BAB 36 ( DAVINA )

152 10 0
                                    

Amira menatap langit pagi yang terasa menghangatkan berbeda dari udara yang menyapanya kala itu yang terasa begitu sejuk

Amira memejamkan matanya seraya menikmati dua pemberian Tuhan itu "Mir, are you oke ?" Tanya Mila yang dijawab anggukan pelan oleh Amira

"Kenapa kamu bangun ? Hari ini kan kita libur seharusnya kamu istirahat saja, kamu masih belum pulih benar kan ?" Mila menggeleng pelan "bagaimana aku bisa beristirahat sementara aku tahu sahabatku tidak baik-baik saja" Mila berdiri di samping Amira dan menatapnya

Amira menyeka airmatanya "aku bilang aku baik-baik saja" Mila menggeleng cepat "No, you lie Mir, i know you're not fine now"

"Kalau kamu baik-baik saja kenapa kamu tidak tidur semalaman huh ? Lihat dirimu, kamu terlihat pucat" Mila memegang dahi Amira "bahkan kamu juga demam sekarang"

"Sudah jangan pikirkan apapun lagi ayo aku akan mengantarmu istirahat" Mila memegang lengan Amira sementara gadis itu hanya menggeleng "apa kau yakin jika aku akan beristirahat sementara isi kepalaku penuh saat ini ?" Mila menghela nafasnya

"Baiklah aku akan mendengarkanmu, apa keputusanmu ?" Tanya Mila mata Amira seketika saja kembali berkaca-kaca lalu dia tersenyum "aku..aku akan membuktikan cintaku, aku.. aku.. aku akan menebus kesalahanku, aku akan mendekatkan kembali Asnawi dengan calon istrinya"

Deg!

Tentu saja keputusan yang Amira ambil mengejutkan Mila bagaimana tidak ? Bukankah sahabatnya ini sangat mencintai Asnawi dan begitupun juga sebaliknya ? Ya meskinya pria itu tidak pernah mengatakan hal itu kepada Amira tapi Mila bisa merasakan bahwa sebenarnya dia juga mencintai Amira

"Are you crazy ?! Mir kamu dan Asnawi itu saling mencintai, kenapa kamu mengambil keputusan itu ?" Tanya Mila "karena aku yakin jika memang kita ditakdirkan bersama maka halangan sebesar apapun tidak akan menghalangi cinta kita, sekarang cinta kita sedang di uji, kita lihat saja siapa yang menang, cintaku atau cinta calon istrinya" jelas Amira

"Lagian dengan mengambil keputusan ini aku bisa tahu perasaan Asnawi kepadaku kan Mil ? Jika dia memang benar-benar mencintaiku maka dia pasti akan mencariku setelah aku pergi nanti" Mila menggeleng pelan "aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang ada di pikiranmu saat ini!"

Tokk....Tokkk...Tokk..

Suara ketukan pintu membuat fokus mereka berdua teralihkan "biar aku yang lihat siapa yang datang pagi-pagi begini" Mila pergi untuk membuka pintu sementara Amira dia memutuskan untuk kembali ke kamar kepalanya terasa sangat pening saat ini

Cklek..

"Kau ?" Ucap Mila setelah dia melihat Asnawi yang datang "iya ini saya dimana Amira ?" Tanya balik Asnawi "ada di dalam"

Asnawi masuk ke dalam rumah Mila dan juga Amira dia melihat Amira masih tertidur di pagi hari seperti ini "sudah aku duga dia masih tidur" ucap Asnawi dia hendak membangunkan Amira untuk mengajaknya berolahraga pagi tapi Mila dia memegang lengannya dan berhasil menghentikan langkahnya "ada apa ?"

"Jangan ganggu dia, apa kau tahu ? Dia baru saja tidur, semalaman dia terus saja terjaga" ucap Mila "apa ? Dia tidak tidur semalaman ? Tapi kenapa ?" Mila menghela nafasnya dia tidak mungkin memberitahu pria itu apa yang telah terjadi sebenarnya

"Aku tidak tahu dia tidak mengatakan apapun" bohong Mila lalu Asnawi segera masuk ke dalam kamar Amira dan memeriksa keadaan gadis itu

Asnawi memegang tangan Amira tangannya terasa sangat panas lalu dia memegang dahi Amira dan suhu tubuh Amira memang sepertinya sedang naik

"Dia sakit" ucap Asnawi lalu dia membelai lembut puncak kepala Amira "apa ada obat disini ?" Tanya Asnawi yang dijawab anggukan oleh Mila lalu Mila mengambilkan kotak obat sementara Asnawi dia membuat kompres untuk gadis itu

Asnawi menempelkan kompres itu pada dahi Amira hal itu membuat Amira terbangun

Asnawi melihat mata Amira yang sembab sebenarnya apa yang terjadi pada gadis itu ? Sepertinya dia habis menangis semalaman

"Apa aku mengganggu istirahatmu hm ?" Tanya Asnawi yang dijawab gelengan kepala oleh Amira "oke karena kau sudah bangun sekarang makan roti ini lalu minum obatnya" pinta Asnawi sebari memberikan roti dan juga obat untuk Amira

"Jika setelah minum obat ini kamu masih belum mendingan kita pergi ke rumah sakit atau ke klinik saja ya" Amira menggeleng dia memakan roti itu dan meminum obatnya karena dia tahu jika Asnawi adalah tipikal pria yang tidak bisa di tolak keinginannya "aku baik-baik saja"

"Apa kau pikir saya bodoh ? Jelas-jelas saat ini kamu terlihat pucat, saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kepadamu, kenapa mata kamu sembab dan bahkan kenapa kamu tidak tidur semalaman ?"

"Aku-"

"Sudahlah nanti saja kau jawab pertanyaan saya sekarang tidurlah, saya tidak ingin melihat kau semakin sakit" pinta Asnawi yang dijawab anggukan oleh Amira lalu gadis itu kembali merebahkan dirinya

Ddrrrtttt....Drrrttt....Drrttt...

Asnawi mengambil ponselnya dan layar ponsel itu memapangkan nama 'Mama'

"Halo assalamualaikum iya ada apa ma ?"

"Kemarin Davina mengatakan kalau dia ada pekerjaan di Korea dan sekarang dia sudah sampai mama ingin kamu menjemputnya di bandara"

"Apa ? Davina ? Dia ada di Korea ?"

Deg!

Hati Amira tercelos ketika dia mendengar nama itu sebenarnya dia sudah tahu jika Davina memang akan datang tapi dia hanya tidak menyangka bahwa Davina akan datang secepat ini

Mila yang berada di samping Amira segera memegang tangannya seraya memberinya kekuatan

"Tapi sepertinya Asnawi tidak bisa menjemputnya karena teman Asnawi sakit saat ini"

"Oh jadi kamu sudah berani menentang perintah mama ?"

"Ma bukan begitu tapi-" perkataan Asnawi seketika saja terhenti ketika Amira memegang bahunya gadis itu seraya mengatakan kalau dia juga memang harus pergi menjemput Davina

"Baiklah sekarang Asnawi akan ke Bandara"

Tut!

Asnawi mematikan sambungan teleponnya "kenapa kau ingin saya menjemputnya ? Kalau saya pergi lalu siapa yang akan merawatmu huh ?" Amira tersenyum dan memegang tangan Mila "ada sahabatku disini jadi kau tenang saja"

"Ckk..lagian kenapa sih si Davina itu harus datang ? Ada-ada saja!" Tukas Asnawi "sudah sana cepat jemput dia jangan sampai dia menunggu lama" Asnawi kembali berdecak sebenarnya dia tidak ingin meninggalkan Amira dalam kondisi seperti ini

"Yasudah saya pamit ya setelah mengantar dia ke tempat tujuannya saya pasti akan datang lagi" Amira mengangguk lalu Asnawi pergi dari sana

"Mir.."

"Aku baik-baik saja Mil, ini adalah langkah pertamaku untuk mendekatkan mereka" ucap Amira

                                  ***

Asnawi mengedarkan pandangannya ke segala penjuru dia mencari gadis yang sudah membuatnya terpaksa meninggalkan Amira yang saat ini sedang sakit

Asnawi menekan nomor telepon gadis itu lalu dia mengarahkan ponsel itu ke telinganya

"Kau dimana ?"

"Aku dapat melihatmu, hey!"

Asnawi melihat ke arah samping kanannya dan dia melihat gadis yang dia tengah cari disana

Gadis itu seketika saja berlari dan memeluk Asnawi dengan sangat erat hal itu tentu saja membuat Asnawi merasa risih

"Sudah jangan berlebihan" ucapnya "ih kita kan sudah lama ngga ketemu aku kangen tahu sama kamu, apa kamu juga ngga kangen sama aku ?" Asnawi menggeleng cepat "ngga" gadis itu mencubit pinggang Asnawi "dasar masih aja jahil"

"Yasudah nona Davina Veronica Hariadi kau sudah datang dan saya akan mengantarmu ke apartemenmu" Davina memegang lengan Asnawi dan mengangguk "baiklah ayo" mereka berdua pergi dari sana

                                  ***

See you di next part

ASMARA SANG KAPTEN GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang