BAB 10 ( TIDAK AKAN MENYERAH )

236 18 0
                                    

"Aku tidak tahu apa memang benar yang aku lakukan itu salah ? Tapi aku bingung dimana letak kesalahannya ? Aku hanya ingin melindungi dia saja tidak lebih tapi kenapa dia menuduhku dengan tuduhan buruk seperti itu ? Aku mengorbankan diriku di permalukan disana tapi apa yang aku dapatkan ? Yang aku dapatkan hanya tuduhan buruk saja, dia begitu aku kagumi dan juga pedulikan tapi mengapa dia bisa menuduhku sampai serendah itu ?" Airmata Amira tak henti-hentinya mengalir

Saat ini mungkin semua orang akan mengiranya orang gila karena pakaiannya yang lusuh, penampilannya yang sangat kotor, ditambah bau yang sangat menyengat akibat telur-telur itu

Hujan datang dan seakan tak ingin membiarkan dia sendiri, hujan selalu menemaninya di setiap langkah menuju kediamannya

Hujan juga seakan tidak ingin orang lain melihat airmatanya karena itulah dia turun dan membuat air mata Amira tersamarkan karena rintiknya

Malam ini terasa sangat dingin tapi dia sama sekali tidak merasakan hal itu, luka di hatinya sepertinya membuat dia menjadi mati rasa

Apa yang kamu lakukan huh ?! Kau ingin terkenal ?! Kau ingin viral ?! Makanya kau melakukan hal itu ?! Kau pura-pura ingin melindungi saya agar semua media tertuju kepadamu ?! Agar semua media disini mengira kau adalah pahlawan ?! Apa itu maumu ?! Picik sekali pikiranmu itu! Kau memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari sensasi ?! Luarbiasa! Kau berhasil! Apa kau lihat beberapa media sudah menyorotimu! Kau berhasil terkenal! Selamat untuk itu! Mungkin semua orang akan kagum kepadamu karena sudah melindungi saya dengan begitu baik!"

"Sekarang kau menangis ?! Apa sekarang kau ingin merubah rencanamu ? Kau ingin berpura-pura menjadi korban disini huh ?! Luarbiasa! Seharusnya kau menjadi artis saja! Ektingmu itu sangat baik nona! Kau-"

Semua yang Asnawi lakukan juga katakan masih terbayang jelas di ingatannya, dia masih mengingat wajah itu wajah yang menatapnya dengan penuh amarah

Dia juga masih mengingat semua perkataan kasarnya, bahkan dia juga tidak akan pernah melupakan kejadian dimana pria itu menginjak kue hasil buatannya sendiri

Bukan hanya tak menghargai hasil jerih payahnya tapi pria itu juga tidak mempedulikan perasaan dirinya

Pria yang dia sangat kagumi, pria yang sangat dia idolakan dan juga dia pedulikan justru pria yang sama sudah menghancurkan hatinya sampai berkeping-keping

Tak terasa kakinya berhenti tepat di depan pintu kediamannya namun seketika saja tubuhnya melemas dan dia terjatuh begitu saja tepat di depan pintu

"Amira!" Teriak seseorang dari dalam rumah yang tak lain adalah Mila temannya itu segera membuka pintu

"Apa yang terjadi Amira ? Kenapa kamu bisa sampai seperti ini ? Siapa yang sudah melakukan hal ini ?" Tanya Mila namun sahabatnya itu hanya diam dengan tatapan kosong

"Amira! Aku bertanya kepadamu apa yang terjadi ? Katakan!" Mila menggoyangkan bahu Amira lalu sedetik kemudian tangis Amira pecah begitu saja

"Aku hancur Mil aku hancur hiks.."

"Hatiku sakit bahkan sangat sakit! Pria yang aku pedulikan dan yang selalu aku dukung dia sudah menghancurkan diriku.. hiks"

"Aku ingin membencinya! Aku ingin tidak peduli kepadanya tapi aku tidak bisa melakukan hal itu! Aku.." Amira tak bisa melanjutkan perkataannya

"Sudah masuklah dulu di luar masih hujan deras nanti kau bisa sakit, sekarang bersihkan dirimu dulu lalu kau bisa ceritakan semuanya kepadaku oke ?" Amira tidak menjawab dia hanya menangis namun Mila dia segera mengangkat sahabatnya itu dan memapahnya untuk masuk ke dalam rumah

                                ***

Hye Won memperhatikan Asnawi yang sedari tadi berjalan mondar-mandir di hadapannya hingga membuat dirinya yang tengah makan menjadi tidak fokus pada makanan

Bahkan pria itu juga terlihat mengusap wajahnya berulang kali nyatanya kejadian tadi di pertandingan masih saja terngiang dalam pikirannya

