BAB 19 ( KECEWA )

251 17 0
                                    

"Sudah cukup! Jangan buat saya semakin kesal dengan terus mengikuti saya! Saya sudah menahan emosi saya sedari tadi karena itulah ketika kamu mendekat ke arah saya maka saya menghindar tapi apa yang kamu lakukan ? Kamu kembali mengejar saya dan menghampiri saya! Sudah cukup! Jangan kira hanya karena kamu selalu memberikan saya makanan maka saya akan berbaik hati kepadamu! Saya tahu dengan baik kamu gadis seperti apa! Kamu bahkan jauh lebih buruk dari seorang pembunuh!"

"Sudah cukup! Saya bilang cukup! Dengarkan baik-baik saya bukanlah pria lugu seperti Saddil yang bisa kau manfaatkan ? Kau pikir apa saya tidak tahu apa yang kau inginkan itu dengan mencoba mendekati kami pemain timnas ? Saya tahu dengan baik kau menginginkan popularitas karena itulah kau mencoba mendekat kami! Ketika berada di Korea kau datang dan mencoba mendekati saya bahkan kau juga menolong saya ketika beberapa supporter melempari saya dengan kertas dan telur, saya memang bodoh karena saya sempat percaya bahwa apa yang kau lakukan itu semuanya tulus! Nyatanya saya salah! Kamu melakukan semua itu karena kamu menginginkan popularitas saja! Bukan begitu nona ?" Sebulir air mata Amira menetes dan membasahi pipi gadis itu

"Setelah kau di pindahkan ke Vietnam oleh pemilik toko kue mu itu kau memanfaatkan keadaan dimana kebetulan timnas juga bertanding di ajang sea games di negara ini, kau mencoba mendekati hampir semua pemain dengan memberikan kue dan makanan buatanmu itu! Dan si bodoh Saddil itu dia malah mempercayaimu! Begitu percayanya dia sampai kalian terlihat sangat dekat!"

Semua perkataan Asnawi terngiang dalam pikirannya tak hanya itu apa yang Asnawi lakukan juga terngiang dalam benaknya

Sungguh dia tidak bisa membohongi dirinya lagi bahwa dia sangat terluka, tak hanya satu kali saja tapi pria itu menuduhnya dengan tuduhan yang sama dua kali

Satu kali mungkin Amira masih memaklumi tapi untuk yang kedua kali ? Tidak kali ini dia sepertinya enggan untuk bertahan

Amira menatap poster Asnawi yang memang menempel di dinding kamarnya

"Aku tidak tahu kenapa kamu selalu menilaiku dengan salah, aku tidak tahu kenapa setiap niat baik yang aku miliki selalu saja kamu anggap salah, sebenarnya kau punya masalah apa denganku ? Kenapa kau begitu kasar ? Padahal aku hanya ingin dekat dengan idolaku saja, apa itu salah ? Kalau memang salah katakan dimana letak kesalahannya ?" Gumam Amira dalam hati airmatanya seketika saja mengalir

"Ya aku memang yang salah disini, mimpiku untuk bisa bersanding denganmu mungkin terlalu tinggi, aku selalu saja memimpikan impianku itu menjadi kenyataan tanpa memikirkan resiko yang mungkin saja terjadi, kenapa aku sampai lupa bahwa aku hanya orang biasa ? Mungkin jalan satu-satunya adalah aku harus bisa segera melupakan dirimu dan menjauh sejauh mungkin darimu.."

"Aku tidak ingin di hina lagi! Aku tidak ingin di tuduh mencari popularitas lagi! Aku tidak mau di pandang sebagai orang yang buruk padahal niatku baik! Tidak! Aku tidak akan sanggup menerima berbagai macam tuduhan yang kamu lontarkan lagi oleh Asnawi tidak.. aku tidak sanggup, sudah cukup! Hatiku sangat sakit, aku sangat kecewa, aku selalu mendukungmu dan selalu menantikan penampilanmu tapi apa yang aku dapatkan ? Aku hanya mendapatkan rasa sakit saja.. aku tidak bisa!" Gumam Amira dari dalam hati

Ya rasanya memang sangat sakit bukan hanya rasanya yang tidak di hargai bahkan semua niatan baik dari Amira pun sama sekali tidak di anggap oleh Asnawi

Dada Amira terasa begitu sesak bahkan kakinya pun tidak bisa menopang beban tubuhnya lagi

Dia meluruh di samping tempat tidur miliknya, dia menenggelamkan tangisnya ke dalam bantal

                            ***

Asnawi memijat pelipisnya entahlah dia bingung dengan apa yang dia rasakan saat ini, ingatannya selalu terbayang akan kejadian tadi dimana dia kembali menghina dan merendahkan gadis yang selalu mendukungnya

Tapi bukankah tindakannya itu sudah benar ? Gadis itu dia hanya ingin memanfaatkan ketenaran dari para pemain timnas

Apa yang sudah dia lakukan itu memang sudah sangat pantas bahkan gadis itu mungkin lebih pantas mendapat hinaan yang lebih lagi

Tapi kenapa ? Kenapa dia merasa bahwa tatapan gadis itu begitu tulus ? Matanya itu memancarkan kekecewaan yang begitu mendalam seolah dirinya lah yang sudah salah disini

"Ada apa ? Kenapa kau belum tidur juga ? Saya hanya mengingatkan saja kalau besok kita ada pertandingan, harusnya kamu beristirahat" ucap Egy sebari menghampiri Asnawi yang saat itu memang tengah berdiri di depan jendela kamarnya

Egy dan Asnawi memang di tempatkan di kamar yang sama dan Egy baru kali ini melihat wajah Asnawi selusuh itu

"Saya juga tidak tahu, saya tidak papa, kalau kau mau tidur maka duluan saja" sahut Asnawi dia sama sekali tidak menoleh ke arah Egy sedikitpun

Egy tersenyum simpul lalu dia meminum teh hangat yang dia bawa tadi "apa kau menyesal karena sudah merendahkan gadis itu ?"

Pertanyaan yang Egy lontarkan berhasil mengalihkan pandangan Asnawi pria itu kini menoleh ke arah rekan satu kamarnya itu

"Apa maksudmu ?" Egy terkekeh ketika melihat wajah bingung rekannya itu "kau pikir saya tidak tahu tentang kejadian tadi siang ? Ketika kamu dengan teganya menuduh gadis baik hati itu ? Apa sebelum kamu menuduhnya kamu mencari tahu dulu kebenaran tentang dirinya ? Apa kau tahu mengenai kebenaran dirinya ?" Asnawi kembali mengalihkan pandangannya

"Untuk apa saya mencari tahu mengenai dirinya ? Sudah jelas dia itu gadis yang sangat buruk, dia memanfaatkan ketenaran kita hanya untuk mengangkat popularitasnya saja" Egy tersenyum sinis "benarkah ? Kalau memang benar menurutmu untuk apa dia melakukan itu ?"

"Kau juga tahu bahwa dia memiliki bisnis toko kue bukan ? Dia membagi kue itu mungkin karena ingin kita mengiklankan produknya secara gratis lalu produknya pasti viral bukan hanya produk kue nya saja tapi juga mungkin dirinya, apa kau pikir semua media tidak akan menyorot kedekatannya dengan Saddil ? Tentu saja itu tidak mungkin! Lagian kenapa kau harus membelanya ?"

"Saya bukan membelanya, saya disini hanya mengungkapkan kebenaran mengenai gadis itu, dan apa kau siap mendengarnya ?" Asnawi hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Egy "jika kebenarannya itu berbanding terbalik dengan statement yang kamu buat untuk gadis itu bagaimana ?"

"Dengar Asnawi gadis itu dia sama sekali tidak berniat untuk mencari popularitas dengan mendekati kita, dia itu tulus, kau tahu kenapa aku bisa sampai mengatakan hal ini ? Itu karena disaat kita sendiri yang menawarkan untuk mempromosikan produk kue nya secara gratis dia menolak dengan tegas, dia mengatakan bahwa toko kue itu bukan miliknya, dia hanya pekerja disana dan dia juga mengatakan kalau dia membawa kue dan makanan lain itu tulus untuk menyemangati kita" jelas Egy

"Dan apa kau tahu ? Beberapa saat yang lalu salah satu media memang menyorot kedekatan dia dan Saddil tapi dia dengan tegas menyatakan bahwa dia keberatan jika berita kedekatannya dengan Saddil sampai di angkat! Dia sendiri yang berhasil menahan berita itu sampai tidak menyebar, kau tahu ? Jika dia memang memiliki niat untuk mencari popularitas maka dia tidak akan menghalangi media itu untuk menyoroti dirinya dan juga Saddil" tambah Egy kali ini Asnawi melihatnya dengan tatapan serius

"Kenapa kau menatap saya dengan tatapan seperti itu ? Kau tidak percaya ? Terserah yang penting saya sudah coba jelaskan mengenai semua kebenaran gadis itu" jelas Egy dia memilih untuk pergi dan membiarkan Asnawi sendiri

                               ***

See you di next part

ASMARA SANG KAPTEN GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang