek itu melarikan diri!" Taehyung berkata dengan gemetar, dan Jungkook tidak tahu apakah itu karena marah atau takut.

Masih sedikit linglung, Jungkook menatap pusaran debu yang perlahan mengendap yang ditinggalkan kendaraan itu sementara Taehyung menatapnya dengan cemas.

"Kau baik-baik saja?" ia bertanya, salah satu tangannya melingkari bahu Jungkook.

"Ya," Jungkook bergumam. Ia menjadi sadar akan kedekatan di antara mereka saat itu, dan tiba-tiba, ia merasakan otot-otot pria itu menekannya, cengkraman kuat pria itu di bahunya menahannya dengan mantap sementara kakinya goyah karena kematian yang hampir menghampirinya.

Ia menggeliat keluar dari pelukan Taehyung tapi pria itu tampaknya tidak menyadari hal itu, atau mungkin, tidak mau. Untungnya, Yoongi dengan kuat menyeretnya menjauh dari Taehyung.

"Ya Tuhan! Jungkook!" Yoongi berteriak membuatnya tersentak, ia menarik Jungkook ke dalam pelukannya dan kemudian melepaskannya dengan cepat. "Coba aku lihat berapa banyak lukamu," kata Yoongi, mengalihkan pandangannya ke tubuh Jungkook.

Yoongi memastikan bahwa tidak ada tulang yang patah dan tidak ada setetes darah pun. Dia berbalik untuk menatap Taehyung yang sekarang sedang berbicara dengan seseorang di telepon, berbicara dengan panik, matanya menyipit dan satu tangan mengusap rambutnya.

Ia memutuskan panggilan dan menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Pria itu mendekatinya perlahan.

"Polisi akan berada di sini sebentar lagi," katanya. 

"Terima kasih," kata Jungkook. Ada banyak hal yang perlu mereka bicarakan, tapi itulah yang harus dia katakan saat ini. "Apa kau baik baik saja?" Jungkook bertanya, khawatir melihat penampilan Taehyung.

Taehyung tidak menjawab. Desahan gemetar lolos dari bibirnya yang terbuka saat ia mengusap wajahnya. "Kecelakaan itu disengaja," ujarnya, menyuarakan apa yang sudah ia curigai.

***

Taehyung berjalan melewati kepala pelayan yang membuka pintu apartemen duplex berkelas milik Yonshik. Dengan kepala pelayan membuntuti di belakangnya seperti lebah yang terus-menerus berdengung, Taehyung berjalan menyusuri koridor kecil dan masuk ke area lounge.

Yonshik sedang menyesap tehnya, posturnya tampak tenang dan berwibawa.

"Aku tahu itu kau," kesal Taehyung, menunjuk pria yang baru saja menyeringai mendengar tuduhannya.

"Ya, senang bertemu denganmu juga, Taehyung," kata Yonshik acuh tak acuh, menurunkan cangkir tehnya. Ia melambai kepada kepala pelayan yang berdiri dengan waspada di ambang pintu.

"Hentikan omong kosongmu, Yonshik!" kata Taehyung dengan gigi terkatup, semakin sulit baginya untuk menahan keinginan untuk memukul pria itu sampai dia mati. "Kau sudah menghancurkanku, bisnisku bangkrut dengan cepat. Kau membalas dendam padaku, lalu kenapa kau mengganggu Jungkook?"

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang