'Bandung, adalah tempat baru ku. Kehidupan baru ku dimulai disini. Dikota ini, dan aku berharap aku bisa menebus semua kesalahan ku dimasa lalu yang membuat sahabat ku pergi meninggal kan ku juga yang lain untuk selama nya.
Walaupun bukan aku yang mendorong nya, tapi aku akui ini semua salah ku. Aku yang terlalu lemah sampai sampai sahabat ku mengorbankan diri nya hanya demi menyelamatkan ku. Mengorbankan nyawa nya, lebih tepatnya.
Mungkin memang meninggalkan Jakarta juga semua kenangan yang ada di sana adalah salah satu cara ku untuk menebus semua kesalahanku, apalagi menjauh dari mereka.
Diselimuti rasa penyesalan yang mendalam, aku berharap aku bisa berubah bahkan aku bisa membela teman teman baru ku nanti, dan semoga aku bisa memulai dan membawa hasil yang baik'
Wulan --- gadis bergigi ginsul itu tersenyum tipis saat membaca ulang diary yang ia tulis.
Mata nya menatap kearah jendela yang tengah dipenuhi rintik rintik hujan, karena memang pagi ini Bandung tengah hujan.
Tok tok tok
Suara seseorang mengetuk pintu membuat gadis bergigi ginsul itu menolehkan kepalanya, menatap kearah pintu sejenak sebelum akhirnya beranjak dari duduknya dan membuka pintu kamar nya.
"Kenapa Ma ?"
"Ayo sarapan, hari ini hari pertama kamu sekolah jangan sampai telat"
"Iya ma, kalau gitu Wulan ambil tas dulu ya. Mama duluan aja keruang makan"
Mama Wulan tersenyum dan mengangguk kan kepalanya pertanda setuju. Wanita paruh baya itu berharap bahwa kini anak gadis nya tidak diselimuti rasa penyesalan karena kepergian Ria.
Memang, Mama Wulan sudah mengetahui semua nya, penyebab kepergian Ria juga akan perubahan sikap anak gadis nya yang menjadi murung membuat nya membawa anak gadis nya itu untuk tinggal di Bandung.
...
"Wulan pergi dulu ya Ma. Assalamualaikum"pamit Wulan sembari mencium punggung tangan Mama nya.
"Wa'alaikumsalam, hati hati ya nak" Wulan tersenyum sembari mengangguk kan kepala nya.
Gadis bergigi ginsul itu berjalan dengan ditemani payung kecil berwarna Pink menuju halte, karena memang kini ia menggunakan transportasi Bis untuk mengantar nya ke sekolah.
Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai ke halte karena memang jarak antara rumah nya dan juga halte cukup dekat.
"Aduh"keluh Wulan saat seseorang tanpa sengaja menyenggol bahu nya saat ia akan naik kedalam bis, bahkan sampai payung yang di genggam nya terjatuh.
"Maaf maaf, aku ga sengaja"sesal nya sembari memungut payung yang terjatuh karena nya.
"Sekali lagi maaf ya"setelah memberikan payung itu ke Wulan, gadis itu langsung masuk kedalam bis.
Sedangkan Wulan mematung saat melihat wajah pelaku, bahkan gadis itu membiarkan rintik rintik hujan membasahi seragam sekolah baru nya.
Tiiiin
Wulan tersentak kaget saat sang supir bis membunyikan klakson.
"Mau naik ga dek ??? Kalau ga saya jalan"
"Eh iya, maaf pak"setelah mengatakan itu, Wulan buru buru naik kedalam Bis berwarna kuning itu.
Memang, Bis itu adalah Bis yang khusus untuk mengantarkan para murid bahkan mahasiswa ke sekolah bahkan kampus yang ada di Bandung.
Bahkan Bis itu gratis, alias tidak dipungut biaya.
Mata Wulan menatap kearah gadis yang tadi tidak sengaja menyenggol nya. Darah nya berdesir hebat bahkan jantung nya seakan akan berhenti berdetak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis 2 (END)
Teen FictionSEKUEL ANTAGONIS DON'T BE DARK READERS !!! DILARANG PLAGIAT !!! Setelah kepergian Ria, semua nya berubah begitupun dengan Indro dan yang lain bahkan Wulan sekalipun. Tidak ada kehangatan dalam persahabatan mereka, yang ada hanya dendam dan juga...