Bagaimana timnya harus menghadapi hukuman kekalahan karena kesalahan yang di perbuatanya

"Kau ini kenapa ? Kenapa mondar-mandir seperti itu ?" Tanya Hye Won yang berhasil menghentikan langkah Asnawi

"Kau masih bertanya saya kenapa ? Apa kau tidak ingat kejadian di pertandingan tadi ? Dimana timku harus menelan kekalahan hanya gara-gara kesalahanku, ckk.. seandainya saja saya tidak ceroboh dalam merebut bola itu pasti semua ini tidak akan terjadi kan ? Hye Won menghentikan aktivitas makannya dia memegang pundak Asnawi

"Sudahlah bukankah coach juga sudah bilang tidak papa hal itu juga sudah biasa terjadi di pertandingan kau hanya perlu memperbaikinya di pertandingan selanjutnya" jelas Hye Won

"Tapi bagaimanapun juga semua itu kesalahan saya kan ?" Hye Won berdecak "apa hanya karena melakukan sebuah kesalahan kau akan menyerah begitu saja ?"

"Kau ngomong apa sih ? Ngga mungkin lah"

"Yasudah jangan di pikirkan lagi, sekarang itu kamu hanya perlu fokus pada pertandingan-pertandingan yang akan datang" Asnawi mengangguk apa yang dikatakan Hye Won memang benar

Dia tidak boleh terus menerus berada dalam rasa bersalah ini karena itu akan membuat dirinya tersiksa dan mungkin saja tidak akan fokus pada pertandingan-pertandingan berikutnya

                                 ***

"Minum dulu teh nya" ucap Mila ketika dia melihat Amira keluar dari kamar mandi

Gadis itu mengangguk lalu meminum teh hangat buatan Mila "terimakasih Mil" ucapnya setelah meminum teh itu

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi ? Kenapa kamu pulang dengan keadaan yang.. sangat buruk ?" Tanya Mila

Amira menaruh teh nya di meja dan dia tersenyum singkat ke arah Mila "mungkin tadi aku terlalu lelah sampai-sampai hanya karena masalah sepele aku merasa hancur"

"Maksudmu ?"

"Tadi seperti biasa aku pergi untuk menonton pertandingan sepak bola dan mendukung Asnawi idolaku, awalnya semua berjalan baik sampai suatu ketika dia melakukan kesalahan di kotak pinalti dan kesalahannya itu membuat tim nya di rugikan dengan kekalahan, kesalahan Asnawi membuat hampir semua suporter geram hingga beberapa dari mereka ada yang melemparinya dengan kertas bahkan telur tapi ketika aku melihat seseorang yang akan melemparinya telur entah aku mendapat keberanian dari mana aku lompat dari kursi penonton menuju lapangan dan aku melindungi dirinya dari semua serangan itu sampai akhirnya semua telur itu hanya mengenaliku saja" jelas Amira lalu dia menghela nafasnya

"Tapi sepertinya dia tidak menyukai perbuatanku itu, dia mengira aku melakukan itu karena aku ingin mencari popularitas dengan memanfaatkan dirinya, dia menarikku ke sudut stadion dengan kasar dan dia juga mengatakan hal yang membuat aku sangat kecewa dia menuduhku dengan susuka hatinya, bahkan yang lebih membuatku merasa sakit hati adalah ketika dia membuang kue yang aku berikan, tak hanya di buang bahkan dia juga menginjak kue itu sampai kue nya hancur" tambah Amira yang membuat Mila juga sepertinya ikut geram mendengar ceritanya

"Gila ya itu orang tidak tahu terimakasih banget! Dia harusnya berterima kasih kepadamu kan ? Bukan malah menuduhku dengan tuduhan rendah seperti itu!" Tukas Mila yang membuat Amira terkekeh pelan

"Tapi setelah aku berpikir lagi dia melakukan itu mungkin karena saat itu emosinya sedang tidak stabil, dia membuat kesalahan hingga membuat tim nya kalah, hal apa yang jauh lebih menyakitkan dari itu ? Aku memaklumi semua tindakannya" ucap Amira yang membuat Mila tidak percaya

"Apa ? Kamu masih memaklumi perbuatannya ? Jangan katakan kalau kamu masih akan terus mendukungnya Mira!" Amira kembali tersenyum dan dia mengangguk

"Hal sepele seperti ini tidak akan membuatku menyerah untuk mendapatkan dirinya" Mila berdecak dan menggeleng tak percaya "terserah tapi ingat mimpi itu jangan tinggi-tinggi Mir nanti kalau kamu tidak bisa menggapainya kamu pasti akan kecewa"

                                 ***

See you di next part

ASMARA SANG KAPTEN GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang