27

2.3K 125 7
                                    

Halo! Maaf ya telat update sebab Sun sakit 🤧 Sekarang baru sempat buka WP, tapi untuk chapter 28 di Karyakarsa nggak bisa update karena belum diketik. Sun nggak bikin draft panjang jadi tiap mau update harus diketik dulu. So, chapter 28 nya belum terbit ☹️🙏🏻

Jangan lupa vote dan komennya ya biar Sun semangattt

Happy reading, guys!

Happy reading, guys!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

..
.

Gaby memicing sebal ke arah Keisha. Dari tadi kepala Keisha celangak-celinguk ke tiap sudut kantin. Ia memastikan tidak ada Aditya di dekatnya. Ia tidak mau bertemu dengan lelaki itu.

Sudah berlalu dua hari sejak Aditya menyatakan perasaanya kepada Keisha di pasar malam, sejak saat itu juga Keisha berusaha menghindari Aditya baik di tempat magang maupun di komunitas.

Kalau pun ia harus bertemu atau berinteraksi dengan Aditya, ia tidak mau berlama-lama. Jantungnya selalu berdetak gila-gilaan saat berada di dekat Aditya.

"Ck! Udah gue bilang dia nggak ada." Gaby berdecak kesal.

"Mana tahu tiba-tiba dia masuk kantin Bi."

"Kan dia udah chat lo kalau dia makan di luar bareng seniornya."

"Tetap aja gue nggak tenang."

Gaby memutar bola matanya malas. "Kalau memang lo nggak suka sama dia ya tinggal tolak aja. Apa susahnya?"

"Bukan kayak gitu Bi..."

"Ya terus kayak gimana? Lo suka sama dia?"

Keisha menggigit bibirnya sejenak sebelum kembali bersuara. "Hmm... Nggak tahu juga."

Spontan kedua tangan Gaby terangkat di depan muka Keisha. Ia geram melihat tingkah Keisha yang menjadi labil. "Gue cekek juga lo Sa!"

"Kok lo jadi marah Bi? Lo nggak ngerti perasaan gue. Gue nggak bisa semudah itu buat jawab pernyataan Aditya."

Gaby menarik napas panjang kemudian mengembuskannya dengan perlahan.

"Oke, gini..." Gaby melipat tangannya di atas meja sembari menatap Keisha dengan serius. "Lo jawab pertanyaan gue."

"Gimana perasaan lo waktu Aditya nembak lo?"

Keisha yang semula menatap Gaby kini mengalihkan pandangannya. Ia mencoba mengingat kejadian malam itu.

"Gue deg-degan banget sampe sesak napas. Rasanya pengen ngilang aja."

"Waktu Rahmat ngasih perhatian ke lo, ngejemput lo tiap selesai komunitas, lo ngerasa deg-degan juga nggak?"

Alis Keisha menaik sebelah. "Kenapa jadi ngomongin Rahmat?"

"Udah jawab aja."

"Enggak." Keisha langsung menjawab. "Gue enggak ngerasain apa-apa."

Main Character [Mature Content]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang