8

3.9K 123 5
                                    

Demi semua pengikut cerita dewasanya Keisha bertaruh kalau saat ini wajahnya sudah pasti terlihat sangat konyol dan bodoh. Keisha memaksakan diri untuk tersenyum saat menimpali obrolan yang dimulai oleh Sofia.

"Oh, jadi kamu baru gabung komunitas?"

"Iya Tante." Aditya mengangguk. "Saya baru gabung sekitar satu minggu."

"Pantesan wajahnya asing. Biasanya sebulan sekali anak-anak komunitas sering main kesini jadi tante hapal siapa-siapa saja anggotanya."

"Nanti saya boleh ikut main disini juga, kan, te?"

"Ya, boleh, dong! Gak ada beda antara anggota baru atau lama. Semua boleh ikut."

"Oh, boleh, ya, tante. Tapi kayaknya anak Tante yang gak ngebolehin." Aditya melirik Keisha yang duduk di seberangnya. Mata perempuan itu melotot ke arahnya.

"Hahahaha boleh, kok." Keisha kembali memaksakan diri untuk tersenyum. Dalam hatinya ia mengutuk Aditya berulang kali.

"Adit ini temennya Eras lho, Sayang. Masa gak dibolehin," ujar Sofia.

"Iya, boleh, Bun. Dia boleh ikutan juga." Keisha geram melihat Aditya yang tersenyum miring ke arahnya.

"Kamu bisa kenal Eras dimana, Dit?"

"Kami udah kenal sejak kecil tante. Ayah kami rekan bisnis. Karena hubungan itulah kami jadi sering bertemu dan ya kami jadi teman dekat," tutur Aditya dengan sopan.

"Berarti kamu seumuran dengan Eras?"

Aditya menggeleng. "Saya seumuran sama Keisha, Tan. Kami juga dulu satu SMP. Iya, kan, Sa?" Ia melirik Keisha yang acuh tak acuh.

"Hm," jawab Keisha.

Sofia mengangguk mendengarkan cerita Aditya. "Dulu waktu SMP, Eras sering kesini. Dia juga sering jemput Keisha untuk pergi bareng ke sekolah. Sekarang udah makin sibuk, dia udah jarang mampir. Padahal tante seneng banget dia kesini. Kalau Eras kesini Keisha yang biasanya murung pasti langsung ceria."

"Bunda gak usah diceritain semuanya." Keisha cemberut, ia menjadi malu. Keisha heran kenapa ibu-ibu selalu menceritakan semua hal tentang anak mereka. Sampai aib anak sendiri pun kadang diceritakan kepada orang lain.

"Eras memang lagi sibuk apply pekerjaan Tante."

"Oalah, pantas aja. Eh, diminum sirupnya, Adit. Jangan diliatin aja." Sofia mengarahkan tangannya pada nampan yang berada di atas meja.

"Iya makasih Tante." Aditya mengambil gelas tersebut dan meminum isinya secara perlahan.

"Kalau gitu Tante ke dapur sebentar ya. Kebetulan Tante lagi masak kue."

Aditya mengangguk. "Silakan Tante."

Selepas Sofia pergi, Keisha melemparkan bantal sofa ke arah Aditya. Sayangnya bantal itu tidak jadi mengenai kepala Aditya sebab lelaki itu lebih cepat menangkapnya.

"Kapan lo pulang?"

Senyum miring Aditya muncul. "Lo ngusir gue?"

"Iya! Kenapa?" tantang Keisha. Ia menghunuskan tatapan tajam ke arah Aditya.

Seharusnya ia tadi pulang dengan ojek online saja, tapi siapa yang menyangka kalau lelaki itu sendiri yang menawarkan diri untuk mengantarnya pulang? Apakah kepalanya habis terbentur sesuatu?

Belum lagi rasa kesal yang masih berkecamuk di dada Keisha sejak mereka di klinik tadi.

"Janji gak nangis." Ucapan Aditya di klinik sebelum kembali ke jalan kembali terngiang di pikirannya. Bukannya sudah jelas lelaki mengejeknya.

Keisha yang sibuk dengan pikirannya sendiri tidak menyadari jika Aditya telah berdiri dari duduknya. Ia berjalan mendekat ke arah Keisha dan mengambil lahan sofa yang kosong di sebelah kiri Keisha.

"Jangan melotot gitu, Sa. Bunda lo lagi di dapur, tuh." Keisha merasakan wajahnya memanas hanya karena Aditya memperhatikannya sedekat ini.

"M-memangnya kenapa? Jauh-jauh lo!" Keisha mendorong Aditya ke samping namun tubuh lelaki itu bersikeras untuk tetap berada di posisinya.

"Gue bisa kasih tau Tante Sofia tentang rahasia lo."

Rahasia? Rahasia apa? Atau jangan-jangan...

"Gak! Gak boleh!" Spontan Keisha menggeleng. "Bunda gak boleh tau kalau gue suka sama Kak Eras!"

Aksi tiba-tiba Keisha yang mendorong tubuhnya membuat Aditya terjungkal ke lantai.

"Aw, gila lo, ya!" Aditya memegangi bokongnya yang sakit menghantam lantai.

"Sorry gue gak sengaja." Keisha membantu Aditya untuk duduk kembali di sofa. "Lo juga, sih, pake ngancem segala. Awas aja kalo lo ember ke bunda gue!"

"Cih, lihat sekarang siapa yang ngancem?" Aditya mendelik.

"Pokoknya awas aja kalo bunda gue tau!" Keisha mengambil tas Aditya. "Mending lo pulang sekarang. Makin jelek mood gue ngeliat muka lo."

Aditya tersenyum miring. "Gue gak janji ya bisa nyimpen rahasia ini sampai kapan."

"Udah, pulang aja lo!"

"Eh, udah mau pulang, Dit?" Sofia kembali dengan sepiring kue.

"Iya Tante. Udah mau malem juga."

"Padahal Tante mau minta kamu cobain kue ini tapi apa boleh buat kalau kamu udah mau pulang."

"Maaf Tante. Mungkin di lain waktu saya kesini lagi."

"Gak usah kesini lagi," bisik Keisha pelan di samping Aditya.

"Tunggu bentar ya. Tante bungkusin aja." Sofia berbalik ke dapur.

"Gak usah repot-repot Tante."

Keisha melirik Aditya. "Jangan lirik-lirik ntar naksir," celetuk Aditya.

"Amit-amit naksir sama lo! Modelan begajulan gitu." Keisha mendengus.

"Lo beda banget ya sama Tante Sofia. Tante Sofia ramah, baik juga. Giliran lo kayak..."

"Kayak apa?"

"... kayak Nenek Lampir!"

"Anj-" Umpatan Keisha langsung tertahan melihat Sofia yang telah kembali.

"Ini buat kamu Adit." Sofia memberikan paper bag berisi kotak makan.

"Wah, makasih Tante. Pasti enak, nih." Senyum Aditya mengembang hingga matanya membentuk bulan sabit.

"Nanti kabarin ya gimana rasanya." Sofia ikut tersenyum.

Sofia dan Keisha mengantar Aditya sampai ke depan rumah.

"Makasih, ya, Adit udah nganter Keisha pulang. Keisha, tuh, punya motor tapi gak bisa bawanya."

Keisha mendengus. Lagi-lagi bundanya over sharing.

"Sayang banget punya motor tapi gak dipake," kata Aditya.

"Makanya tante sering bujuk Keisha buat belajar motor biar gak pesen ojol atau nebeng orang lain terus." Sofia tertawa pelan.

"Saya bisa tante ngajarin Keisha motoran. Kalau orangnya mau."

"Gak Bun, Keisha gak mau." Keisha menolak cepat.

Sofia menyentuk pundak Keisha. "Gak papa Sayang mumpung ada yang ngajarin. Lagian nanti berguna buat ke depannya. Kamu gak susah buat bepergian."

"Gak tau, deh, Bun." Wajah Keisha makin berubah masam melihat Aditya yang tersenyum mengejek ke arahnya

Selamat. Hari ini Aditya sukses membuat mood-nya hancur lebur.

BERSAMBUNG

Main Character [Mature Content]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang