16

623 69 0
                                    

Selamat pagi😊

Happy Reading 💜

***

"Kami akan memulai pengobatan dengan kemoterapi yang akan mengontrol pertumbuhan sel kanker yang berlipat ganda dan mudah-mudahan akan menguranginya, kemudian setelah pengamatan lebih lanjut harus dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor sambil berusaha untuk tidak merusak otak normal." 

Jungkook mendengarkan dengan ekspresi khawatir saat Dr. Jung menjelaskan kepada mereka tentang pengobatan tumornya. Kedua tangannya digenggam sangat erat oleh Theo dan Yoongi saat ia duduk di antara mereka di seberang dokter.

Dokter dengan sabar menunggu mereka memproses kata-katanya. Ekspresi tenangnya membuktikan bahwa pemandangan itu bukan hal baru baginya.

Teror yang dibawa oleh perincian perawatan ini, bagi Dr. Jung adalah pemandangan sehari-harinya.

Tepat setelah pertengkaran dramatis yang sangat melegakan dengan Taehyung sore itu, Theo memberi tahu Jungkook bahwa ia menerima telepon dari rumah sakit yang mengkonfirmasikan janjinya dengan dokter barunya, spesialis tumor otak Dr. Jung Hoseok.

Jadi Jungkook pulang lebih awal dengan gugup, ia merasa seolah ia akan menghadapi hukuman mati.

Begitu seseorang mengetahui hal yang buruk akan segera terjadi padanya, sangat tidak mungkin untuk menghilangkannya dari pikiran mereka.

Theo berdeham setelah beberapa saat hening. "Jadi, kemoterapi dan operasi akan menyembuhkannya?"

"Bukan menyembuhkan, kami akan menyebutnya remisi karena selalu ada kemungkinan besar tumor kanker muncul kembali," dokter tersenyum kecil kepada mereka. "Dan … kami berharap bahwa kemoterapi dan operasi akan menjadi obat untuk menggagalkan tumor Jungkook, tapi terkadang tumor masih tidak dapat diangkat karena otak adalah organ sensitif. Maka kami harus melakukan radioterapi."

Dokter mendorong kacamatanya yang merosot ke atas hidungnya yang mancung.

Theo menarik napas dalam.

"Apa semua perawatan ini akan memberikan efek samping?" Jungkook bertanya seberani mungkin sementara sebenarnya perasaannya cemas.

"Dampak permanen." Dr. Jung mengangguk mengiyakan. "Saya tidak bermaksud menakut-nakuti Anda, tapi ada empat puluh persen kemungkinan risiko hidup atau kelumpuhan saat melakukan operasi. Beberapa pasien menderita kebutaan sementara atau permanen, atau masalah bicara, keseimbangan atau koordinasi otak yang buruk."

Sekali lagi, ada keheningan selama beberapa detik yang mencekik.

Tiba-tiba, dengan embusan napas yang tajam Yoongi bergumam. "Yah … apa yang bisa diharapkan setelah otakmu di bongkar."

Dia ada benarnya.

Mengangkat alisnya, Dr. Jung memandang Yoongi sebentar sebelum mengalihkan perhatiannya kembali ke Jungkook dan Theo lagi. "Tapi mari berharap yang terbaik, Jungkook," desahnya. "Sepanjang karir saya, saya telah melihat hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin karena kekuatan kemauan dan kepositifan."

Kesimpulan dari penjelasan para dokter tentang perawatannya mengatakan dengan gamblang bahwa butuh sebuah keajaiban untuk keluar dari penyakit ini tanpa cedera, itu pun jika ia keluar hidup-hidup.

Jungkook memilih untuk tidak membiarkan dirinya berharap untuk tetap bertahan hidup. Tampaknya lebih baik untuk tidak berharap banyak, ketika takdir begitu tertarik untuk menyeretnya terlebih dahulu melewati api neraka abadi yang mengerikan ini, lalu siapa ia hingga berani menentangnya.

Ada satu hal lagi yang tidak bisa ditentang olehnya.

Taehyung mengunjungi butik mereka setiap hari.

Darahnya mendidih saat ia mengetahui bahwa pria itu mencoba untuk diam-diam mengumpulkan informasi tentang dirinya dari karyawan lain. Konsekuensinya sangat parah. Setidaknya untuknya. Sekarang, orang-orang membuat gosip-gosip murahan tentang Taehyung dan dia. Ia bisa mendengar bisikan pelan saat mereka menutupi mulut mereka, diam-diam melihat ke arahnya dan kemudian berbicara dengan penuh semangat.

Permainan apa yang Taehyung coba mainkan di sini? Jelas bahwa tidak ada yang tersisa di antara mereka, Taehyung bukan urusannya lagi, ia sudah cukup yakin tentang hal itu melalui tindakan Taehyung. Lalu apa yang pria itu lakukan pada semua informasi yang ia dapatkan baru-baru ini?

Pada satu titik, Jungkook mengesampingkan pertanyaan-pertanyaan ini. Ia memiliki lebih banyak masalah dalam hidupnya sekarang, seperti mempersiapkan dirinya untuk operasi.

Taehyung seharusnya berada di urutan terakhir dari daftar stresnya, tapi secara mengejutkan pria itu menjadi yang teratas dalam daftar itu.

"Minggir."

Jungkook pergi berbelanja bahan makanan, itu adalah toko terdekat dari apartemennya yang selalu ia kunjungi.

Semuanya damai saat ia mengambil barang-barang dari rak sampai saat Taehyung melompat di sudut salah satu rak, tangannya penuh dengan botol anggur, ia terkejut dengan kemunculan pria itu yang tiba-tiba dan tanpa sadar berdiri menghalangi jalannya. Taehyung, tampak sangat tenang tentang pertemuan tak terduga mereka.

Saat pria itu dengan kasar memerintahkannya untuk minggir, ia hanya bisa mendengus kesal.

Mengapa pria itu harus muncul ke mana pun ia pergi? Ada begitu banyak kebetulan yang bisa terjadi dalam kehidupan nyata.

Jungkook menyingkir dan berbalik untuk memusatkan perhatiannya kembali pada banyak jenis makanan kaleng di hadapannya.

Ia mendengar suara gemerincing botol dan setelah beberapa saat Taehyung berdiri di sampingnya dan memelototi makanan kaleng itu.

"Sarden bagus untuk demam," komentarnya kasar.

Apa maksudnya dengan demam? Apa dia berpikir aku sedang demam? Batin Jungkook.

Jungkook menggertakkan giginya, ia punya firasat bahwa Taehyung sedang mencoba untuk membuat argumen di sini, mungkin atas benda-benda yang tidak bersalah seperti sarden. Pria itu hanya butuh alasan untuk menghinanya. Ia sangat yakin akan hal itu.

Bagaimanapun, ia telah menghindari interaksi apa pun dengan pria itu akhir-akhir ini tidak peduli berapa kali pria itu datang berkeliaran di butik dengan pura-pura ingin bertemu dengan Theo, membuktikan kepada Yoongi tentang dugaannya selama ini.

Pria ini telah terbukti menjadi pengganggu yang semakin sulit untuk dihindari.

Tapi Jungkook harus menghindarinya. Kewarasannya bergantung padanya.

Jadi, Jungkook dengan cepat mengambil sekaleng sarden … yang berisi ikan besar dan makanan instan lainnya. Melemparkannya ke dalam keranjangnya, ia berbalik, menyerbu ke arah kasir.

Sambil berdiri di antrian, dari sudut matanya ia melihat Taehyung menuju kasir lain di seberangnya. Ada ekspresi kesal di wajah pria itu, dan kemudian seorang pria menabraknya. Dengan suara benturan sebagian besar botol jatuh dari tangan Taehyung, suara pecahan kaca membuat Jungkook ngeri. Dan kemudian ia menyaksikan dengan mulut terbuka lebar saat Taehyung memegang kerah baju pria itu, berteriak di depan wajahnya. Pria itu terlihat kesal juga membalas perkataan Taehyung dan kemudian membuat keadaan menjadi lebih buruk dengan menjulurkan lidahnya pada Taehyung. Akan sedikit lucu jika Taehyung tidak mengayunkan tinju ke hidung pria bertindak itu. 

Jungkook telah membayar tagihannya saat itu. Sambil menggelengkan kepala, ia dengan cepat meninggalkan toko sementara penjaga keamanan berlari ke arah dua pria itu.

Beberapa drama lebih baik dibiarkan begitu saja.

Tapi sangat menyedihkan mengetahui bahwa drama menolak untuk meninggalkan hidup gadis cantik itu. Seperti hukum gravitasi, drama akan selalu menemukannya dengan cara yang mengejutkan.

Mencengkeram tas berisi barang-barang belanjaan di satu tangan dan dompet kecilnya di tangan lainnya, Jungkook berjalan menyusuri trotoar menuju apartemennya. 

Ia menghentikan langkahnya, tiba-tiba menemukan sosok yang dikenalnya berdiri tegak di tepi jalan di depan sebuah Mercedes hitam.

"Hai, sudah sangat lama sejak terakhir kita bertemu."

Wajah Jennie berlawanan dengan sikap acuh tak acuhnya; nada sarkastik, matanya memiliki kilatan sadis di dalamnya, rambut panjangnya yang sedikit berkibar di bahunya yang ramping menciptakan aura percaya diri.

Sungguh menakutkan bahwa sesuatu yang begitu jahat bisa terlihat sangat indah.

Bersambung

Selamat beraktifitas 💜

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang