Ddrrrttt... Drrrttt... Drrttt....
Amira menutup telinganya dengan bantal ketika mendengar suara bising yang bersumber dari ponselnya itu
Ddrrrttt... Drrrttt... Drrttt....
Tapi suara itu belum juga berhenti untuk mengganggu tidurnya, Amira menghela nafasnya lalu dengan setengah sadar dia mengambil ponsel itu
"Halo assalamualaikum, kamu siapa ? Kenapa sih ngga membiarkan aku beristirahat di hari libur ?" Ucap Amira sebari masih memejamkan matanya dan tanpa melihat siapa yang menelfonnya saat itu
"Oh jadi mau istirahat ? Bagaimana dengan janji yang di buat kemarin ya ? Lupa ?"
Deg!
Mata Amira seketika saja terbelak ketika dia mendengar suara berat yang sudah tidak asing lagi dia dengar
Amira menatap layar ponselnya "e-Asnawi ? Sorry sorry aku beneran lupa"
"Lima menit saya tunggu di depan rumah kamu"
"Apa ? Lima menit ? Tapi-"
Tut!
Belum sempat Amira protes Asnawi justru pria itu sudah menutup sambungan teleponnya
Amira menghela nafasnya lalu dia membuka sedikit gorden yang menutupi jendela kamarnya
Dia melihat Asnawi sudah berada di depan rumahnya dan sialnya ketika dia tengah melihat ke arah pria itu Asnawi juga melihatnya dan tentu saja pria itu langsung menunjuk ke arah jam yang melingkar di tangannya
Amira tersenyum lalu dia segera bersiap, hari ini dia dan Asnawi memang memiliki janji untuk berolahraga bersama tapi dia tidak menyangka kalau Asnawi dia akan datang secepat dan sepagi ini
***
Asnawi melihat ke sekelilingnya tempat tinggal Amira terlihat sangat nyaman lihat saja bahkan di depan rumahnya dia menaruh banyak sekali tanaman sehingga membuat udara terasa lebih sejuk
Cklek..
Asnawi langsung menoleh ke arah pintu ketika dia mendengar pintu rumah yang di buka
"Kau terlambat nona" ucap Asnawi sebari menunjuk ke arah jam yang melingkar di tangannya "ya aku tahu tapi aku hanya terlambat satu menit saja kok"
"Satu menit ataupun satu detik sama aja terlambat kan ?" Amira menghela nafasnya lalu dia segera menggandeng tangan Asnawi "makanya jangan terlalu banyak bicara ayo cepat berangkat" ucapnya sebari sedikit menarik tangan Asnawi
Asnawi melihat tangan Amira yang melingkar di lengannya hal itu di sadari juga oleh Amira dan membuat gadis itu refleks melepaskan tangannya dari lengan Asnawi "maaf tadi aku-"
"Ayo!" Baru saja Amira melepaskan tangannya dari lengan Asnawi tapi lihatlah sekarang pria itu malah kembali menggandeng tangannya dan menariknya sebari berlari bahkan
Beberapa menit setelah terus saja berlari dari rumah Amira gadis itu merasa sudah sangat lelah dia menyampirkan tangannya di pinggang dan memilih untuk berhenti berlari sejenak
"Hei kenapa kau malah berhenti ? Ayo cepat tempat tujuan kita masih jauh dari sini" ucap Asnawi sebari melihat ke arah Amira "huft.. tapi aku capek, begini saja deh kau duluan saja sana nanti kalau sudah sampai sana kau tinggal share lokasi saja aku akan segera menyusul nanti" Asnawi berdecak dan dia memilih untuk menghampiri Amira yang jaraknya memang tak cukup jauh darinya
"Kalau begitu tadi kita tidak usah berolahraga saja, ayo cepat lari lagi saya bantu" Asnawi mengulurkan tangannya ke arah Amira tapi gadis itu sama sekali tidak tertarik untuk menyambutnya "ayo jangan lemah" ucap Asnawi lagi
"Ckk... Ayo!" Kali ini Asnawi kembali menarik tangan Amira sebari berlari hal itu tentu saja membuat Amira mau tak mau juga berlari
***
Brrukk..
Amira tak bisa menahan rasa lelahnya lagi kakinya terasa sudah sangat lemas sampai dia terjatuh
"Awhh.." rintihnya
"Amira kau tidak papa ? Kenapa bisa sampai jatuh ? Apa saya menarik kamu terlalu kasar ?" Tanya Asnawi "kau pikir saja lah sendiri! Aku sudah bilang aku capek tapi masih aja maksa! Sekarang kalau kau masih mau berlari lari saja sendiri!" Amira segera bangkit lalu dia meninggalkan Asnawi
Asnawi terkekeh Amira terlihat begitu lucu ketika dia marah seperti tadi "hei tunggu kau marah ? Sudahlah kita juga sudah sampai di tempat tujuan kita, taman ini adalah tempat yang cocok untuk berolahraga" Amira mengabaikan perkataan Asnawi dia memilih untuk duduk di pinggir lapangan taman itu
Asnawi tentu saja langsung menghampirinya "ya baiklah maafkan saya jika memang saya menarik kamu terlalu kasar tapi sungguh saya tidak berniat untuk membuat kamu jatuh saya hanya ingin kamu berolahraga agar kamu sehat itu saja" jelas Asnawi
Amira menghela nafasnya "kau hanya minta maaf saja ? Apa kau tidak lihat aku capek ? Lihat keringatku juga sudah banyak, matahari juga perlahan sudah naik, apa kau tidak berpikir untuk membelikan ku air ?" Asnawi terkekeh "oh jadi kau haus ? Baiklah air mineral akan datang dalam waktu kurang dari tiga menit" lalu pria itu segera mencari air untuk Amira
***
"Kalau kau sudah memegang bola maka sebisa mungkin jangan pernah lepaskan karena mungkin saja kamu tidak akan pernah mendapatkan kesempatan kedua untuk kembali merebut bola itu" jelas Asnawi sebari memberikan si kulit bundar itu kepada Amira
Amira selain menyukai pertandingan sepak bola sebenarnya dia juga sangat menyukai olahraga itu bahkan pada saat dia masih duduk di bangku sekolah dia sering sekali mewakili sekolahnya untuk menjadi salah satu anggota tim andalan sepak bola wanita
"Aku tahu karena itulah ayo coba rebut bolanya dariku" Asnawi tersenyum simpul "kau menantang saya hm ? Baiklah akan saya tunjukan kemampuan terbaik saya"
Amira segera menggiring bola itu dan tentu saja Asnawi berusaha merebutnya namun Amira perempuan itu terlihat begitu lihai memainkan bola yang berada di kakinya
Asnawi tanpa sengaja menghalangi kakinya seraya ingin merebut bola itu hal itu tentu saja membuat keseimbangan Amira tidak stabil dan hampir membuat dirinya terjatuh
Namun sebelum tubuh perempuan itu menyentuh tanah Asnawi dengan sigap menarik tubuhnya ke dalam dekapan eratnya
Amira tentu saja memejamkan matanya seraya untuk bersiap jika memang dia akan terjatuh namun dia merasakan ada tangan kekar yang melingkar di pinggangnya
Perlahan dia membuka matanya dan mereka berdua saling menatap satu sama lain, ada rasa nyaman yang sama-sama mereka rasakan saat ini
"Seandainya saja aku bisa menghentikan waktu, aku ingin menghentikannya saat ini juga, Tuhan apakah semua ini benar-benar nyata ? Atau aku hanya bermimpi saja ? Kalau memang ini hanyalah sebuah mimpi maka jangan bangunkan aku dari mimpi ini Tuhan, baru kali ini aku benar-benar melihat wajah idolaku dari jarak sedekat ini and he's so perfect" gumam Amira dari dalam hati sebari sesekali tersenyum
"Saya tidak tahu perasaan apa yang muncul ini tapi sungguh jika dia sampai terjatuh dan terluka tadi maka saya tidak akan memaafkan diri saya, entahlah tapi saya merasa saya harus selalu bersamanya untuk melindunginya, bagaimana mungkin hal ini terjadi Tuhan ? Bagaimana bisa saya begitu menginginkan bersama gadis yang pernah membuat saya risih ini ? Harus saya akui bahwa saat ini saya benar-benar merasa nyaman" gumam Asnawi dari dalam hati
"Khem ternyata kalian disini, aku mencarimu kemana-mana Amira ternyata kau disini ?" Ucap suara berat yang berhasil menyadarkan mereka dari alam pikiran mereka masing-masing
"S-Saddil ?" Ucap Amira lalu dia dan Asnawi refleks saling menatap sebelum akhirnya pandangan mereka kembali ke arah Saddil yang tiba-tiba saja datang menghampiri mereka berdua
***
Next part please
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA SANG KAPTEN GARUDA
Fiksi PenggemarAmira adalah seorang gadis yang sangat menyukai salah satu pemain timnas Indonesia yakni Asnawi.. Pria itu sangat sempurna di mata Amira tak heran jika dia sangat memperjuangkan untuk bisa bertemu dan bertegur sapa dengan idolanya itu.. Ketika Asnaw...