BAB 20 ( MENGIKUTI SADDIL )

258 18 0
                                    

"Kenapa kau menatap saya dengan tatapan seperti itu ? Kau tidak percaya ? Terserah yang penting saya sudah coba jelaskan mengenai semua kebenaran gadis itu"

Asnawi berdecak ketika dia mengingat semua yang di katakan Egy semalam

Sampai saat ini dia masih terjebak dalam kebingungan yang dia buat sendiri, dia ragu apakah memang Egy mengatakan kebenaran ? Atau justru dirinyalah yang sudah benar

"Arrggggghhh" Asnawi mengacak rambutnya frustasi

Pprriittttt..

Pelatih menginstruksikan semua pemain untuk mendekat ke arah lapangan mengingat pertandingan akan segera di lakukan

Asnawi dengan langkah pelan dan cenderung tidak semangat dia melangkah mendekat ke arah lapangan

"Coach mengatakan kalau kalian harus fokus, ingat lawan kali ini bukanlah lawan yang mudah kita kalahkan, lawan kita kali ini sangat kuat" jelas penerjemah dari pelatih

"Oke sebari menunggu kalian boleh minum dulu dan yang harus kalian ingat itu pesan pelatih ketika kita berlatih kemarin" semua pemain mengangguk lalu Asnawi dia mengambil sebotol air dan meminumnya

Tak hanya itu dia juga menghabiskan sisa air mineralnya untuk mengguyur kepalanya yang terasa begitu pening

Entah mengapa akhir-akhir ini gadis itu selalu saja menguasai pikirannya padahal dia sama sekali tidak mengenal gadis itu

"Hei Saddil kemana gadis yang selalu bersamamu itu ? Kenapa dia tidak terlihat hari ini ? Tumben sekali biasanya ketika kita akan bertanding atau bahkan hanya sekedar berlatih dia selalu menjadi orang pertama yang duduk di bangku penonton" ucap Witan sebari menepuk pundak Saddil

Jarak antara Witan, Saddil dan Asnawi memang tidak terlalu jauh karena itulah Asnawi dapat mendengar semua perbincangan mereka dengan baik

"Saya juga tidak tahu kenapa bahkan dia juga tidak bisa di hubungi sampai sekarang, mungkin dia sibuk, setelah pertandingan nanti saya akan mencoba untuk menemui dirinya di toko mungkin disana saya akan mendapat jawabannya" jelas Saddil sebari masih mengikat tali sepatunya

Asnawi menghela nafasnya entahlah rasa bersalah yang dia rasakan semakin menjadi apa memang yang dikatakan gadis itu benar ? Apa dia yang bersalah sebenarnya ?

Kenapa saat ini gadis itu tidak datang ke pertandingan ? Biasanya dia memang selalu menjadi penonton pertama ketika timnas Indonesia akan berlaga atau bahkan hanya berlatih bukan hanya timnas saja tapi gadis itu juga akan menjadi penonton pertama jika dirinya latihan atau bertanding bersama klubnya Ansan Greeners

Apakah dia tidak datang karena dia tersinggung dengan apa yang Asnawi katakan kemarin ? Entahlah dia juga tidak tahu tapi yang pasti ketidak hadiran Amira tak hanya membuat Saddil cemas nyatanya ketidak hadiran Amira juga membuatnya merasa cemas juga

                                 ***

Amira menatap layar komputer yang berada di hadapannya ini, dia tengah melihat perjuangan timnas Indonesia yang saat ini tengah melakoni laga melawan Vietnam

Sebenarnya biasanya dia selalu menonton langsung di stadion tapi kali ini sepertinya kakinya terasa begitu berat untuk melangkah kesana

Dia tahu bahwa mungkin Saddil akan memberinya banyak sekali pertanyaan setelah ini tapi dia juga memiliki alasan untuk tidak pergi kesana bukan ? Tapi tetap saja dia tidak akan mungkin memberitahukan semua kebenaran mengenai apa yang terjadi kepada pria yang memiliki gelar sebagai sahabatnya itu

"Ada apa mba ?" Tanya Susi salah satu karyawan yang bekerja di toko kue itu juga

Amira menoleh lalu dia tersenyum simpul ke arah Susi "tidak papa aku hanya sedang sedikit lelah saja" bohong Amira "kalau begitu mba istirahat saja semua pekerjaan biar aku saja yang tangani" Amira menggeleng

"Tidak, kau kan harus bekerja di dapur jadi biarkan aku saja yang menghandle bagian kasir" Susi mengangguk "yasudah kalau begitu aku ke dapur dulu ya mba, ingat kalau lelah jangan di paksakan mba" Amira tersenyum dan mengangguk lalu Susi pergi dari sana

Amira kembali menatap layar komputer itu dia memang tidak menonton pertandingan secara langsung tapi dia bisa melakukan itu disini, ya dia akan menyaksikan pertandingan itu melalui layar komputer yang berada di hadapannya

Dia tersenyum simpul ketika melihat mata Saddil mengelilingi kursi penonton dia sangat yakin pria itu pasti tengah mencarinya

"Setelah pertandingan dia pasti akan datang kemari dan mengajukan banyak sekali pertanyaan" gumam Amira dari dalam hati

Lalu layar itu menampilkan wajah Asnawi yang saat ini tengah menggiring bola

Hati Amira sedikit tercelos ketika melihat wajah Asnawi pikirannya kembali pada saat dimana pria itu menuduhnya dengan sangat buruk bahkan setelah apa yang dia lakukan

"Aku tahu aku sangat mengidolakan dia tapi itu bukan berarti aku menerima semua perlakuannya karena setiap sabar itu ada batasnya kan ?" Gumam Amira lalu dia menyeka airmatanya yang jatuh begitu saja

                                 ***

Pprriittttt..

Wasit meniup peluit panjangnya dan pertandingan kali ini Indonesia harus menelan kekalahan atas tuan rumah Vietnam

Wajah semua pemain terlihat begitu lesu bahkan beberapa juga ada yang sampai menangis

Wajar saja jika mereka sedih karena pertandingan ini memang sangat penting untuk mereka

Walaupun perbedaan skor nya sangat sedikit tapi tetap saja semua butuh kemenangan bukan

"Mungkin kali ini kita kalah tapi di pertandingan berikutnya kita harus menang, semangat!" Seru kapten tim yang tak lain adalah Fachrudin

Setelah beristirahat sejenak di pinggir lapangan semua pemain langsung di arahkan menuju hotel kembali untuk benar-benar beristirahat

Ketika sudah sampai di hotel Asnawi dia segera membersihkan dirinya dan dia juga sudah terlihat sangat rapih berbeda sekali dengan rekan satu kamarnya Egy yang hanya mengenakan sebuah kaos dan celana pendek

"Kau sudah sangat rapih memangnya kau mau kemana ?" Tanya Egy sebari mengambil sebuah camilan dan duduk di kursi yang berada tepat di belakang Asnawi "ada urusan"

"Urusan ? Urusan apa ?"

"Kenapa kau banyak bertanya sekali ? Sudahlah saya buru-buru, kunci cadangan saya bawa" Egy hanya menghela nafasnya dan mengangguk lalu Asnawi pergi dari sana

Asnawi perlahan melangkah keluar dari kamar dia melihat Saddil juga keluar dari kamar secara bersamaan ketika Saddil hendak menoleh ke arahnya dia dengan sigap bersembunyi di balik tembok

Setelah memastikan Saddil tidak melihatnya dia kembali mengikuti pria itu dari belakang secara diam-diam

Dia melakukan itu karena dia tahu bahwa Saddil akan pergi ke toko Amira, dia hanya ingin tahu dimana toko gadis itu dan sekalian minta maaf mungkin

Karena jika dia tidak meminta maaf maka rasa bersalah akan terus saja terngiang dalam benaknya, bukan hanya mengganggu konsentrasinya saat bermain bahkan waktu istirahatnya juga terganggu

Asnawi menghentikan langkahnya dan dia bersembunyi di balik pohon ketika dia melihat Saddil memasuki sebuah toko kue

Dia segera memakai jaket yang lengkap dengan topi juga masker lalu dia masuk ke dalam toko kue itu

Apa yang dia duga memang benar Saddil saat ini tengah berbincang dengan gadis itu tapi sayangnya dia tidak tahu apa yang mereka bicarakan karena saat ini posisi mereka berada di ruang kasir sementara dirinya duduk di bangku customer yang jaraknya sangat jauh dari Saddil dan juga Amira

Dia hanya bisa mengamati gerak-gerik kedua orang itu dari jauh mau bagaimana lagi ? Dia tidak mungkin kan langsung ikut bergabung bersama kedua orang itu

                                 ***

See you di next part

ASMARA SANG KAPTEN GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang